Loading...
Logo TinLit
Read Story - Rekal Rara
MENU
About Us  

"Bagus-bagus, jam berapa ini?"

"11"

"Sini kamu!"

Rekal pun mendekat dengan berani, karena Ia sudah pasrah.

~~~

"Uhuk-uhuk."

Darah segar mengalir deras ke lantai. Dan seorang lelaki tua yang berada di depannya seperti sudah menggila karena tak henti-hentinya memukul perut serta membenturkan kepala manusia lemah yang berada di depannya.

"KAMU ITU PEMBANGKANG! TAPI, KENAPA KAMU MASIH HIDUP? PADAHAL SAYA BERHARAP KALAU KAMU ITU MATI SECEPATNYA!!"

Ya, lelaki tua tersebut adalah Papahnya Rekal. Dan manusia lemah yang di maksud adalah Rekal.

Rekal hanya bisa pasrah saat Papahnya membenturkan kepalanya ke tembok berulang kali. Ia pasrah dan ikhlas jika harus mati sekarang. Rekal tak melawan seperti biasanya karena tenaganya sudah habis.

Bukan itu saja, tetapi kepalanya juga semakin sakit akibat benturan tersebut.

"Uhuk-uhuk." Rekal terus saja batuk akibat tinjuan dari papahnya.

Sampai akhirnya tinjuan papahnya terhenti karena ada Reva yang tiba-tiba membuka kan pintu kamar mandi tersebut.

"STOP, PAH!!" cegah Reva sembari mengeluarkan air mata.

Papah dan Rekal menoleh.

"Kamu ngapain kesini?" tanya papahnya.

"Dek, kamu kenapa kesini? Sana balik ke kamar, sekarang!" ucap Rekal.

Reva menangis, "Aku nggak akan ke kamar sampai papah lepasin bang Rekal."

Papahnya langsung menatap Reva, "Kamu nggak tahu apa-apa. Lebih baik pergi!"

Reva menggeleng.

"Aku biasanya selalu diam saat papah pukul abang kayak orang kesetanan. Tapi sekarang, aku nggak akan tinggal diam. Papah sadar nggak sih? Apa yang papah lakuin sekarang buat bang Rekal sakit."

Rekal terkejut, apa maksud dari ucapan Reva barusan? Atau jangan-jangan...

Reva menatap Rekal dari jarak yang lumayan agak jauh, "Reva tau bang, Reva tahu kalau abang punya penyakit yang kalau nggak di obatin, nggak akan bisa sembuh."

Air mata tersebut turun tak henti-hentinya dari mata Reva.

Flashback on

Reva sedang berjalan seperti biasa dan Dia melewati kamar abangnya. Tanpa sengaja, Ia melihat kamar abangnya yang sedikit terbuka dan sekilas terlihat sangat berantakan.

"Loh? Kamarnya berantakan banget. Aku bersihin aja kali, ya?" ucap Reva.

Dan Reva pun masuk ke dalam kamar Rekal diam-diam. Ia tahu kalau Rekal sedang pergi, jadi Dia pun langsung membereskan kamar Rekal secepat mungkin.

"Ya ampun, ini bajunya juga berserakan dimana-mana. Kenapa sih nggak di taro di keranjang baju kotor aja? Jorok bener nih abang. Gimana kalau nanti abang sama Kak Rara suami istri, terus kak Rara tau kebiasaan jorok nya abang?"

Reva terus menggelengkan kepalanya karena kelakuan abangnya yang sangat jorok.

"Iuhh... sempaknya dimana bae. Ihhh abang jorok banget."

Reva pun dengan sabar membereskannya.

Dan tanpa sengaja saat Reva membereskan meja belajar Rekal, Ia melihat buku berwarna hitam yang sepertinya itu adalah buku diary.

"Loh? Ini buku diary, kan?" ucapnya yang langsung memegang buku tersebut.

Reva hanya melihat covernya saja, Ia tidak mau membuka isinya.

"Ini pasti rahasia negara punya abang," ucap Reva yang terkekeh. "Harusnya simpen ini tuh di laci, bukan di meja, gimana sih?"

Reva pun langsung menaruh buku tersebut ke dalam laci Rekal. Tapi..

"Loh? Ini obat apa?"

Reva langsung mengambil obat tersebut dan memandangnya.

