Loading...
Logo TinLit
Read Story - Through This Letter (Sudah Terbit / Open PO)
MENU
About Us  

Masih tersisa tiga cerita, tapi Danu meminta kami untuk beristirahat dulu selama lima belas menit. Acara ini selain menghabiskan waktu, tanpa diduga juga bisa menghabiskan pikiran dan energi. Beberapa dari kami kembali lapar padahal jam masih menunjukkan pukul delapan lewat. Baru berlangsung kurang lebih satu jam dari waktu makan malam. Alhasil aku menyeduh mi instan cup sebagai pengganjal perut.

 

 “Ana yang baik, sekalian buatin doong,” rayu Tito. 

 

 Tidak tanggung-tanggung tiga buah mi instan cup diletakkannya di atas meja.

 

 “Banyak juga ya nitipnya,” cetusku agak menyindir. Tito cengengesan. “Emangnya buat siapa aja?”

 

 “Biasalah. Gue, Aldi sama Randa. Buatin yang enak ya. Tambahin bumbu cinta kalau bisa,” kekeh Tito dimana aku langsung menatap kesal. “Bercanda ih. Thank you, Ana!”

 

Jadi, dua pemain futsal dan satu pemain basket andalan kelas kami sama-sama menyukai mi instan ya?

 

 Usai membuat, aku berniat membawa mi tersebut keluar. Apa ada cara yang bisa mengefisienkan waktu agar tidak perlu membawa satu per satu? Mungkin aku butuh semacam nampan, tapi tidak ada nampan di vila ini. Tim perlengkapan kami juga tidak memasukkan benda itu dalam daftar yang harus dibawa.

 

 “Sini gue bantu.” 

 

 Yogi tiba-tiba saja muncul dengan sebungkus kopi susu di tangannya. Kelihatannya dia ke dapur karena ingin membuat itu.

 

 “Ng, bisa sekalian lo bawain aja ke Dinda, Randa, Aldi, sama Tito? Biar gue yang buatin kopi lo.”

 

 Tidak perlu berpikir lama, Yogi langsung mengangguk setuju. 

 

“Oke. Gue tunggu di depan ya,” katanya tersenyum meninggalkan dapur. “Oya, lo masih kedinginan? Tadinya gue mau pilih jaket yang lebih tebal, tapi jadinya yang itu aja.”

 

 Pikiranku mengambang sejenak. “Oh, ngga kok. Ini udah cukup. Makasih,” jawabku gugup, sedangkan Yogi kembali berjalan.

 

 Akhir-akhir ini ucapan Yogi padaku selalu membuatku kaget dan blank. Saking blank-nya aku sampai lupa jika air termos sudah habis untuk membuat mi tadi. Seharusnya aku tidak perlu memberi tawaran untuk membuatkan, karena itu tandanya aku harus memasak air panas untuk menyeduh kopi. Mau bagaimana lagi? Jika tidak dibuatkan, aku merasa tidak enak dengan Yogi yang sudah mengantar mi instan ke depan.

 

 “Ayo, Ana. Kumpul lagi,” ajak Nina yang baru saja turun dari lantai dua bersama Sisi juga Wine. Syukurlah. Wine sudah kembali bergabung, meski matanya terlihat sembab. 

 

 “Gue lagi masak air panas buat bikin minuman. Tolong bilang Danu ya, Nin. Sepuluh menit lagi gue ke sana.”

 

 Nina mengangguk paham, kemudian mereka bertiga pergi. Aku sangat ingin berada di sana sekarang. Melihat bagaimana reaksi yang lain saat tahu Wine sudah kembali bergabung. Terutama reaksi Kevin, Tere, juga Sonya. Tapi apa daya. Aku harus menunggu air mendidih terlebih dahulu. Kalau kutinggalkan dan aku lupa, bisa menimbulkan bahaya.

 

 Aku memilih menunggu di ruang tamu. Menikmati saat-saat duduk berselonjor kaki di sofa. Namun, yang terjadi malah aku teringat pada rumah. Tidak terasa ini adalah malam ketiga kami menginap di vila dan besok siang kami akan pulang. Rasanya sudah nyaman dan belum ingin pulang. Baik dari dekorasi vila, suasana, ataupun fasilitas yang disediakan benar-benar membuat betah. Kuacungkan dua jempol untuk Aldi yang telah mencari dan memilih vila ini.

