Loading...
Logo TinLit
Read Story - The Hallway at Night
MENU
About Us  

Nyatanya otak manusia tak pernah berhenti bekerja walaupun mereka terlelap. Mimpi yang terjadi bagaikan untaian cerita tanpa akhir selalu menyambut para pemimpinya. 

 

 Setiap malamnya. Dunia mimpi bekerja lebih keras ketimbang manusia itu sendiri. Seolah dunia mimpi sudah siap menyetel kisah-kisah menarik untuk seluruh pemimpi. Tapi selalu ada hal lain yang terjadi di luar nalar bagi beberapa orangnya. Seperti sebuah pertemuan yang tak terduga. 

 

-- 

 

 Joanne menyeret koper besar miliknya, beberapa kali ia kembali ke mobil untuk mengeluarkan koper lainnya. 

 

 Sebuah rumah mewah putih yang terbilang amat mewah berada tepat di depan matanya. Sekembalinya mereka sekeluarga untuk tinggal dan menetap lebih dekat dengan orang tua dari ayahnya. 

 

 Rumah mewah tersebut dibeli dengan harga murah dari seorang pria. Setelah terjual, seluruh keluarga yang dulu menetap langsung pergi dan tidak pernah terlihat lagi. 

 

 Rumah itu dibangun agak jauh dari pemukiman, sekelilingnya hanya terdapat pepohonan tinggi yang menjulang hampir menutupi keseluruhan rumah. Jarang sekali ada orang yang akan salah jalan atau sampai tersesat ke sini. 

 

 “Ayah, ibu, kami pulang!” Ayah Joanne segera mengetuk pintu dengan senyum merekah melekat di wajahnya. 

 

 Dua orang yang sudah lanjut usia muncul dari balik pintu. Joanne membungkuk member salam dengan sopan. Salah satu tangan yang sudah keriput itu meraih bahunya dan menepuknya perlahan. 

 “Selamat datang kembali.” Suara lirih itu membangkitkan kerinduan Joanne. 

 “Terima kasih...” 

 

-- 

 

 Joanne diarahkan ke kamarnya melalui tangga di sebelah kanan. Denah rumah itu sedikit memusingkan. Setelah masuk ke ruang tamu, ada dua tangga yang tidak saling terhubung. Karena itu ruangan sebelah kiri harus naik menggunakan tangga bagian kiri, begitu pula cara kerja ruangan sebelah kanan. 

 

 Di rumah tersebut terdapat 5 ruangan yang dibagi menjadi kamar milik kakek dan neneknya, serta kamar di bagian kiri milik kedua orang tuanya dan dua kamar di sebelah kanan merupakan ruangan milik dirinya beserta adik laki-lakinya. 

 

 Di dalam kamar yang luasnya mencapai 30 meter persegi itu hanya berisikan satu ranjang dengan lemari-lemari tinggi kuno. Koper-koper miliknya hampir memenuhi satu ruangan. 

 

 Joanne mencoba membuka lemari kuni di hadapannya. Kayu-kayu yang masih kuat seolah tak gentar untuk disentuh. Ia mencoba menarik salah satu kenopnya. Alhasil ia tidak menemukan apa-apa selain album bersampul biru yang sudah dipenuhi debu. Selain itu hanya ada tumpukkan debu di bagian lainnya. 

 

 Setelah puas mengecek ke sana-sini, Joanne bergerak lebih dekat ke arah jendela kecil yang langsung menghadap keluar. Dari luar, ia meyakini ada sebuah mobil hitam bermerk luar negeri. Seorang pria berpakaian serba hitam yang menutupi rambutnya dengan topinya tengah bersandar di mobilnya itu sedang memandang langsung ke arahnya. 

 

 Joanne mulai panik, segera ia merentangkan kembali gorden yang menutupi jendelanya sambil mengutuk dirinya sendiri karena tanpa sengaja bertatapan dengan pria tersebut. 

 

 Untuk menghilangkan kecurigaan pria tersebut, Joanne segera menyambar saklar dan mematikan lampu kamarnya. Ia juga langsung membaringkan tubuhnya ke atas ranjang yang empuk. 

 

 Jantungnya berdegup dengan cepat. Perasaan takut dalam pikirannya malah membuat tubuhnya lebih cepat terlelap. 