"Hah? Ini punya abang? Emangnya abang sakit apa?"

Dia benar-benar bingung, dan saat Ia menarik lacinya lebih lebar, Ia melihat sebuah kertas. Dan ternyata kertas tersebut adalah surat dokter.

"Wait..

Reva berusaha untuk memahami tulisan dokter tersebut. Dan ternyata..

"ENGGAK. ENGGAK MUNGKIN!!"

Karena penasaran, Reva langsung membuka diary abangnya tanpa izin. Dan dari situlah Ia mengetahui semuanya.

"Ini semua karena papah dan mamah..."

Flashback off

"Dek, diam! Kamu lebih baik pergi ke kamar sekarang!"

"Reva selalu diam, Bang. Sekarang, Reva nggak akan tinggal diam lagi," ucap Reva. "Abang harus sehat."

Papahnya masih diam tak bersuara.

"Pah, bebasin abang. Reva mohon."

Diam. Papahnya masih diam, mungkin masih mencerna kata kata dari Reva barusan.

Reva langsung bersimpuh, dan memegang kaki papahnya untuk memohon agar Rekal dibebaskan.

"Reva mohon, Pah. Reva mohon," ucap Reva yang memohon.

Papah dan Rekal terkejut saat melihat Reva yang memohon seperti itu.

"Sudahlah, sana kalian berdua pergi!" usirnya.

Dan pada akhirnya Rekal dibawa oleh Reva ke kamar Rekal.

Saat sudah didalam kamar, Rekal langsung memarahi adik tirinya ini.

"Kamu apa-apaan, sih?"

Reva langsung menangis sesegukan, "Aku nggak mau abang kenapa-kenapa. Reva tahu kalau abang ada penyakit."

Rekal langsung terdiam.

"Abang kenapa sembunyikan semuanya? Abang bisa sembuh, kan?" tanya Reva.

Lagi-lagi Rekal masih terdiam.

"ABANG JAWAB REVA BANG, REVA MOHON!!" ucap Reva yang sembari menangis sesegukan.

Air mata Reva langsung turun begitu saja dari mata indahnya. Ia sudah tak kuasa menahan tangis. Rasa sakit karena mengetahui abangnya yang mempunyai penyakit itu sangat membuatnya ketakutan.

Hanya abangnya lah yang mengerti dirinya, hanya abangnya lah yang selalu ada untuknya. Jadi, Reva tak sanggup jikalau harus kehilangan abang kesayangannya.

"Kamu mending ke kamar sana! Nggak ada gunanya kamu masih tetap disini."

"Abang.."

Rekal kembali menoleh, "Apa lagi? Abang udah bilang kalau kamu nggak perlu urusin hal ini."

"Abang janji ya jangan tinggalin Reva sama..."

"... Kak Rara."

Rekal langsung menatap Reva kaget, "Dek, tolong kamu keluar dulu dari kamar abang. Abang lagi pengen sendiri."

Reva langsung di dorong oleh Rekal dengan pelan untuk keluar dari kamarnya. Sekarang, Rekal sedang ingin sendiri dan kepalanya benar-benar sakit.

Saat Reva sudah tidak berada di kamar Rekal, sudah saatnya Rekal meminum obatnya. Semakin hari kepalanya semakin sakit tak tertahankan.

Entah mungkin karena efek benturan kepala dari pukulan papahnya.

Rekal langsung duduk dibawah dan bersandar ke kasurnya.

"Tuhan, aku ingin menjemput mama, tapi aku nggak mau pergi dari orang yang aku cintai di dunia."

Diam, Rekal hanya terdiam sambil merenungi nasibnya ke depan akan bagaimana.

"Tuhan, jika aku harus pergi lebih dulu, aku mohon jaga wanita yang sangat aku sayangi di dunia ini."

Saat Rekal sedang merenung, tiba-tiba ada notif di hp nya. Dan ternyata notif tersebut adalah pesan dari Rehan.

Rehanjing

Gue mau ketemu sama lo besok.

Ada sesuatu yg harus gue omongin sama lo dan ini penting!

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Mapel di Musim Gugur
469      334     0     
Short Story
Tidak ada yang berbeda dari musim gugur tahun ini dengan tahun-tahun sebelumnya, kecuali senyuman terindah. Sebuah senyuman yang tidak mampu lagi kuraih.
