Loading...
Logo TinLit
Read Story - Kumpulan Cerpen Mini (Yang Mengganggu)
MENU
About Us  

“Aku ingin ke Taman Eden.” Kata Mawar putih suatu sore yang dingin. Dia tampak muram sebab teman di sampingnya, Mawar Merah sudah berangkat dua hari lalu ke Taman Eden yang dikatakan seperti surga itu.

“Aku juga. Kapan, ya?” Kaktus di ujung sana menyahut cepat.

“Tumbuhan berduri sepertimu cocoknya di tanah tandus bukan di tanah Taman Eden yang subur!” celetuk Keladi, urat tengahnya semakin terlihat merah bercahaya ketika kesal.

Kaktus yang dongkol mendengar asumsi keladi hanya berdiam diri dengan wajah masam, duri-duri yang tumbuh di sekujur tubuhnya tampak semakin tegang. 

“Sudah-sudah,” sambar Kembang Sepatu, “lagipula mungkin Taman Eden tidak seindah yang dikatakan. Kita tidak pernah mendengar langsung satu pun cerita dari teman-teman kita yang sudah pergi ke sana, mereka tidak pernah kembali.”

“Itu jelas karena mereka bahagia, mereka tidak hanya diberi pupuk tapi dinyanyikan. DINYANYIKAN!” Anyelir Merah tampak bersemangat dengan tegas dan juga berhasil meyakinkan sekawanan Lily Putih yang berdiri berkelompok di sudut. Beberapa dari mereka terkena tetesan hujan yang rembes dari atap rumah kaca.

“Aku tahu! Walaupun tidak melihat langsung. Tapi kalian ingat tidak Tuan yang membawa Petunia? Kemarin siang dia kembali,” Bunga Kertas kuning bersorak, membuat yang lain segera menoleh ke arahnya, “Tuan itu berbincang dengan Tuan kita untuk menanyakan pupuk terbaik dan bagaimana cara merawat Petunia! Benar-benar beruntung Si Petunia!” Yang lain langsung riuh berbisik-bisik dan mengangguk menyetujui perkataan Bunga Kertas.

“Haaaah~” Mawar Putih melenguh lemah, “aku ingin ke Taman Eden segera …,” ucapnya kemudian. Dia bahkan tertunduk putus asa.

 

-oOo-

Malam itu sangat lembab, Mawar Putih sudah tak putih lagi, kusam, sudah abu-abu dan layu. Dia menangis di antara Melati yang sudah tumbang dan Oxalis yang sudah kisut kelopaknya. Warna ungu pada Oxalis berubah pucat seperti baru saja di rebus.

“Oxalis? Melati?” rintih Mawar Putih memanggil dua teman barunya, “kalian masih hidup? Jawablah aku ….”

“Ya…, ya.” Oxalis menyahut dengan suara parau dan lemah. Nyaris tidak terdengar dia berusaha mati-matian mengeluarkan suara untuk menjawab Si Mawar.

“Oxalis! Syukurlah! Ayo bertahan! Tuan kita sebentar lagi akan pulang! Dia akan menyirami kita!” ujar Mawar Putih segera, menyemangati Oxalis yang kelopak bunganya sudah gugur satu dua.

“Hahaha!” tawa menggelegar datang dari sudut kanan mereka, itu tawa Kaktus yang masih gemuk saja, durinya masih mengilap dan juga tampak sehat, “Hei Mawar Putih! Kau baru dua minggu di sini! Jangan sok menghibur! Kita juga sama-sama tahu kalau Oxalis tidak akan bertahan hingga matahari terbit! Daripada kau semangati, lebih baik kau doakan dia!”

“Kau ini keterla-”

“LIHAT! Perhatikan sekitarmu!” sambar Kaktus, “Hanya kau dan aku yang masih tegak. Oh! Bukan. Hanya aku yang masih tegak! Kau sudah layu! Kau akan mati Mawar!” lalu Kaktus tergelak-gelak.

Mawar Putih melihat sekelilingnya. Gelap, lembab dan banyak bunga-bunga yang mati sudah kering kecoklatan. Dia menangis, perlahan-lahan berubah menjadi raungan panjang. Dia ingin memperingatkan teman-temannya di rumah kaca bahwa Taman Eden itu bualan belaka. Lebih baik berhimpit-himpitan dan diberi pupuk yang standar. Di rumah kaca, mereka merasa aman, teratur disiram dan diberi pupuk.

“Kamu salah, Anyelir. Jangankan nyanyian, disiram saja tidak …,” rintih Mawar Putih semakin menunduk.

“Oh, Lily? Tidak apa-apa jika harus terkena rembesan hujan, itu hanya sedikit dan tidak mematikan. Di sini aku berharap hujan akan membolongi atap beton ini, Lily …,” ratap Mawar Putih lagi. Pada ujung-ujung kalimat suaranya kian menipis.

“Ini bukan Taman Eden, teman-temanku. Ini Kuil Api. Tetaplah di rumah kaca,” ucap Mawar Putih sebelum benar-benar tumbang dan saat itu juga lah pintu kayu itu terdengar berderit terbuka.

Tuan mereka, yang sudah pergi selama dua puluh dua hari, memeriksa bunga-bunga, “Ah! Mati!” ucapnya sambil mencabut Mawar Putih dengan kasar dari pot tanah liat. Dia lalu melemparnya pada tumpukan sisa makanan di luar. Mawar Putih itu ikut-ikutan dikerubungi lalat.
“Taman Eden hanya ada untuk kaum kami. Si Kaktus! Kaum yang bertahan dengan segala penderitaan dan tabah dikatakan tidak indah!” ucap Kaktus sambil menerima percikan air oleh Tuan dan setelah itu dia dijemur di tengah matahari pagi yang cerah.