 

 “Ah, gue pikir bakal gue doang di sini.”

 

 Sonya mendadak muncul entah dari mana. Membawa gitar dan ikut duduk di sofa bersamaku. Agak canggung berduaan dengannya setelah tadi aku begitu tidak membelanya. Kalau ditinjau ulang, sebenarnya akulah penyebab dari membesarnya masalah ini. Sonya sudah sempat menolak untuk tidak membahas cerita kedua karena bertentangan dengan tema, tapi aku memaksa agar terus dilanjutkan dengan alasan untuk menghargai Wine, penulisnya.

 

 Tapi tenang saja, sepuluh menit akan berlalu cepat.

 

 “Gitar Zaki?” tanyaku basa-basi. Sonya menggelengkan kepala. “Oh, Vino,” jawabku. Aku yang bertanya, kemudian aku yang menjawabnya sendiri. Menjadikanku tampak bodoh. 

 

“Kenapa lo ngga balik ke halaman?” balas Sonya dimana jarinya mulai memetik asal senar gitar.

 

 Aku mengambil bantal sofa dan mendekapnya. “Lagi masak air panas buat bikin kopi,” jawabku dan Sonya langsung menatapku seolah aku baru saja mengucapkan sesuatu yang salah.

 

 “Air panas? Lo ngga tau situasi di luar lagi panas-panasnya? Seharusnya yang lo buat itu berbongkah-bongkah es batu!” serunya dengan seringai yang khas. 

 

 Aku tahu bersedih tidak ada dalam kamus Sonya. Dikhianati oleh Gerry pun dia tetap tegar, walau aku tahu di dalam hatinya dia kesal dan mungkin dendam. Jadi, apa yang baru saja terjadi padanya kupikir tidak ada apa-apanya. Meski anak-anak tahu kesalahan apa yang pernah dia lakukan pada Wine, Sonya pasti bisa melaluinya.

 

 “Lo sendiri kenapa ngga balik ngumpul? Nanti ceritanya keburu dibacain loh,” ujarku bermaksud mengingatkan bahwa kami sudah menunggu cerita miliknya dibacakan dan dia harus hadir di sana juga. 

 

 Sonya fokus pada gitarnya. “Ngga ada lagi cerita yang perlu dibacain dan lo pasti tau alasan kenapa gue di sini,” jelasnya tanpa melihatku. 

 

 Jari-jarinya mulai bermain dengan lihai. Kali ini perlahan demi perlahan membentuk irama. Setelah percaya diri dengan kemampuan bermainnya, Sonya pun mulai bernyanyi. Kudengar setiap liriknya hingga aku tahu lagu apa yang menjadi pilihannya. Lagu yang terdengar lebih menyerap ke hati ketika dinyanyikan dengan ketukan pelan. Lagu yang seakan-akan memang ingin dinyanyikan untuk menggambarkan perasaannya saat ini.

 

Is it too late now to say sorry. Yeah I know that I let you down.

 

Is it too late to say I’m sorry now.

