“Cinta itu berasal dari hati dan jika kita ingin terus bersamanya maka sambunglah cinta tersebut dengan kekuatan do’a, karena Ketika Allah menaruh cinta atas dasar keridhoannya, insyaAllah cinta tersebut akan abadi sekalipun maut memisahkan.”
_Muhammad Azmir Hakim_
***
Selama perjalanan menuju stasiun Haniah terbakar api cemburu karena melihat tangan gus Azmir yang menggenggan tangan Rara terus menerus. Begitu cintanya gus Azmir terhadap Rara meskipun dalam kondisi kejiwaan Rara yang tidak stabil. Orang luar yang melihat nya pasti akan berpikir hanya orang yang buta akan cinta yang bisa mencintai gadis gila.
Namun hal itu tidak berlaku untuk gus Azmir, karena sejak awal gus Azmir menikahi Rara atas dasar kecintaan nya kepada rabb nya bukan sebatas kasihan, ataupun nafsu belakang saja. Terbukti sampai saat ini gus Azmir begitu menjaga kehormatan Rara, gus Azmir selalu menjaga aurat istri nya bahkan memperlakukan nya layaknya ratu dalam hidup nya.
Gus Azmir tidak mempermasalahkan bagaimana pun kondisi Rara yang gus Azmir Yakini adalah segala sesuatu yang Allah ujikan pasti suatu saat ada kebrkahan dari ujian yang di berikan. Allah SWT yang membuat sakit maka Allah pula yang akan memebrikan Kesehatan.
Tak hentinya gus Azmir terus meminta dalam sujudnya untuk kesembuhan istrinya, do’a nya begitu tulus sampai setiap sujudnya menitihkan air mata untuk mendo’akan istri nya.
Beberapa saat kemudian mereka sudah sampai di stasiun, Haniah segera turun dari mobil dan berpamitan kepada keduan. Setelah melihat Haniah masuk ke dalam stasiun mobil gus Azmir segera menuju ke bandara untuk melanjutkan pergi menuju Yogyakarta.
Dari kejauhan Haniah masih menatap kea rah mobil gus Azmir yang sudah tak terlihat lagi dari padangan nya. “Bagaimana pun cara nya gus Azmir harus menjadi suamiku, aku tidak peduli sekali pun aku memakai cara kotor.”
“Gus Azmir adalah cintaku, duniaku, dan segala nya bagiku tak akan aku biarkan ada wanita lain yang bersama nya kecuali aku. Sudah cukup 1 bulan kamu telah Bersama dengan gus Azmir, stelah ini bersiaplah karena aku akan mengahancurkan hatimu Rara.” Sambung Haniah dalam hati nya.
Hanah memang gadis yang terkenal baik namun hatinya tetap saja tidak bisa menerima jika laki-laki yang ia cintai harus menjadi milik orang lain. Banyak hal yang membuat rasa cinta seseorang bisa mengubahnya menjadi jahat, cinta adalah penyakit bagi hati yang tidak bisa mengendalikan nya dengan baik.
***
Yogyakarta.
Hari-hari Rara terasa semakin berwarna tatkala Bersama gus Azmir, terhitung sudah 5 hari mereka berada di jogja. Semakin hari cinta gus Azmir semkain besar dengan istri nya, gus Azmir tidak tahu apakah istrinya juga merasakan cinta yang sama?
Malam ini gus Azmir mengajak Rara naik becak berkeliling kota jogja, di saat malam hari kota jogja memang begitu indah dengan hiasan berbagai macam hiasan lampu yang menghiasi sepanjang jalan.
Rara menyenderkan kepala nya di Pundak gus Azmir, sedangkan tangan nya di genggam oleh gus Azmir selama di jogja tangan gus Azmir hampir tak pernah lepas dari tangan istri nya.
“Bang Az, merasakan hal yang sama dengan Rara nggak?”
“Maksudnya gimana sayang?!”
“Kenapa Rara setiap hari semakin nyaman dan tenang berada di samping bang Az.” Celetuk Rara dengan wajah polos nya.
“Allah telah menghadirkan ketenangan dalam hati kamu sayang, satu lagi karena bang Az adalah suami kamu.”
“Apa kaya abah dan umi? Itu yang di namakan suami?!” Sauth Rara seperti orang yang bodoh.
“Iya, sampai kapan pun kami milik bang Az sebaliknya juga bang Az milik Rara, bidadari surga bang Az.”
Pipi Rara mengembang tersenyum kearah gus Azmir, “Jadi, orang lain gak bisa milikin bang Az lagi selain Rara?!”
“Iya sayang, karena bang Az juga gak akan meninggalkan kamu.” Sauth gus Azmir sambil mengusap lembut kepala Rara.
“Termasuk Perempuan itu.”
“Siapa yang kamu maksud sayang?”
“Perempuan itu bang Az.”