 

(Tamat)

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • hamid

    Bjirrr plot twist!

    Comment on chapter ES DOGER YANG BANYAK SUSUNYA
  • hamid

    Wow wow wow

    Comment on chapter AKU INGIN MEMBUNUHNYA
Similar Tags
It Takes Two to Tango
485      358     1     
Romance
Bertahun-tahun Dalmar sama sekali tidak pernah menginjakkan kaki di kota kelahirannya. Kini, ia hanya punya waktu dua minggu untuk bebas sejenak dari tanggung jawab-khas-lelaki-yang-beranjak-dewasa di Balikpapan, dan kenangan masa kecilnya mengatakan bahwa ia harus mencari anak perempuan penyuka binatang yang dulu menyelamatkan kucing kakeknya dari gilasan roda sepeda. Zura tidak merasa sese...
Melihat Tanpamu
263      211     1     
Fantasy
Ashley Gizella lahir tanpa penglihatan dan tumbuh dalam dunia yang tak pernah memberinya cahaya, bahkan dalam bentuk cinta. Setelah ibunya meninggal saat ia masih kecil, hidupnya perlahan runtuh. Ayahnya dulu sosok yang hangat tapi kini berubah menjadi pria keras yang memperlakukannya seperti beban, bahkan budak. Di sekolah, ia duduk sendiri. Anak-anak lain takut padanya. Katanya, kebutaannya...
Khalisya (Matahari Sejati)
3096      1069     3     
Romance
Reyfan itu cuek, tapi nggak sedingin kayak cowok-cowok wattpad Khalisya itu hangat, tapi ia juga teduh Bagaimana jika kedua karakter itu disatukan..?? Bisakah menjadi satu kesatuan yang saling melengkapi..?? Semuanya akan terjawab disini. Ketika dua hati saling berjuang, menerobos lorong perbedaan. Mempertaruhkan hati fan perasaan untuk menemukan matahari sejati yang sesungguhnya &...
Konfigurasi Hati
1058      625     4     
Inspirational
Islamia hidup dalam dunia deret angka—rapi, logis, dan selalu peringkat satu. Namun kehadiran Zaryn, siswa pindahan santai yang justru menyalip semua prestasinya membuat dunia Islamia jungkir balik. Di antara tekanan, cemburu, dan ketertarikan yang tak bisa dijelaskan, Islamia belajar bahwa hidup tak bisa diselesaikan hanya dengan logika—karena hati pun punya rumusnya sendiri.
Anak Magang
135      125     1     
Fan Fiction
Bercerita sekelompok mahasiswa yang berusaha menyelesaikan tugas akhirnya yaitu magang. Mereka adalah Reski, Iqbal, Rival, Akbar. Sebelum nya, mereka belum mengenal satu sama lain. Dan mereka juga bukan teman dekat atau sahabat pada umumnya. Mereka hanya di tugaskan untuk menyelesaikan tugas nya dari kampus. Sampai suatu ketika. Salah satu di antara mereka berkhianat. Akan kah kebersamaan mereka ...
Tumpuan Tanpa Tepi
12594      3571     0     
Romance
Ergantha bercita-cita menjadi wanita 'nakal'. Mencicipi segala bentuk jenis alkohol, menghabiskan malam bersama pria asing, serta akan mengobral kehormatannya untuk setiap laki-laki yang datang. Sialnya, seorang lelaki dewasa bermodal tampan, mengusik cita-cita Ergantha, memberikan harapan dan menarik ulur jiwa pubertas anak remaja yang sedang berapi-api. Ia diminta berperilaku layaknya s...
Surat untuk Tahun 2001
6356      2604     2     
Romance
Seorang anak perempuan pertama bernama Salli, bermaksud ingin mengubah masa depan yang terjadi pada keluarganya. Untuk itu ia berupaya mengirimkan surat-surat menembus waktu menuju masa lalu melalui sebuah kotak pos merah. Sesuai rumor yang ia dengar surat-surat itu akan menuju tahun yang diinginkan pengirim surat. Isi surat berisi tentang perjalanan hidup dan harapannya. Salli tak meng...
Ghea
490      327     1     
Action
Ini tentang Ghea, Ghea dengan segala kerapuhannya, Ghea dengan harapan hidupnya, dengan dendam yang masih berkobar di dalam dadanya. Ghea memantapkan niatnya untuk mencari tahu, siapa saja yang terlibat dalam pembunuhan ibunya. Penyamaran pun di lakukan, sikap dan nama palsu di gunakan, demi keamanan dia dan beserta rekan nya. Saat misi mereka hampir berhasil, siapa sangka musuh lamany...
After School
3872      1616     0     
Romance
Janelendra (Janel) bukanlah cowok populer di zaman SMA, dulu, di era 90an. Dia hanya cowok medioker yang bergabung dengan geng populer di sekolah. Soal urusan cinta pun dia bukan ahlinya. Dia sulit sekali mengungkapkan cinta pada cewek yang dia suka. Lalu momen jatuh cinta yang mengubah hidup itu tiba. Di hari pertama sekolah, di tahun ajaran baru 1996/1997, Janel berkenalan dengan Lovi, sang...
Hello, Kapten!
1694      852     1     
Romance
Desa Yambe adalah desa terpencil di lereng Gunung Yambe yang merupakan zona merah di daerah perbatasan negara. Di Desa Yambe, Edel pada akhirnya bertemu dengan pria yang sejak lama ia incar, yang tidak lain adalah Komandan Pos Yambe, Kapten Adit. Perjuangan Edel dalam penugasan ini tidak hanya soal melindungi masyarakat dari kelompok separatis bersenjata, tetapi juga menarik hati Kapten Adit yan...