Loading...
Logo TinLit
Read Story - Surat untuk Tahun 2001
MENU
About Us  

Perasaan kesalku masih memuncak, cemburu membuncah tanpa peringatan, meledak begitu hebat dalam dada yang bergemuruh. Pandanganku sayu menatap poster Min Yoongi, ragu dengan apa yang barusan aku rasakan. Mengapa ada perasaan tersingkir menyaksikan keakraban bos dan senior. Jika aku cemburu pada siapa kecemburuan ini aku tujukan? Lalu ketika aku berlari ke depan poster Min Yoongi yang tertempel di dinding, aku baru menyadari bahwa yang membuatku kesal adalah perasaan tersingkir yang sama seperti bagaimana ayah menyingkirkan kami dari kehidupannya. Aku takut, kehilangan Sun dan Moon dalam duniaku sekarang.

“Salli, tunggu!” seruan Tuan Neil mengagetkan aku yang melamun. Tebersit ide untuk pura-pura tidak mendengar―melangkah pergi.

“Salli, bawa ini!”

Langkahku terhenti, Tuan Neil memanggil kembali. Aku baru saja bersiap mengambil langkah pulang akhirnya mematuhi perintah Tuan Neil untuk menunggu sejenak, benar saja ia bergegas menyusul dengan membawa bungkusan. Rupanya sebungkus roti untuk adik kecilku Tian.

“Terima kasih Tuan Neil,” ucapku antusias. Mataku berbinar menyentuh bungkusan roti, hangat dan empuk.

“Sun yang membuat, ia menyuruhku membawakan untukmu.” Tuan Neil berbicara sambil menunjuk ke arah kafe yang telah tutup.

Aku melirik kafe yang berganti lampu kuning. Redup, samar dengan dua manusia yang mengganggu pikiranku berada di dalamnya. Apa yang harus kulakukan kini, biasanya seniorlah yang datang menyusulkan roti untuk Tian dan juga mengantarku berjalan hingga halte atau bahkan kadang ia ngotot mengantarku sampai rumah. Apa yang mereka berdua bahas, sungguh asyik sampai larut malam begini.

Huuft  ….

Tanpa sadar aku mengembuskan napas berat. Tuan Neil sekonyong-konyong berkata―

“Baiklah Salli, malam ini aku yang akan mengantarmu pulang!” ucapnya tanpa permisi.

Tentu saja aku langsung menolak, rasanya akan canggung sekali bersama Tuan Neil. Namun, ia meyakinkanku hanya ingin melihatku aman sampai mendapatkan bus malam.

Jadilah aku berjalan bersisian dengan Tuan Neil, toko kelontong sepanjang jalan juga mulai menutup tokonya.  Kegiatan jual beli di daerah ini memang akan terhenti pukul sembilan malam. Cuaca malam ini lumayan mendung tanpa pantulan cahaya bulan sabit yang seharusnya menghiasi angkasa.

Angin bulan November biasanya membawa kesejukan. Kali ini berbeda. Ada hari di mana hujan turun begitu lebat dan ada hari di mana seharian mendung tapi tak juga turun hujan, seperti saat ini gerah dan membuat berkeringat. Kendati cuaca tidak begitu mendung.

Aku tak banyak bicara, maklum rasanya sungkan, bahkan Tuan Neil lebih tua dari ayahku. Tuan Neil yang berjalan santai dengan menyilangkan tangan ke belakang, sesekali menceritakan tentang kisah deretan pertokoan itu di masa lampau. Pada saat itu pun aku baru tahu jika Tuan Neil bekerja di Kafe Gerimis sejak usianya dua puluh tahun, itu artinya lebih dari tiga puluh tahun. Wouw, sebuah loyalitas tinggi. Sejak muda hingga kini tulus bekerja di Kafe Gerimis, sekarang ia sudah memiliki cucu, tak sekali pun terlintas di pikirannya untuk mengadu nasib sendiri―membuat kedai kopi dengan kopi racikannya itu―bukankah sebagian besar rasa kopi yang tercipta pada Kafe Gerimis adalah buatannya?? 

Tuan Neil benar-benar orang yang terpercaya. Ia juga yang mendidik bos meneruskan bisnis kopi peninggalan kakeknya. Menurut Tuan Neil, dulu bos ingin menyerah dan menutup kafenya. Tetapi Tuan Neil langsung berkata, “Silakan Moon kau tutup saja kafe ini bila kau ingin aku dan keluargaku mati kelaparan! sungguh kata-kata lebay namun berhasil mencegah Moon meneruskan niatnya.