“Siapa nama nya?” Tanya gus Azmir sambill menautkan alisnya.
Rara mendongak menatap kearah wajah gus Azmir, “Haniah.”
“Ada masalah dengan Haniah?!”
Rara menggelengkan kepala nya pelan kemudian mengangguk ia juga bingung harus apa karena hatinya merasa Haniah akan mengambil gus Azmir dari hidupnya.
“Gimana sayang? Bang Az jadi bingung kalau kamu mengangguk sambil menggeleng.”
“Dia… Emmm, Rara gak tahu tapi hati Rara takut.”
“Ada Allah dalam hati Rara, kenapa harus takut dengan manusia.”
“Bu-kan tapi hati Rara mengatakan aka nada hal besar yang terjadi.”
“Perasaan kamu aja sayang.”
“Rara gak bohong, bang Az jangan tinggalin Rara.”
“Bang Az selalu ada di dekat kamu, dalam hati kamu, mana mungkin bang Az pergi karena separuh nafas bang Az adalah kamu.”
“Heheheh…” Sauth Rara sambil menampakkan gigi putih nya.
“Ya Allah jagalah kebahagiaan istri hamba, jangan biarkan kesedihan dan air mat menghiasi wajah cantiknya.” Batin gus Azmir sambil mencium kepala Rara.
Malam ini adalah malam terakhir mereka berada di jogja, besok pagi mereka akan terbang ke Jakarta lagi. Jadi gus Azmir mengajak Rara menghabiskan waktu berkeliling kota jogja.
Pukul 10.00 WIB.
Gus Azmir dan Rara sudah berada di bandara, mereka berdua segera masuk ke dalam pesawat. Hati Rara begitu berat meninggalkan kota Yogyakarta, hatinya begitu takut jika harus Kembali ke Jakarta sekarang.
“Sayang kenapa ceberut hmm?!”
“Rara gak mau pulang.” Cicit Rara pelan.
“Maaf sayang, lain kali kitab isa berlibur lagi kesini tapi saat ini pesantren tidak ada yang menjaga karena abah, umi, mbk Maira dan suaminya sedang pergi menghadiri acara pernikahan adik mbk Maira di jawa Tengah.”
“Jangan ke pesantren dulu, susulin aja ke jawa Tengah.”
“Lalu pesantren siapa yang menjaga?”
“Emmm…” Sauth Rara sambil menggelengkan kepala nya pelan.
“Bang Az janji bulan depan kita pergi lagi.”
“Janji?”
Gus Azmir mengangguk pelan, “Bang Az janji.”
Rara menerima juluran jari kelingking gus Azmir sambil mengangguk pelan. Selama perjalanan di dalam pesawat gus Azmir terus berdzikir sedangkan Rara tertidur di samping nya. Gus Azmir memilih menggunakan pesawat agar tidak memakan waktu di perjalanan.
***
Setelah menempuh perjalanan jauh sekitar pukul 1 siang gus Azmir dan Rara sudah tiba di pesantren, mata Rara masih begitu sayup karena semalam tidak bisa tidur memikirkan kecemasan dalam hatinya.
“Rara mandi dulu setelah itu sholat dzuhur.” Ucap gus Azmir sambil membawa koper masuk ke dalam.
“Tapi Rara masih mengantuk, Rara tidur aja.”
“Gak boleh sayang, mandi sebentar biar segar badan nya.”
“Aaaa bang Azzzzzz….” Rengek Rara sambil memeluk suaminya.
Gus Azmir semakin gemas mendengar istrinya yang manja seperti ini, gus Azmir terkekeh sambil mengusap kepala istrinya.
“Dalem sayang nya bang Az.”
“Ishhh Rara ndak mau mandi.”
“Rara kan kesayangan bang Az, jadi boleh ya Rara tidur dulu.” Sambung Rara dengan mata yang penuh harap.
Gus Azmir mencubit pipi Rara yang terlihat menggemaskan sekali di matanya. “Tahu kelemahan bang Az hmm.”
“Heheheh bang Az boleh ya?!”
Gus Azmir tetap menggelengkan kepala nya, “Tetap gak boleh sayang, cantik, manis, harus mandi.”
“Rara ngambek sama bang Az.” Kesal Rara sambil memanyunkan bibirnya.
“Gak boleh sayang, ayo bang Az antar ke kamar mandi setelah ini jama’ah dzuhur.”
Rara terpaksa mengangguk meskipun sangat mengantuk mata nya, keduanya berjalan kea rah kamar nya, namun dari luar ada orang yang berteriak memanggil nama gus Azmir.
“GUS AZMIR KELUAR.”
“GUS AZMIR.”
Deghh…
Kisah yg banyak menguras Air mata😭 tp ending ny begitu menakjubkan pertolongan Allah hadir d'waktu yg tepat. Kebahagiaan pun d'raih oleh Gus Azmir & Rara🥰💗
Comment on chapter Bab 30- Ending