Loading...
Logo TinLit
Read Story - Ibu Mengajariku Tersenyum
MENU
About Us  

Sinar matahari yang hangat menyinari ruang kerja Jaya yang tenang. Tampak Jaya sedang memeriksa jadwal pertemuan hari ini. Ada satu pertemuan yang dia nantikan dengan penuh antusiasme. Apa lagi kalau bukan pertemuan Gen Kasih. Bayu, yang selalu bersemangat saat bekerja, masuk ke ruangan Jaya dengan senyum cerah. 

"Selamat pagi, Jaya! Sudah siap untuk pertemuan Gen Kasih hari ini?" sapa Bayu riang.

Jaya tersenyum menyambut Bayu dan ikut berseloroh, "Selamat pagi, dokter Bayu! Tentu siap, dong! Saya juga sangat menantikan pertemuan ini."

“Asyik! Kita berdua siap menjadi Duo Bay …,” cetus Bayu sambil merentangkan kedua lengan ke depan.

“Eh! Stop, stop! Jangan di rumah sakit, deh. Malu!” potong Jaya geli.

Bayu menurunkan lengan sambil memasang tampang pura-pura kecewa. “Yah …. Padahal kan, aku ajukan rencana Gen Kasih ini biar bisa sering praktik tarian Duo Bayjay sama kamu,” sungut dokter tampan berkulit terang itu.

            “Ha? Jadi, program ini inisiatifmu buat kita berdua?” tandas Jaya yang kemudian menepuk dahi, “Panteees …. Rasanya, kok beruntung banget, ya, langsung dapat kepercayaan segede ini? Ternyata, ini kerjaan kamu."

Jaya berganti memasang wajah pura-pura manyun. Tak mau disalahkan, Bayu pun menimpali, "Lah? Kan, kamu memang beruntung punya teman aku?"

Gaya bicaranya memang sok, tetapi Bayu benar. Sejak kecil, Jaya tidak memiliki kawan akrab. Ada beberapa yang tampak peduli, tetapi Jaya yang justru menutup diri dan berinteraksi seperlunya. 

Jaya merasa bersalah sekaligus bingung bagaimana seharusnya bergaul dengan teman sebaya. Sebab, semua orang di panti rehabilitasi tempatnya tumbuh berusia jauh di atasnya dan selalu berusaha memaklumi.

Baru ketika di SMA, Bayulah yang membobol pertahanannya. Tingkah Bayu yang suka asal selonong membuat suasana selalu cair. Jaya jadi sulit menahan senyum. Lama-lama, obrolan mereka pun jadi saling bersambung. 

Walau terlihat sesukanya, Bayu tetap memiliki integritas tinggi soal persahabatan dan cita-cita. Jaya bisa menceritakan kehidupannya dengan ringan kepada Bayu tanpa khawatir dibocorkan ke mana-mana. Bayu merupakan teman diskusi yang asyik dan ventilasi mental bagi Jaya agar tetap waras.

"Rumah sakit ini juga beruntung punya kamu," sambung Bayu memecah kenangan, "Jangan suka merendahkan kualitas diri, dong!"

Jaya tersenyum simpul. "Lagian, kamu tuh, doyan banget sih, lengket sama aku? Istrimu cemburu, lo," canda Jaya. 

"Dia justru merasa aman aku dekat sama kamu. Katanya, kamu pengawas gratis! Sering kasih wejangan tanpa diminta. Bikin susah mau aneh-aneh," gerutu Bayu yang membuat Jaya terbahak-bahak mendengarnya. 

Meski bibirnya mencibir, Bayu membiarkan Jaya menuntaskan tawa. Suatu pemandangan langka melihat perasaan Jaya selepas itu. Begitu gelak Jaya mereda, Bayu sudah siap menembakkan amunisi selanjutnya. 

"Kalau calonmu, apa kabar? Belum ada yang baru?" tanyanya dengan tatapan jenaka.

"Ah, mana sempat cari lagi," jawab Jaya dengan senyum menyurut. 

"Gagal move on?" goda Bayu. 

Jaya menghela napas panjang, lalu bertutur, "Bukan cuma sama dia, sih. Lebih tepatnya, sama urusan cinta! Aku belum minat mulai lagi. Kayanya, masalah berputar di situ-situ aja."

Bayu celingukan seperti mencari sesuatu di sekitar Jaya, kemudian bertanya sok polos, "Di mana?"

Jaya melirik gemas. Namun, tetap saja dia melanjutkan berkata, "Kamu tahu sendiri kan, alasanku putus sama Rena?"

"Karena enggak punya ayah?" tanya Bayu memastikan. 

"Bukan cuma enggak punya, Bay. Tapi, enggak jelas! Kalau yatim, sih, orang tuanya masih bisa terima. Seenggaknya, masih ketahuan keturunannya siapa," tukas Jaya kuyu.

