Loading...
Logo TinLit
Read Story - Depaysement (Sudah Terbit / Open PO)
MENU
About Us  

Dirga memastikan Aniara pulang dari rumahnya membawa sekotak kue bolu yang masih utuh. Awalnya sahabatnya itu menolak, tapi begitu Dirga meyakinkannya bahwa Mama telah sengaja membelikan satu kotak hanya untuknya, Aniara menghela napas panjang dan menerima.

 

"Ingat janjimu," katanya sambil mengantar Aniara ke pintu depan. "Besok, jangan ke mana-mana. Kulacak kau pakai GPS. Kalau sampai kau ternyata keluar rumah dan tidak istirahat, kau akan kusekap di sini supaya Mama bisa memberimu makan." 

 

"Itu penculikan, ilegal, dan kau akan masuk penjara," balas Aniara datar. 

 

Dirga menyeringai. "Hanya kalau aku ketahuan."

 

"Jangan lupa juga–" 

 

"Merekam pertemuanku dengan Nova. Ya, aku ingat. Jangan khawatir, kalaupun aku lupa, kamera pengawas pasti merekam semuanya." Dirga menyandarkan tubuh ke ambang pintu. "Pokoknya kau besok santai saja, biar aku yang mengurus semuanya. Sekarang … ada yang mengantarmu pulang, tidak?" 

 

Aniara mengeluarkan ponselnya dari saku dan mengangguk. "Ada, aku sudah pesan ojol. Sebentar lagi sampai." 

 

"Oke, sip kalau begitu."

 

Dirga tetap menemani Aniara di ambang pintu sambil mencerocos tentang pertandingan catur yang ia tonton kemarin malam di TV sampai ojek online yang dipesan sahabatnya datang. 'Mencerocos'. Sebenarnya, lebih cocok disebut 'mengomel'.

 

Setelah Aniara pulang, Dirga meregangkan tubuh ke atas seperti seekor kucing rumah yang mengantuk, lalu mengambil ponselnya dari meja dan masuk ke dalam kamar.

 

Harus diakui, orang yang dipisahkan sendiri oleh Aniara tadi – Nova? Aniara memanggilnya Nova, entah kenapa – bisa terbilang aneh. Ia tidak memakai kata-kata yang kasar maupun bernada memaksa ketika bertanya pada Dirga apakah lukisan itu bisa dijual padanya, tetapi jelas bahwa ia benar-benar menginginkannya. 

 

Dan lagi, kenapa orang itu selalu mengetik pesan dengan ejaan Indonesia lama? Dirga merasa seperti sedang disuruh membaca teks sejarah. 

 

Ia membuka kontak Nova dan mengetik sebuah pesan. 

 

Dirga: Ya, halo, barangnya masih ada. Saya ada waktu besok jika mau bertemu, apa bisa?

 

Sambil menunggu balasan, Dirga merebahkan diri di tempat tidur dan menghembuskan napas panjang. Meskipun dia bilang bahwa ia sekarang percaya dengan teori dunia lain yang diutarakan Aniara, masih ada sedikit skeptisme di dalam hatinya.

 

Ah, tapi apa pentingnya, benar atau tidak? Jelas-jelas ada sesuatu yang mencurigakan di sini, supernatural ataupun bukan, dan Dirga sudah berjanji akan terus terlibat. Dia adalah orang yang logis pada dasarnya, tapi Aniara adalah sebaliknya dan Dirga sudah terbiasa dengan itu sejak ia berumur delapan tahun. 

 

Ia hanya pernah meninggalkan Aniara satu kali ketika ia pindah rumah dan dia tidak berencana menambah jumlah itu sekarang. 

 

Ponselnya berdenting. 

 

novaspareparts.135: besok bisa. di mana lokasinya?

 

Dirga membagikan lokasi

 

Dirga: Datang jam berapa pun bebas. Saya seharian di rumah terus

 

novaspareparts.135 menyukai satu pesan

 

Dirga menutup percakapan dengan Nova dan iseng membuka kontak Aniara, mengirimkan pesan yang berisi satu kata saja padanya: 'Tidur'.

 

Sebuah voice note berisi suara meongan Buron selama lima belas detik dikirim Aniara sebagai balasannya. Dirga nyengir. Ia meletakkan ponsel di atas nakas dan merebahkan diri. 

 

Sekarang … tinggal menunggu besok. 

*

Kamera pengawas? Cek. Nomor Aniara di speed dial? Cek. Kamera kecil untuk diselipkan di saku baju? Cek. Kue dan teh untuk menyambut tamu? Cek.

 

Aniara pasti akan mendengus tertawa mendengar yang terakhir, tapi hei, Dirga dibesarkan dengan tata krama. 