 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Premium
SHADOW
6470      1910     0     
Fantasy
Setelah ditinggalkan kekasihnya, Rena sempat mencoba bunuh diri, tapi aksinya tersebut langsung digagalkan oleh Stevan. Seorang bayangan yang merupakan makhluk misterius. Ia punya misi penting untuk membahagiakan Rena. Satu-satunya misi supaya ia tidak ikut lenyap menjadi debu.
Tanpa Kamu, Aku Bisa Apa?
129      101     0     
Romance
Tidak ada yang pernah tahu bahwa pertemuan Anne dan Izyan hari itu adalah hal yang terbaik bagi kehidupan mereka berdua. Anne tak pernah menyangka bahwa ia akan bersama dengan seorang manager band indie dan merubah kehidupannya yang selalu menyendiri menjadi penuh warna. Sebuah rumah sederhana milik Anne menjadi saksi tangis dan canda mereka untuk merintis 'Karya Tuhan' hingga sukses mendunia. ...
Marry
1641      785     0     
Fantasy
Orang-orang terdekat menghilang, mimpi yang sama datang berulang-ulang, Marry sempat dibuat berlalu lalang mencari kebenaran. Max yang dikenal sebagai badut gratis sekaligus menambatkan hatinya hanya pada Orwell memberi tahu bahwa sudah saatnya Marry mengetahui sesuatu. Sesuatu tentang dirinya sendiri dan Henry.
Premium
Di Bawah Langit yang Sama dengan Jalan yang Berbeda
22626      2000     10     
Romance
Jika Kinara bisa memilih dia tidak ingin memberikan cinta pertamanya pada Bian Jika Bian bisa menghindar dia tidak ingin berpapasan dengan Kinara Jika yang hanya menjadi jika karena semuanya sudah terlambat bagi keduanya Benang merah yang semula tipis kini semakin terlihat nyata Keduanya tidak bisa abai walau tahu ujung dari segalanya adalah fana Perjalanan keduanya untuk menjadi dewasa ti...
The Skylarked Fate
7446      2159     0     
Fantasy
Gilbert tidak pernah menerima takdir yang diberikan Eros padanya. Bagaimanapun usaha Patricia, Gilbert tidak pernah bisa membalas perasaannya. Seperti itu terus pada reinkarnasi ketujuh. Namun, sebuah fakta meluluhlantakkan perasaan Gilbert. Pada akhirnya, ia diberi kesempatan baru untuk berusaha memperbaiki hubungannya dengan Patricia.
Nyanyian Burung di Ufuk Senja
4146      1422     0     
Romance
Perceraian orangtua Salma membuatnya memiliki kebimbangan dalam menentukan suami masa depannya. Ada tiga pria yang menghiasi kehidupannya. Bram, teman Salma dari semenjak SMA. Dia sudah mengejar-ngejar Salma bahkan sampai menyatakan perasaannya. Namun Salma merasa dirinya dan Bram berada di dunia yang berbeda. Pria kedua adalah Bagas. Salma bertemu Bagas di komunitas Pencinta Literasi di kampu...
Depaysement (Sudah Terbit / Open PO)
4193      1675     2     
Mystery
Aniara Indramayu adalah pemuda biasa; baru lulus kuliah dan sibuk dengan pekerjaan sebagai ilustrator 'freelance' yang pendapatannya tidak stabil. Jalan hidupnya terjungkir balik ketika sahabatnya mengajaknya pergi ke sebuah pameran lukisan. Entah kenapa, setelah melihat salah satu lukisan yang dipamerkan, pikiran Aniara dirundung adegan-adegan misterius yang tidak berasal dari memorinya. Tid...
One-Week Lover
1975      983     0     
Romance
Walter Hoffman, mahasiswa yang kebosanan saat liburan kuliahnya, mendapati dirinya mengasuh seorang gadis yang entah dari mana saja muncul dan menduduki dirinya. Yang ia tak tahu, adalah fakta bahwa gadis itu bukan manusia, melainkan iblis yang terlempar dari dunia lain setelah bertarung sengit melawan pahlawan dunia lain. Morrigan, gadis bertinggi badan anak SD dengan gigi taring yang lucu, meng...
Acropolis Athens
5705      2087     5     
Romance
Adelar Devano Harchie Kepribadian berubah setelah Ia mengetahui alasan mendiang Ibunya meninggal. Menjadi Prefeksionis untuk mengendalikan traumanya. Disisi lain, Aram Mahasiswi pindahan dari Melbourne yang lamban laun terkoneksi dengan Adelar. Banyak alasan untuk tidak bersama Aram, namun Adelar terus mencoba hingga keduanya dihadapkan dengan kenyataan yang ada.
Prakerin
8167      2147     14     
Romance
Siapa sih yang nggak kesel kalo gebetan yang udah nempel kaya ketombe —kayanya Anja lupa kalo ketombe bisa aja rontok— dan udah yakin seratus persen sebentar lagi jadi pacar, malah jadian sama orang lain? Kesel kan? Kesel lah! Nah, hal miris inilah yang terjadi sama Anja, si rajin —telat dan bolos— yang nggak mau berangkat prakerin. Alasannya klise, karena takut dapet pembimbing ya...