 

 Ia menarik ke atas selimutnya lalu tanpa sadar sudah terlelap dalam tidur tanpa mengkhawatirkan siapa pria tersebut, kenapa ia melihat langsung ke kamar miliknya. 

 

-- 

 

 Joanne tak percaya dengan apa yang ia lihat sekarang ini. Sebuah lorong panjang yang berisikan pintu-pintu penuh warna di kanan dan kirinya tampak tak berujung. Langit biru dengan banyak gumpalan awan memenuhinya. Lampu-lampu gantung kuno bergerak mengikuti arah angin. Di dalamnya seolah bersemayam bintang yang tinggal hingga menyinari seluruh area. 

 

 Joanne mengangkat tangannya, jari jemarinya bergerak diantara kawasan bebas oksigen. Sesekali ia mengepalkan tangannya seolah bisa meraih gumpalan awan di dekatnya. 

 

 Saat ini, banyak orang berjalan lunglai dengan bahu mereka yang melambai lemas melewati Joanne. Mereka semua bergerak kea rah yang berbeda. Beberapa orang mulai memutar kenop pintu yang tersedia. Pintu yang awalnya tak berwarna mulai memercikkan warna dari bawah. Warna-warna yang saling beradu tersebut hampir memenuhi pintu. 

 

 Joanne terperangah, ia tak yakin apakah pintu itu adalah alat peraga sulap. Yang ia yakini sekarang dirinya sudah hampir gila. 

 

 Untuk sejenak Joanne memandangi orang yang berlalu lalang. Kemudian ia memberanikan dirinya untuk bertanya pada salah seorang dari mereka. Karena tak mengenal siapapun bahkan tak mengetahui nama gadis di depannya, Joanne segera mengulurkan tangannya. 

 

 Hampir saja ia meraih bahu gadis itu sebelum seseorang dengan suara berat mengalihkan perhatiannya. 

 

 “Hentikan! Kau akan membangunkan mereka!” 

 

 Seketika itu Joanne mengedarkan pandangannya dan mendapati seorang pria berambut sewarna gandum keemasan dengan wajah tampan tak bercelah berdiri tak jauh darinya. 

 

 “Cepat, lari!” Pria itu menarik lengan baju Joanne. 

 

 Mereka terus melaju menjauh. 

 

 “Ada apa?” Suara Joanne tak kalah keras. Samar-samar Joanne bisa mendengar suara dua orang lainnya di belakang mereka. Tanpa sadar Joanne menoleh, mendapati dua petugas super gempal yang ikut berlari mengejar mereka. 

 

 “Jangan biarkan para pemimpi itu kabur!” ujar seorang petugas yang mengenakan baju biru dengan celana yang hampir melorot. Ia terus berlari sambil memegangi celananya. 

 

 “Baik, bos!” jawab yang satunya lagi. 

 

 Pria berambut gandum di depannya mendesis kesal, “Sialan! Jangan sampai kita tertangkap!” 

 

 “Ada apa? Kenapa kita lari dari dua orang gempal itu? Dan lagi, ini ada dimana?!” Joanne mengerutkan dahinya. 

 

 “Kalau kau sampai tertangkap, maka tidak akan ada lagi mimpi dalam tidurmu!” 

 

 Joanne mengganga heran, ia rasanya hampir gila. Baru kali ini ia bertemu dengan seorang pria yang mengancamnya dengan ancaman kekanak-kanakkan seperti ini.

 

 

How do you feel about this chapter?