 

"Maksudmu ibuku tidak mengajari anaknya tata krama, begitu?" Aniara di dalam pikirannya berkata. 

 

"Ibumu terlalu sibuk menjagamu supaya tidak jatuh ke selokan gara-gara suka kabur," sahut Dirga dengan kalem. Di dalam pikirannya, Aniara akan marah-marah. Aniara yang asli hanya akan melengos. 

 

Ponselnya berdenting dari dalam saku. 

 

novaspareparts.135: saya sudah sampai di depan rumah

 

novaspareparts.135 mengirimkan foto

 

novaspareparts.135: benar yang inie? 

 

Ah, lagi-lagi gaya mengetik yang aneh itu. Sebelum Nova sempat mengirimkan pesan lagi untuk mengoreksi kesalahannya, Dirga segera mengirimkan konfirmasi, tak lupa mengatakan bahwa ia akan membukakan pintu depan. 

 

Kamera pengawas? Cek. Nomor Aniara di speed dial? Cek. Kamera kecil untuk diselipkan di saku baju? Cek. Kue dan teh untuk menyambut tamu? Cek.

 

Dirga membuka selot yang mengunci pintu depan. Ada bunyi langkah kaki di luar dan siluet seseorang di kaca jendela yang buram. Dirga membuka pintu. 

 

Wajah akrab Aniara balik menatapnya. 

 

Di ujung lidah Dirga sudah nyaris terlontar sebuah omelan karena sahabatnya itu mengabaikan kebutuhannya untuk istirahat, tapi kemudian ia melihat celana jins dan sweater yang dipakai orang itu, serta rambutnya yang dipotong pendek. 

 

Aniara akan lebih memilih tidak makan sebulan daripada memakai celana jins. 

 

"Rama," orang itu mendesis tajam, telah memproses keadaan lebih cepat dari Dirga. Ia berbalik, hendak lari. Dirga bertindak mengikuti insting dan merenggut bagian belakang sweater orang itu. 

 

Dirga mungkin tidak suka berolahraga, tetapi pengalaman bertahun-tahun menjadi penghalang agar Aniara kecil tidak tercebur atau jatuh telah melatih refleksnya dengan baik. Ia harus berterima kasih pada sahabatnya untuk itu. 

 

"Siapa kau?!" Dan lagi…. "Bagaimana kau tahu namaku?!" 

 

Orang itu – Nova??? – tidak menjawab. Ia menggeliat seperti cacing kepanasan dan melepas sweater-nya. Di bawah itu, ia memakai baju kaus polos. Detik setelahnya, Dirga tertinggal menatap kaburnya orang itu dengan sweater tak bertuan di tangan. 

 

"..." 

 

Ia menatap sweater di tangannya. Warnanya merah, dengan bordiran kecil dari benang hitam di bagian lengan. Jahitannya sangat rapi. 

 

Dirga mengangkat sweater itu ke dekat wajah, menyipitkan mata untuk membaca satu kata yang dibordir di sana. 

 

Diya. 

 

... Diya? Apa itu? Sebuah nama? Sebuah organisasi? Merek pakaian? 

 

"Mungkin aku mimpi," ujarnya sambil memejamkan mata dan memijat pelipis. "Mungkin aku terbentur dan gegar otak. Apa-apaan…." 

 

Ia mengeluarkan kamera kecil dari dalam saku dan mengeluarkan kartu memori darinya dengan hati-hati. Ia memasukkan kartu kecil itu ke dalam slot di ponselnya dan menunggu sampai rekamannya terproses sambil menenggak teh panas seperti air putih untuk menenangkan diri. 

 

Mungkin dia berkhayal. Mungkin ia telah tak sengaja menghirup uap cat di kos-kosan Aniara. Mungkin ia terlalu sering memikirkan masalah ini sampai otaknya memproses hal lain dengan kacau. 

 

Tidak mungkin 'kan– 

 

Video rekaman tadi muncul. Ia langsung menekan tombol play.

 

Wajah orang itu muncul di layar ponsel dengan resolusi tinggi. Kerutan samar di antara alisnya. Bentuk matanya. Hidungnya. Semuanya persis Aniara. Namun nyatanya ia bukan Aniara, karena Aniara sedang berada di kamar kosnya, tidur dan bermain dengan Buron. 

 

"Rama," desis kembaran Aniara di video itu. Tidak ada orang yang pernah memanggil Dirga dengan 'Rama' seumur hidupnya. Tapi kenapa nama itu terdengar agak – sedikit, seperti bayang-bayang samar di dasar sungai, tak tergapai dan nyaris tak terlihat – familier. Dari mana ia pernah mendengarnya? Kapan? Siapa? 

 

Apa yang sebenarnya sedang terjadi sekarang?