Lost in Drama
1994      795     4     
Romance
"Drama itu hanya untuk perempuan, ceritanya terlalu manis dan terkesan dibuat-buat." Ujar seorang pemuda yang menatap cuek seorang gadis yang tengah bertolak pinggang di dekatnya itu. Si gadis mendengus. "Kau berkata begitu karena iri pada pemeran utama laki-laki yang lebih daripadamu." "Jangan berkata sembarangan." "Memang benar, kau tidak bisa berb...
Chrisola
1149      660     3     
Romance
Ola dan piala. Sebenarnya sudah tidak asing. Tapi untuk kali ini mungkin akan sedikit berbeda. Piala umum Olimpiade Sains Nasional bidang Matematika. Piala pertama yang diraih sekolah. Sebenarnya dari awal Viola terpilih mewakili SMA Nusa Cendekia, warga sekolah sudah dibuat geger duluan. Pasalnya, ia berhasil menyingkirkan seorang Etma. "Semua karena Papa!" Ola mencuci tangannya lalu membasuh...
My Rival Was Crazy
145      128     0     
Romance
Setelah terlahir kedunia ini, Syakia sudah memiliki musuh yang sangat sulit untuk dikalahkan. Musuh itu entah kenapa selalu mendapatkan nilai yang sangat bagus baik di bidang akademi, seni maupun olahraga, sehingga membuat Syakia bertanya-tanya apakah musuhnya itu seorang monster atau protagonist yang selalu beregresi seperti di novel-novel yang pernah dia baca?. Namun, seiring dengan berjalannya...
Hei, Mr. Cold!
438      346     0     
Romance
"Kau harus menikah denganku karena aku sudah menidurimu!" Dalam semalam dunia Karra berubah! Wanita yang terkenal di dunia bisnis karena kesuksesannya itu tak percaya dengan apa yang dilakukannya dalam semalam. Alexanderrusli Dulton, pimpinan mafia yang terkenal dengan bisnis gelap dan juga beberapa perusahaan ternama itu jelas-jelas menjebaknya! Lelaki yang semalam menerima penolakan ata...
Invisible Girl
1260      649     1     
Fan Fiction
Cerita ini terbagi menjadi 3 part yang saling berkaitan. Selamat Membaca :)
L.o.L : Lab of Love
3195      1148     10     
Fan Fiction
Kim Ji Yeon, seorang mahasiswi semester empat jurusan film dan animasi, disibukan dengan tugas perkuliahan yang tak ada habisnya. Terlebih dengan statusnya sebagai penerima beasiswa, Ji Yeon harus berusaha mempertahankan prestasi akademisnya. Hingga suatu hari, sebuah coretan iseng yang dibuatnya saat jenuh ketika mengerjakan tugas di lab film, menjadi awal dari sebuah kisah baru yang tidak pe...
Lebih dari Cinta Rahwana kepada Sinta
3672      1811     0     
Romance
Pernahkan mendengarkan kisah Ramayana? Jika pernah mendengarnya, cerita ini hampir memiliki kisah yang sama dengan romansa dua sejoli ini. Namun, bukan cerita Rama dan Sinta yang akan diceritakan. Namun keagungan cinta Rahwana kepada Sinta yang akan diulas dalam cerita ini. Betapa agung dan hormatnya Rahwana, raksasa yang merajai Alengka dengan segala kemewahan dan kekuasaannya yang luas. Raksas...
Kulacino
420      279     1     
Romance
[On Going!] Kulacino berasal dari bahasa Italia, yang memiliki arti bekas air di meja akibat gelas dingin atau basah. Aku suka sekali mendengar kata ini. Terasa klasik dan sarat akan sebuah makna. Sebuah makna klasik yang begitu manusiawi. Tentang perasaan yang masih terasa penuh walaupun sebenarnya sudah meluruh. Tentang luka yang mungkin timbul karena bahagia yang berpura-pura, atau bis...
Selepas patah
213      173     1     
True Story
Tentang Gya si gadis introver yang dunianya tiba-tiba berubah menjadi seperti warna pelangi saat sosok cowok tiba-tiba mejadi lebih perhatian padanya. Cowok itu adalah teman sebangkunya yang selalu tidur pada jam pelajaran berlangsung. "Ketika orang lain menggapmu tidak mampu tetapi, kamu harus tetap yakin bahwa dirimu mampu. Jika tidak apa bedanya kamu dengan orang-orang yang mengatakan kamu...