Loading...
Logo TinLit
Read Story - Surat untuk Tahun 2001
MENU
About Us  

Manusia itu setidaknya memiliki empati dan tidak mengambil hak orang lain. Bila kamu tidak memilikinya berarti kamu bukan manusia.

 

Menatap pijar lampu kafe dengan bulir bening mengalir. Menyenderkan kepala yang terasa berat pada lengan kursi, posisi ini terjadi selama enam puluh menit sejak pertemuan dengan ayah.

Bos membiarkanku, tidak ada teriakannya kali ini.

Bos, senior dan pegawai kafe lainnya seolah mengerti apa yang baru saja kualami. Pertemuan tidak terduga yang menyerap banyak energi dan membuatku lunglai.

Sebenarnya telah berbulan-bulan aku menyiapkan kata-kata makian yang kurancang untuk menyakiti ayah dan kekasihnya. Kendati demikian, ketika saat itu tiba lidahku justru kelu membeku, mulutku terkunci rapat sementara rasa nyeri tak tertahan menjalari seluruh dada.

Perih ….

Sesak ….

Jangankan sempat memaki, bahkan aku hanya mematung ketika melihat ayah tampak kasihan ‘di bawah ketiak wanita culas’. Terlihat nyata, wanita itu memang mengaturnya, mendikte segala hal yang ayah perbuat. Kami mengenal ayah sebagai lelaki temperamen, namun wanita itu lebih emosional daripada ayah.

Sungguh itu di luar dugaan, ayah kami seperti anak itik yang mengikuti induknya. Hilang sudah harga dirinya, lenyap sudah sorot mata berani juga galak, yang ada kini hanyalah himpitan rasa malu dalam belenggu nafsu.

Aku masih bersyukur, Ibu tidak melihat ayah yang seperti tadi, kalau iya, wah ... ibu bisa menangis.

Bagaimanapun aku tahu hati ibu terlalu lembut untuk menyaksikan pria yang pernah ia cintai dengan tulus diperlakukan begitu buruk oleh wanita lain.

***

 

Dear seseorang di tahun 2001

Ibuku berkata cara agar berdamai dengan diri sendiri adalah menerima, merelakan, melepaskan dan memaafkan. Dengan begitu baru kita bisa mengobati sebuah luka.

Namun aku masih saja berhenti di kata penerimaan yang mudah untuk diucapkan tetapi sungguh sulit dilakukan.

Hubungan orang dewasa sungguh terlalu rumit bukan?

Serumit seribu tanya yang tak dapat terlontar di hadapan ayah. Mengapa nafsu dan hasrat ayah begitu penting? apakah keberadaan kami dalam hidup ayah tidak sepenting itu?

Bukankah hubungan ikatan keluarga ini tercipta karena ayah yang menginginkan? Lantas mengapa ayah tidak berhenti saja mengejar ego pribadi terbentur pada kata tanggung jawab.

Lalu wanita itu, mengapa tak memiliki rasa malu dan menahan diri?

Apakah akibat dari dirinya yang memaksakan kehendak untuk bersama ayah kami hanyalah permainan kehidupan yang ia lakonkan dengan mengorbankan masa depan beberapa nyawa manusia?

 Huuh, orang sepertinya mana mungkin peduli, aku ragu jika ia memiliki empati.

Bagi ibu, akibat perbuatan wanita culas itu bisa dikatakan, membunuh secara perlahan. Ibuku tersenyum, tetapi hatinya terlampau sakit. Bukan hanya psikis tapi juga menyerang fisik. Kesehatannya menurun drastis. Fisiknya melemah. Tremor di tangannya sering tiba-tiba muncul. Hampir mirip Tian, mereka bisa saja menjatuhkan gelas tanpa mereka mau.

Bagi aku dan adikku,  perbuatan wanita itu membuat kami dicampakkan oleh ayah. Iya, sosok ayah bukanlah ayah yang ramah seperti sediakala.

Sungguh akibat luar biasa dari dua orang yang terjerat nafsu, bukan? 

Perasaan terbuang macam apa ini?

Mengapa harus jatuh cinta jika serumit ini?!

Seandainya saja, seandainya saja ….

Betapa banyak kata seandainya berseliweran seperti benang kusut.

Benar kata ibu, satu-satunya yang tak bisa diharapkan di dunia ini adalah perasaan manusia.