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
The Triple A (Remake)
4374      1478     5     
Mystery
Tim SMART telah kembali. Dengan misteri dan kasus yang baru. Lebih menantang! Lebih menegangkan! Bersiaplah untuk misteri yang akan menggugah pikiranmu!
Under The Moonlight
2340      1133     2     
Romance
Ini kisah tentang Yul dan Hyori. Dua sahabat yang tak terpisahkan. Dua sahabat yang selalu berbagi mimpi dan tawa. Hingga keduanya tak sadar ‘ada perasaan lain’ yang tumbuh diantara mereka. Hingga keduanya lupa dengan ungkapan ‘there is no real friendship between girl and boy’ Akankah keduanya mampu melewati batas sahabat yang selama ini membelenggu keduanya? Bagaimana bisa aku m...
Call Me if U Dare
5764      1695     2     
Mystery
Delta Rawindra: 1. Gue dituduh mencuri ponsel. 2. Gue gak bisa mengatakan alibi saat kejadian berlangsung karena itu bisa membuat kehidupan SMA gue hancur. 3. Gue harus menemukan pelaku sebenarnya. Anulika Kusumaputri: 1. Gue kehilangan ponsel. 2. Gue tahu siapa si pelaku tapi tidak bisa mengungkapkannya karena kehidupan SMA gue bisa hancur. 3. Gue harus menuduh orang lain. D...
La Nuit
20619      2411     8     
Mystery
La Nuit artinya Malam, yang diambil dari bahasa Prancis. Mengisahkan 3 remaja yang masih duduk di bangku sekolah menengah, mencari bukti yang membuat kakak tiri Ren meninggal dan juga kecelakaan orang tua Gemi. Pelaku tersebut, belum di tangkap, sampai akhirnya salah satu dari mereka menjadi korban.
Daybreak
4405      1837     1     
Romance
Najwa adalah gadis yang menyukai game, khususnya game MOBA 5vs5 yang sedang ramai dimainkan oleh remaja pada umumnya. Melalui game itu, Najwa menemukan kehidupannya, suka dan duka. Dan Najwa mengetahui sebuah kebenaran bahwa selalu ada kebohongan di balik kalimat "Tidak apa-apa" - 2023 VenatorNox
Premium
Titik Kembali
6360      2015     16     
Romance
Demi membantu sebuah keluarga menutupi aib mereka, Bella Sita Hanivia merelakan dirinya menjadi pengantin dari seseorang lelaki yang tidak begitu dikenalnya. Sementara itu, Rama Permana mencoba menerima takdirnya menikahi gadis asing itu. Mereka berjanji akan saling berpisah sampai kekasih dari Rama ditemukan. Akankah mereka berpisah tanpa ada rasa? Apakah sebenarnya alasan Bella rela menghabi...
The Truth They Lied About
172      111     1     
Mystery
When 29-year-old Lila dies in her sleep from a preventable illness, her parents are left reeling. Not just from grief, but from the shocking discovery that they never truly knew her as their daughter. The Truth They Lied About is a profound, emotionally charged novel that uncovers the invisible battles of a young woman named Lila, a beloved daughter, dutiful citizen, and silent sufferer, who ...
Teman Hidup
6987      2514     1     
Romance
Dhisti harus bersaing dengan saudara tirinya, Laras, untuk mendapatkan hati Damian, si pemilik kafe A Latte. Dhisti tahu kesempatannya sangat kecil apalagi Damian sangat mencintai Laras. Dhisti tidak menyerah karena ia selalu bertemu Damian di kafe. Dhisti percaya kalau cinta yang menjadi miliknya tidak akan ke mana. Seiring waktu berjalan, rasa cinta Damian bertambah besar pada Laras walau wan...
Ghea
483      320     1     
Action
Ini tentang Ghea, Ghea dengan segala kerapuhannya, Ghea dengan harapan hidupnya, dengan dendam yang masih berkobar di dalam dadanya. Ghea memantapkan niatnya untuk mencari tahu, siapa saja yang terlibat dalam pembunuhan ibunya. Penyamaran pun di lakukan, sikap dan nama palsu di gunakan, demi keamanan dia dan beserta rekan nya. Saat misi mereka hampir berhasil, siapa sangka musuh lamany...
ALMOND
1162      663     1     
Fan Fiction
"Kamu tahu kenapa aku suka almond?" Anara Azalea menikmati potongan kacang almond ditangannya. "Almond itu bagian penting dalam tubuh kita. Bukan kacang almondnya, tapi bagian di otak kita yang berbentuk mirip almond." lanjut Nara. "itu amygdala, Ra." Ucap Cio. "Aku lebih suka panggilnya Almond." Nara tersenyum. "Biar aku bisa inget kalau Almond adalah rasa yang paling aku suka di dunia." Nara ...