Bayu mendengkus dan berceloteh, "Yang penting kan, siapa kamu, Jay. Bukan siapa bapakmu."

"Banyak orang yang peduli dengan garis keturunan, Bay. Ortunya mantanku yang sebelumnya aja, menolak aku gara-gara kondisi Ibu. Katanya, gila itu menurun," sambar Jaya yang makin muram. 

Bayu menepuk jidat. "Penyakit mental memang bisa memiliki komponen genetik, tetapi penyebabnya sangat kompleks dan seringkali melibatkan faktor-faktor lingkungan dan psikososial. Jadi, enggak otomatis, dong!" komentarnya. "Baguslah, kamu enggak jadi menantunya. Kali aja gen julid juga menurun."

Jaya lagi-lagi tertawa lepas. 

"Itu si Tasya, kan? Yang bikin kamu ikut-ikutan pilih psikologi kaya dia?" tanya Bayu teringat sesuatu. 

"Bukan gara-gara dia, lagi. Aku memang tertarik soal kesehatan mental. Aku merasa ada kebutuhan yang belum terpenuhi. Manusia perlu seseorang yang bisa mendengarkan, memahami perasaan mereka, dan membantu mengatasi tantangan emosional."

Bayu terus mengejar dengan bertanya, "Aku setuju. Tapi, kenapa bukan psikiater? Kita jadi pisah fakultas, deh. Profesor Wijaya salah satu dosen di FKU, kan?"

"Itu karena aku percaya bahwa pendekatan psikologis bisa memberikan ruang yang lebih luas untuk mendengarkan dan mendukung pasien dalam mengatasi masalah mereka. Aku ingin menjadi seseorang yang dapat membantu mereka menemukan kekuatan dalam diri mereka sendiri. Psikologi memberikan alat yang kuat untuk itu,"  tutur Jaya. “Lagian, aku enggak mau lama-lama meninggalkan Ibu saat kuliah. Sungkan juga sudah terlalu banyak meminta ke Profesor.”

Bayu mengerjap-ngerjapkan kedua mata sambil berpikir keras saat berkata, “Padahal, aku iri banget sama kamu, punya ayah sepintar dan sebaik Profesor Wijaya. Asyik banget pasti bisa selalu dibimbing beliau. Aku ingat banget pas penyuluhan kusta di sebuah komunitas kecil yang terpencil. Beliau tuh, kalau bicara sama orang model apa pun, selalu hangat dan penuh empati, gitu.”

Jaya tersenyum geli. “Yakin mau kaya aku?” tanya Jaya menggoda.

Kedua alis Bayi bergantian naik-turun. Bayu tampak menimbang-nimbang sebelum akhirnya menyeletuk, “Kalau bagian jomlonya, males ah!”

Jaya dan Bayu pun cekikikan. Namun, Jaya segera tersadar. “Eh, jadinya Gen Kasih mau dibikin seperti apa?” tanyanya.

"Oh, iya! Kamu punya rencana apa buat program ini, Jay?" tanya Bayu balik.

Jaya pun menjawab serius, "Aku sarankan sih, di acara pembukaan nanti, kita buat stan-stan sebagai gambaran layanan apa aja yang ada di program ini. Misalnya, kamu jaga stan informasi genetik, tempat orang mendapat pemahaman tentang masalah genetik kompleks, aku di stan psikologis buat kasih layanan konseling awal, ada stan komunitas buat tempat mendapatkan dukungan dari para orang tua yang senasib, dan lain-lain."

Bayu manggut-manggut dan menimpali, "Kedengarannya keren."

Sementara mereka masih dalam pembicaraan, pintu ruangan terbuka perlahan. Pak Atma muncul mengulas senyum hangat sambil mengucapkan salam. Jaya dan Bayu sama-sama terkejut saat menjawab salam itu. 

Namun, Bayu segera menyambut riang dan berseru, "Ah! Ini dia pembicara penting kita!"

"Pembicara?" tanya Jaya bingung. 

“Iya, Mas Jaya. Saya diminta dokter Bayu membantu mengisi acara Gen Kasih dengan memberi penjelasan tentang prosedur tes lab,” sahut Pak Atma malu-malu. “Terus terang, ini pengalaman baru buat saya tampil di depan umum.”

“Nah! Karena itu, aku minta Pak Atma datang ke sini, biar enggak sungkan minta tolong kamu melatih beliau presentasi,” sambung Bayu penuh percaya diri.