Salli, 2023

***

Seorang headbarista menghampiri, tersenyum padaku hangat. Kami memanggilnya Tuan Neil. Usianya sekitar sepuluh tahun di atas ayah. Jika tahun ini usia ayah adalah empat puluh tiga, maka kemungkinan usia Tuan Neil sekitar lima puluh tiga tahunan.

Sedikit berbeda dengan ayah, aku melihat Tuan Neil begitu sabar dan bersahaja. Hal yang paling kukagumi  darinya adalah ketika hendak menyantap makanan ia akan terlebih dahulu berdoa dalam waktu lama. Pernah kudengar dari ibu, bahwa orang yang tidak terburu-buru untuk menyantap makanannya adalah salah satu manusia yang dapat mengendalikan hawa nafsunya.

Secangkir teh limau dengan jahe di dalamnya ia suguhkan di hadapanku. Keningku mengernyit tanda tak suka tapi Tuan Neil memaksa. Maka  kuteguk sedikit, biarlah agar Tuan Neil senang. Suaraku memang serak, terlalu banyak mengeluarkan air mata. Membuat suara yang keluar dari rongga mulut lebih menyerupai suara tercekik.

Tuan Neil memberikan jempolnya, bukan padaku tapi pada bos dan senior yang terlihat menunggu reaksiku dari meja bar.

Hmm, ini pasti perintah mereka.

“Mereka khawatir padamu, Salli.” Tuan Neil beralasan, seolah tahu apa yang kupikirkan.

“Aku tidak apa,” ucapku lirih.

“Dibuat kecewa oleh orang tua memang membuat pening, karena bagaimanapun kita tak bisa memutus hubungan darah.” Tuan Neil  mengatakan itu sambil terus menyodorkan teh limau.

“Ya, seperti itulah,” ucapku  singkat. Suaraku serak. Malas bicara.

“ Tapi kau tetap  tidak bisa membencinya.” Tuan Neil mengambil kesimpulan sendiri.

“Terlalu rumit,” ujarku singkat.

Mendadak aroma enak masakan senior menari-nari menggelitik hidung. Sialnya otakku merespon dengan memberi perintah pada lambung untuk mengeluarkan bunyi berisik.

“Mmmm, sup daging buatan Sun memang paling enak.” Tuan Neil yang juga mencium aroma enak itu memuji senior yang sibuk membawa panci sup, menuju ke arah kami, diikuti oleh bos yang membawa mangkuk empat tumpuk. Sepertinya mereka bermaksud menghiburku dengan membuat perutku kenyang.

Ini memang telah menjadi kebiasaan yang mulai kusadari, bahwa jika aku mengalami hal yang kurang menyenangkan, setelahnya bos akan memerintahkan senior memberiku banyak makanan hingga kenyang supaya mengantuk melupakan kesedihan.

Aku pernah khawatir dengan perlakuan istimewa ini, tapi alasannya adalah karena aku satu-satunya pegawai wanita dan yang termuda. Terlebih mereka telah menganggapku sebagai keluarga.

Pegawai Kafe Gerimis ini memang tidak banyak. Selain aku, bos dan senior juga Tuan Neil hanya ada dua orang lelaki paruh baya sebagai tenaga kebersihan sekaligus keamanan area kafe.

Setiap pagi, bos memastikan semua pegawainya memulai pekerjaan dengan perut terisi. Tidak ada yang dibedakan. Karena itu aku tetap senang bekerja di sini, meskipun omelan bos sudah seperti nyanyian bagiku.

Lebih senang lagi karena mereka tidak pelit, memberikan roti untuk adikku saat aku pulang bekerja.

Kami duduk melingkar, di luar jendela terlihat langit senja telah bergeser menjadi gelap. Kami menikmati sup hangat buatan senior dengan diselingi canda yang dilontarkan senior dan Tuan Neil. Aku hampir melupakan pertemuan menyebalkan dengan ayah dan kekasihnya.

Sampai akhirnya aku melihat pada bos yang menikmati sup dengan santai, bahu lebarnya bersandar pada sofa, keningnya yang berkeringat sedikit mengganggu konsentrasiku. Tak sadar aku menggelengkan kepala, mencoba menghalau bentuk halusinasi bos di dalam kepalaku.