1 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
HURT ANGEL
176      137     0     
True Story
Hanya kisah kecil tentang sebuah pengorbanan dan pengkhianatan, bagaimana sakitnya mempertahankan di tengah gonjang-ganjing perpisahan. Bukan sebuah kisah tentang devinisi cinta itu selalu indah. Melainkan tentang mempertahankan sebuah perjalanan rumah tangga yang dihiasi rahasia.
Warisan Kekasih
1109      725     0     
Romance
Tiga hari sebelum pertunangannya berlangsung, kekasih Aurora memutuskan membatalkan karena tidak bisa mengikuti keyakinan Aurora. Naufal kekasih sahabat Aurora mewariskan kekasihnya kepadanya karena hubungan mereka tidak direstui sebab Naufal bukan seorang Abdinegara atau PNS. Apakah pertunangan Aurora dan Naufal berakhir pada pernikahan atau seperti banyak dicerita fiksi berakhir menjadi pertu...
Meteor Lyrid
572      401     1     
Romance
Hujan turun begitu derasnya malam itu. Dengan sisa debu angkasa malam, orang mungkin merasa takjub melihat indahnya meteor yang menari diatas sana. Terang namun samar karna jaraknya. Tapi bagiku, menemukanmu, seperti mencari meteor dalam konstelasi yang tak nyata.
SOSOK
153      137     1     
Horror
Dunia ini memang luas begitu pula seisinya. Kita hidup saat sendiri namun bersama sosok lain yang tak terlihat. SOSOK adalah sebuah cerita yang akan menunjukkan sisi lain dunia ini. Sebuah sisi yang tak terduga dan tak pernah dipikirkan oleh orang-orang
GAUNG SANGKARA
1762      797     0     
Action
Gaung Sangkara, mendapatkan perhatian khusus mengenai pengalamannya menjadi mahasiswa Teknik paling brutal di kampusnya. Dimana kampusnya adalah sebuah universitas paling top di Indonesia, ia mendapatkan banyak tekanan akan nama-nama besar yang berusaha menindas bahkan membunuh dia dan keluarganya. Hal tersebut berpengaruh terhadap kondisi sosial dan psikologis-nya. Lahir dari kalangan keluarga d...
Kutunggu Kau di Umur 27
5240      2083     2     
Romance
"Nanti kalau kamu udah umur 27 dan nggak tahu mau nikah sama siapa. Hubungi aku, ya.” Pesan Irish ketika berumur dua puluh dua tahun. “Udah siap buat nikah? Sekarang aku udah 27 tahun nih!” Notifikasi DM instagram Irish dari Aksara ketika berumur dua puluh tujuh tahun. Irish harus menepati janjinya, bukan? Tapi bagaimana jika sebenarnya Irish tidak pernah berharap menikah dengan Aks...
EFEMERAL
146      133     0     
Romance
kita semua berada di atas bentala yang sama. Mengisahkan tentang askara amertha dengan segala kehidupan nya yang cukup rumit, namun dia di pertemukan oleh lelaki bajingan dengan nama aksara nabastala yang membuat nya tergila gila setengah mati, padahal sebelumnya tertarik untuk melirik pun enggan. Namun semua nya menjadi semakin rumit saat terbongkar nya penyebab kematian Kakak kedua nya yang j...
SEPATU BUTUT KERAMAT: Antara Kebenaran & Kebetulan
7241      2215     13     
Romance
Hidup Yoga berubah total setelah membeli sepatu butut dari seorang pengemis. Sepatu yang tak bisa dibuang dan selalu membawa sial. Bersama Hendi, teman sekosnya, Yoga terjebak dalam kekacauan: jadi intel, menyusup ke jaringan narkoba, hingga menghadapi gembong kelas kakap. Di tengah dunia gelap dan penuh tipu daya, sepatu misterius itu justru jadi kunci penyelamatan. Tapi apakah semua ini nyata,...
Hei, Mr. Cold!
439      347     0     
Romance
"Kau harus menikah denganku karena aku sudah menidurimu!" Dalam semalam dunia Karra berubah! Wanita yang terkenal di dunia bisnis karena kesuksesannya itu tak percaya dengan apa yang dilakukannya dalam semalam. Alexanderrusli Dulton, pimpinan mafia yang terkenal dengan bisnis gelap dan juga beberapa perusahaan ternama itu jelas-jelas menjebaknya! Lelaki yang semalam menerima penolakan ata...
Putaran Waktu
1017      631     6     
Horror
Saga adalah ketua panitia "MAKRAB", sedangkan Uniq merupakan mahasiswa baru di Universitas Ganesha. Saat jam menunjuk angka 23.59 malam, secara tiba-tiba keduanya melintasi ruang dan waktu ke tahun 2023. Peristiwa ini terjadi saat mereka mengadakan acara makrab di sebuah penginapan. Tempat itu bernama "Rumah Putih" yang ternyata sebuah rumah untuk anak-anak "spesial". Keanehan terjadi saat Saga b...