Walaupun mendengarkan apa yang diucapkan keduanya, Jaya masih saja tertegun menatap Pak Atma. Bukan lagi karena terkejut atas kehadiran beliau, melainkan lebih karena hamburan perasaan yang mendekapnya setiap kali bertemu Pak Atma. Rindu.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Metanoia
61      53     0     
Fantasy
Aidan Aryasatya, seorang mahasiswa psikologi yang penuh keraguan dan merasa terjebak dalam hidupnya, secara tak sengaja terlempar ke dalam dimensi paralel yang mempertemukannya dengan berbagai versi dari dirinya sendiri—dari seorang seniman hingga seorang yang menyerah pada hidup. Bersama Elara, seorang gadis yang sudah lebih lama terjebak di dunia ini, Aidan menjelajahi kemungkinan-kemungkinan...
Merayakan Apa Adanya
655      451     8     
Inspirational
Raya, si kurus yang pintar menyanyi, merasa lebih nyaman menyembunyikan kelebihannya. Padahal suaranya tak kalah keren dari penyanyi remaja jaman sekarang. Tuntutan demi tuntutan hidup terus mendorong dan memojokannya. Hingga dia berpikir, masih ada waktukah untuk dia merayakan sesuatu? Dengan menyanyi tanpa interupsi, sederhana dan apa adanya.
Drama untuk Skenario Kehidupan
10792      2178     4     
Romance
Kehidupan kuliah Michelle benar-benar menjadi masa hidup terburuknya setelah keluar dari klub film fakultas. Demi melupakan kenangan-kenangan terburuknya, dia ingin fokus mengerjakan skripsi dan lulus secepatnya pada tahun terakhir kuliah. Namun, Ivan, ketua klub film fakultas baru, ingin Michelle menjadi aktris utama dalam sebuah proyek film pendek. Bayu, salah satu anggota klub film, rela menga...
MANITO
1826      1147     14     
Romance
Dalam hidup, terkadang kita mempunyai rahasia yang perlu disembunyikan. Akan tetapi, kita juga butuh tempat untuk menampung serta mencurahkan hal itu. Agar, tidak terlalu menjadi beban pikiran. Hidup Libby tidaklah seindah kisah dalam dongeng. Bahkan, banyak beban yang harus dirasakan. Itu menyebabkan dirinya tidak mudah berbagi kisah dengan orang lain. Namun, ia akan berusaha untuk bertahan....
Langkah yang Tak Diizinkan
238      192     0     
Inspirational
Katanya dunia itu luas. Tapi kenapa aku tak pernah diberi izin untuk melangkah? Sena hidup di rumah yang katanya penuh cinta, tapi nyatanya dipenuhi batas. Ia perempuan, kata ibunya, itu alasan cukup untuk dilarang bermimpi terlalu tinggi. Tapi bagaimana kalau mimpinya justru satu-satunya cara agar ia bisa bernapas? Ia tak punya uang. Tak punya restu. Tapi diam-diam, ia melangkah. Dari k...
MANGKU BUMI
165      154     2     
Horror
Setelah kehilangan Ibu nya, Aruna dan Gayatri pergi menemui ayahnya di kampung halaman. Namun sayangnya, sang ayah bersikap tidak baik saat mereka datang ke kampung halamannya. Aruna dan adiknya juga mengalami kejadian-kejadian horor dan sampai Aruna tahu kenapa ayahnya bersikap begitu kasar padanya. Ada sebuah rahasia di keluarga besar ayahnya. Rahasia yang membawa Aruna sebagai korban...
BigHope Company
85      78     1     
Short Story
Seharusnya, aku tahu bahwa aku dan dia tidak bisa bersama. Semesta membuatku terlalu jatuh dalam pesonanya yang bersinar layaknya cahaya di tengah-tengah kegelapan. Lantas, apakah perasaanku ini hanyalah sebuah kesalahan belaka? Apapun itu ... aku bahagia pernah menaruh rasa untukmu. Idolaku sekaligus Bosku.
Alpha Romeo
87      79     0     
Romance
Dean kehilangan calon pengantinnya beberapa bulan sebelum pernikahan. Dean mengetahui bahwa Selina terlibat dalam kasus kematian Alana. Alana dan Selina mengalami kecelakaan di hari yang sama. Selina selamat dari kecelakaan tersebut, namun dia tidak mengingat apapun. Dean merasa terpukul dan berniat membalas dendam pada Selina yang merupakan tunangan dari sahabatnya, Nicholas. Tidak peduli deng...
30 Days of Bless
900      516     5     
Short Story
Aku tidak percaya bahwa malaikat bisa berkamuflase menjadi manusia. Tapi di sebuah festival lampion, keajaiban bisa datang kapan saja.
Premium
Dunia Leonor
125      110     3     
Short Story
P.S: Edisi buku cetak bisa Pre-Order via Instagram penulis @keefe_rd. Tersedia juga di Google Play Books. Kunjungi blog penulis untuk informasi selengkapnya https://keeferd.wordpress.com/ Sinopsis: Kisah cinta yang tragis. Dua jiwa yang saling terhubung sepanjang masa. Memori aneh kerap menghantui Leonor. Seakan ia bukan dirinya. Seakan ia memiliki kekasih bayangan. Ataukah itu semua seke...