Seperti sadar kuperhatikan, bos melirikku, mukanya memerah, mungkin karena sup hangat dan lemon tea panas yang diteguknya.

Aku dan bos hanya saling bertatapan. Tanpa bicara sepatah kata pun. Kendati kini aku sangat penasaran, apa yang bos katakan pada kekasih ayah tadi sore sampai-sampai membuat muka wanita itu merah padam.

Tidak sekarang, bisikku dalam hati. Masih ada senior dan Tuan Neil. Biar kutunggu saja sampai ada kesempatan berbicara berdua dengan bos. Aku tak mau pembicaraan mengenai keluargaku menjadi konsumsi bersama. Siapa juga yang tidak malu bila berada di posisiku sekarang. Semua orang tahu ayahnya tidak kompeten sebagai kepala rumah tangga.

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Let Me be a Star for You During the Day
1250      691     16     
Inspirational
Asia Hardjono memiliki rencana hidup yang rapi, yakni berprestasi di kampus dan membahagiakan ibunya. Tetapi semuanya mulai berantakan sejak semester pertama, saat ia harus satu kelompok dengan Aria, si paling santai dan penuh kejutan. Bagi Asia, Aria hanyalah pengganggu ritme dan ambisi. Namun semakin lama mereka bekerjasama, semakin banyak sisi Aria yang tidak bisa ia abaikan. Apalagi setelah A...
LARA
8920      2162     3     
Romance
Kau membuat ku sembuh dari luka, semata-mata hanya untuk membuat ku lebih terluka lagi. Cover by @radicaelly (on wattpad) copyright 2018 all rights reserved.
IDENTITAS
715      490     3     
Short Story
Sosoknya sangat kuat, positif dan merupakan tipeku. Tapi, aku tak bisa membiarkannya masuk dan mengambilku. Aku masih tidak rela menjangkaunya dan membiarkan dirinya mengendalikanku.
AVATAR
8210      2297     17     
Romance
�Kau tahu mengapa aku memanggilmu Avatar? Karena kau memang seperti Avatar, yang tak ada saat dibutuhkan dan selalu datang di waktu yang salah. Waktu dimana aku hampir bisa melupakanmu�
Langit Tak Selalu Biru
93      80     4     
Inspirational
Biru dan Senja adalah kembar identik yang tidak bisa dibedakan, hanya keluarga yang tahu kalau Biru memiliki tanda lahir seperti awan berwarna kecoklatan di pipi kanannya, sedangkan Senja hanya memiliki tahi lalat kecil di pipi dekat hidung. Suatu ketika Senja meminta Biru untuk menutupi tanda lahirnya dan bertukar posisi menjadi dirinya. Biru tidak tahu kalau permintaan Senja adalah permintaan...
Kumpulan Cerpen Mini (Yang Mengganggu)
2351      1230     11     
Humor
Cerita ringkas yang akan kamu baca karena penasaran. Lalu kamu mulai bertanya-tanya setelah cerita berakhir. Selamat membaca. Semoga pikiran dan perasaanmu tidak benar-benar terganggu.
Langit Jingga
2827      1002     4     
Romance
"Aku benci senja. Ia menyadarkanku akan kebohongan yang mengakar dalam yakin, rusak semua. Kini bagiku, cinta hanyalah bualan semata." - Nurlyra Annisa -
Marry Me
477      337     1     
Short Story
Sembilan tahun Cecil mencintai Prasta dalam diam. Bagaikan mimpi, hari ini Prasta berlutut di hadapannya untuk melamar ….
TRAUMA
130      115     0     
Romance
"Menurut arti namaku, aku adalah seorang pemenang..akan ku dapatkan hatimu meskipun harus menunggu bertahun lamanya" -Bardy "Pergilah! Jangan buang waktumu pada tanaman Yang sudah layu" -Bellova
Forbidden Love
10085      2155     3     
Romance
Ezra yang sudah menikah dengan Anita bertemu lagi dengan Okta, temannya semasa kuliah. Keadaan Okta saat mereka kembali bertemu membuat Ezra harus membawa Okta kerumahnya dan menyusun siasat agar Okta tinggal dirumahnya. Anita menerima Okta dengan senang hati, tak ada prangsaka buruk. Tapi Anita bisa apa? Cinta bukanlah hal yang bisa diprediksi atau dihalangi. Senyuman Okta yang lugu mampu men...