Beberapa orang yang kami lewati menyapa Tuan Neil, rupanya ia cukup disegani. Bila berjalan dengan Sun, ia akan terus berceloteh sambil menebar senyuman ke segala penjuru hingga setiap orang akan lebih dulu ia sapa sebelum orang itu menyadari keberadaan kami.

 Senior pun amat terkenal di daerah ini, beberapa bibi penjual kudapan sering membaginya kudapan enak, terkadang mereka justru asyik mengobrol di pinggir jalan karena membicarakan resep kue. Senior pernah mengatakan resep kue buatannya hampir seluruhnya ia pelajari dari bibi-bibi tetangga lalu memodifikasi sendiri, dari beberapa percobaan sampai akhirnya menjadi resep yang benar-benar enak. Lain halnya dengan Moon yang konon katanya banyak belajar saat ia tinggal di Jepang.

Entah kenapa aku lantas membandingakn keduanya―bos dan senior―Moon tak pernah berinteraksi dengan tetangga-tetangga pemilik deretan toko kelontong itu. Namun, sekalinya Moon menunjukkan dirinya, parasnya yang tampan dan tak biasa, selalu membuat orang-orang terpesona dan menghentikan kegiatannya―melihat wajah Moon langsung terbayang pada wajah Kim Seokjin, member BTS tertua. Mungkin untuk itulah Moon hanya memakai wajahnya untuk memikat pelanggan datang ke kafenya saja. Hmm, sebuah trik jitu yang nyatanya berhasil. Tidak semua pelanggan kafe datang karena ingin menikmati kopi, beberapa orang terutama wanita memang lebih banyak yang penasaran ingin melihat Moon dari dekat.

“Oh ya, Tuan Neil, ada pertanyaan yang mengusik penasaranku. Bagaimana ceritanya Senior dapat di asuh oleh Kakek Gerimis di masa lampau?”

“Ya, kalau aku tak salah ingat sewaktu Sun berusia enam tahun, seseorang yang baik hati membawanya ke kafe, pada saat itu bertepatan dengan tragedi meninggaalnya orang tua Moon.”

“Tragedi apa itu?” tanyaku semakin penasaran.

“Kecelakaan lalu lintas, orang tua Moon beserta sopirnya meninggal seketika. Ayah Sun adalah sopir dalam kecelakaan tersebut.”

Keterangan Tuan Neil membuat langkahku terhenti. Bagaimana mungkin takdir mereka terikat sebab peristiwa kelam. Sebuah trauma yang pasti ingin dilupakan keduanya.

“Apa bocah enam tahun bisa mengingat semua hal menyakitkan itu, Tuan Neil?”

“Tentu saja, Sun mengingat dengan jelas, hari terakhir ayahnya berpamitan dan tak kembali lagi. Sun menangis hampir sehari semalam dalam kamar sewa yang sempit, sebelum akhirnya salah satu  pemuda yang bekerja sebagai anggota band di Kafe Gerimis menyadari bahwa sopir tersebut memiliki seorang anak lelaki, lalu dia mencari dan menemukannya.

Sungguh cerita luar biasa yang baru kudengar. Bahkan aku tak pernah berani mengira latar belakang senior yang tersenyum seperti matahari ternyata sesedih itu.

“Hari pertama Sun datang, kami semua sedang berduka. Lalu Sun melihat sosok anak lelaki tampan yang selalu termenung menatap bulan.”

“Itu pasti Moon.”

“Yap, benar sekali. Moon melihat bocah polos berusia enam tahun tersebut dan berkata, ‘Ada yang lebih kasihan daripada aku’. Lantas Moon mengusap kepala Sun dengan tulus, sejak saat itulah Sun mengikuti ke mana pun Moon pergi.”

Mata Tuan Neil berkaca-kaca, ia menggali cerita masa lalu itu begitu keras.

“Aah, bagaimana keadaan pemuda baik yang mengantarkan Sun itu, ya?” Mataku menerawang.

“Entahlah, kecelakaan itu terjadi pada tanggal 30 Desember tahun 2001, tepat gerhana bulan. Keesokan harinya, pada malam pergantian tahun ia datang membawa Sun, setelahnya aku tak pernah melihatnya lagi. Pemuda itu hanya bekerja sebagai pemusik, sedangkan masa-masa setelah tragedi―pada tahun 2002―hampir tidak pernah ada musik kembali.” Ada nada kesedihan dalam suara Tuan Neil.

“Kecuali nyanyian gerimis yang dinyanyikan pemilik kafe.” ujar Tuan Neil lagi.

Oh jadi begitu, asal muasal nyanyian gerimis yang menyayat hati. Kakek gerimis menciptakan nyanyian itu ketika berkabung. Dalam hati aku menyimpulkan sendiri.

Masih banyak kisah Sun dan Moom yang ingin kudengar dari Tuan Neil. Sayangnya, kami telah tiba di halte dan aku pun harus beranjak pergi meninggalkan Tuan Neil setelah kemunculan bus terakhir.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Qodrat Merancang Tuhan Karyawala
1989      1109     0     
Inspirational
"Doa kami ingin terus bahagia" *** Kasih sayang dari Ibu, Ayah, Saudara, Sahabat dan Pacar adalah sesuatu yang kita inginkan, tapi bagaimana kalau 5 orang ini tidak mendapatkan kasih sayang dari mereka berlima, ditambah hidup mereka yang harus terus berjuang mencapai mimpi. Mereka juga harus berjuang mendapatkan cinta dan kasih sayang dari orang yang mereka sayangi. Apakah Zayn akan men...
Bintang Sang Penjaga Cahaya
81      72     2     
Inspirational
Orang bilang, dia si penopang kehidupan. Orang bilang, dia si bahu yang kuat. Orang bilang, dialah pilar kokoh untuk rumah kecilnya. Bukan kah itu terdengar berlebihan walau nyatanya dia memanglah simbol kekuatan?
I'il Find You, LOVE
6270      1707     16     
Romance
Seharusnya tidak ada cinta dalam sebuah persahabatan. Dia hanya akan menjadi orang ketiga dan mengubah segalanya menjadi tidak sama.
Story of time
2443      960     2     
Romance
kau dan semua omong kosong tentang cinta adalah alasan untuk ku bertahan. . untuk semua hal yang pernah kita lakukan bersama, aku tidak akan melepaskan mu dengan mudah. . .
After School
3483      1390     0     
Romance
Janelendra (Janel) bukanlah cowok populer di zaman SMA, dulu, di era 90an. Dia hanya cowok medioker yang bergabung dengan geng populer di sekolah. Soal urusan cinta pun dia bukan ahlinya. Dia sulit sekali mengungkapkan cinta pada cewek yang dia suka. Lalu momen jatuh cinta yang mengubah hidup itu tiba. Di hari pertama sekolah, di tahun ajaran baru 1996/1997, Janel berkenalan dengan Lovi, sang...
Crystal Dimension
336      232     1     
Short Story
Aku pertama bertemu dengannya saat salju datang. Aku berpisah dengannya sebelum salju pergi. Wajahnya samar saat aku mencoba mengingatnya. Namun tatapannya berbeda dengan manusia biasa pada umumnya. Mungkinkah ia malaikat surga? Atau mungkin sebaliknya? Alam semesta, pertemukan lagi aku dengannya. Maka akan aku berikan hal yang paling berharga untuk menahannya disini.
Temu Yang Di Tunggu (up)
19777      4124     12     
Romance
Yang satu Meragu dan yang lainnya Membutuhkan Waktu. Seolah belum ada kata Temu dalam kamus kedua insan yang semesta satukan itu. Membangun keluarga sejak dini bukan pilihan mereka, melainkan kewajiban karena rasa takut kepada sang pencipta. Mereka mulai membangun sebuah hubungan, berusaha agar dapat di anggap rumah oleh satu sama lain. Walaupun mereka tahu, jika rumah yang mereka bangun i...
Menuntut Rasa
497      377     3     
Short Story
Ini ceritaku bersama teman hidupku, Nadia. Kukira aku paham semuanya. Kukira aku tahu segalanya. Tapi ternyata aku jauh dari itu.
Love Letter: Mission To Get You
666      491     1     
Romance
Sabrina Ayla tahu satu hal pasti dalam hidup: menjadi anak tengah itu tidak mudah. Kakaknya sudah menikah dengan juragan tomat paling tajir di kampung. Adiknya jadi penyanyi lokal yang sering wara-wiri manggung dari hajatan ke hajatan. Dan Sabrina? Dicap pengangguran, calon perawan tua, dan... “beda sendiri.” Padahal diam-diam, Sabrina punya penghasilan dari menulis. Tapi namanya juga tet...
AVATAR
8210      2297     17     
Romance
�Kau tahu mengapa aku memanggilmu Avatar? Karena kau memang seperti Avatar, yang tak ada saat dibutuhkan dan selalu datang di waktu yang salah. Waktu dimana aku hampir bisa melupakanmu