Loading...
Logo TinLit
Read Story - SECRET IN SILENCE
MENU
About Us  

Agatha juga seorang essentor, dan elemen essentia-nya adalah api. Setidaknya itu yang disadari oleh Molly ketika melihat lingkaran yang berputar lembut di sekitar tubuh Agatha, seolah tunduk pada satu tuannya, yaitu kakaknya.

Sejenak energi Agatha menaklukan kegelapan yang sempat tercipta oleh Sungai Berlian, kemudian digantikan api indah yang menari-nari penuh gairah. Molly mengaguminya, sungguh. Namun ia tak pernah menyangka akan begini jadinya.

"Apa yang telah terjadi? Mengapa malah begini?" Molly mendesah kecewa dan frustrasi.

Api adalah essentia kekuatan dan energi, tidak hanya sekadar cahaya dan kehangatan, namun juga manifestasi dari semua yang ditakuti oleh siapa pun, termasuk Molly, yaitu membakar impian dan harapan dengan liar.

Padahal, Molly baru saja bertemu kakaknya, baru saja mereka saling berbicara dan bergandengan tangan. Pada akhirnya, mereka kembali berpisah. Air matanya tidak dapat dikeluarkan meskipun dipaksa. Tangannya dipukulkan ke permukaan air sungai, membuat percikan air berlian yang membasahi roknya, menciptakan sebuah kilauan ajaib dan indah. Namun, apa yang dilihatnya dikaburkan oleh rasa penyesalan di dalam dirinya.

Apa yang sebenarnya diinginkan oleh Agatha?

Untuk apa dia menggunakan patung milik para druid barusan?

Molly menggigit bibir bawahnya, teringat ketika Agatha menyebutkan bahwa dia harus bisa mengendalikan kekuatannya sendiri.

Bukankah Agatha mengendalikan api itu dengan sangat baik?

"Sialan."

Momen merenung ini seketika diganggu oleh sebuah geraman seekor hewan dari pintu masuk. Dua ekor macan kumbang juga satu ekor elang. Itu pasti para druid penjaga.

Terlambat, konsentrasi kemampuan Rolan telah pecah!

Dua macan kumbang itu berlari lincah mendekati Molly, hendak menyerangnya. Derap kakinya membuat tubuhnya merinding ketakutan. Sejenak Molly membeku, kedua kakinya kehilangan semangat untuk lari untuk menyelamatkan diri. Di samping itu, kepalanya berputar hebat, membuatnya tidak fokus. Ia kemudian memikirkan berbagai macam cara, dan teringat jika dirinya juga seorang essentor, sang Pembisik Daun.

Molly berdiri cepat, memikirkan sesuatu yang dapat melindunginya dari dua macan kumbang yang bergairah menyerangnya.

Atau sesuatu yang membuat dua hewan buas itu terjebak.

Molly memilih yang kedua.

Menundukkan tubuhnya ke tanah, mengatur napasnya, memfokuskan pemikiran pada satu hal. Membayangkan sesuatu yang bisa membuat dua hewan yang menapaki tanah terjebak. Tapi apa?

Tak banyak waktu yang tersisa, dan Molly semakin panik karenanya.

"Apa pun itu, tolong bantu aku untuk menghentikan dua hewan buas itu."

Ia meminta dengan sopan pada alam, membayangkan sesuatu yang mustahil terjadi. Membayangkan ... membayangkan Nettie dan jembatan!

Bumi di bawah kakinya bergetar seketika. Akar-akar kuat muncul dari bawah tanah, menjalar bagai tentakel yang memiliki kehidupan, menyerang dua hewan itu. Namun dua hewan buas itu terlalu gesit dibuatnya. Percobaan pertama gagal.

"Aku mohon, tumbuhkan tanaman rambat untukku!" pinta Molly pada alam sekali lagi.

Rerumputan bergoyang lembut sebagai jawaban atas permintaan Molly. Kemudian, tumbuhlah tanaman rambat dari dalam tanah. Daun-daun hijaunya bergetar hebat membuat sebuah permadani ajaib bercahaya hijau di permukaan tanah.

Ketika dua hewan buas itu menapakinya, akar-akar hijau berduri meliuk serta melilit bagian tubuh mereka kuat. Semakin hewan itu memberontak, semakin kencang pula akar itu menarik hingga terjatuh ke atas tanah, menjerat mereka dalam pelukan alam yang tak terelakan.

Dua ekor macan kumbang telah dilumpuhkan, sisa satu burung elang terbang berputar-putar di udara. Burung elang itu berteriak kencang, suaranya menggema memantul di dinding gua dan memekakan telinga. Molly menundukkan tubuh, memegangi kedua telinganya, dadanya berdebar dan tangannya gemetaran akibat rasa takut, gendang telinganya terasa hampir pecah.

Seketika itu, Molly teringat dengan ucapan Rolan, bahwa setiap essentor harus memiliki kemampuan konsentrasi yang tinggi.

Molly menegakkan tubuh, hanya untuk mendapati jebakan tanaman rambat yang dibuatnya perlahan-lahan mengendur, dan membebaskan mereka, menandakan jika konsentrasinya telah pecah. Dia ingin memfokuskan pikirannya kembali, namun suara teriakan elang itu menggagalkan usahanya. Pada akhirnya, dua hewan buas itu berhasil terlepas dari jebakan.

Dia mengumpat dan berjalan mundur, namun kondisi kakinya yang terlalu lemah membuat Molly malah terjengkang ke tanah becek. Dua ekor macan kumbang berlari, membuka kedua mulut mereka dan menggeram. Tubuh Molly membeku, rasa takutnya mengaburkan logika dan melumpuhkan setiap sistem saraf dalam tubuhnya.

Satu ekor macan kumbang mengayunkan kaki depan, mendorong tubuh Molly agar terjatuh tergeletak ke tanah. Menindas dadanya kuat-kuat dengan dua kaki depannya. Sementara satunya berlari menuju ke meja batu.

Si macan kumbang menggeram hingga air liurnya menetes ke wajah Molly, memamerkan dua gigi taringnya yang tajam dan besar, tindakan perlawanan sedikit saja bisa-bisa leher Molly terkoyak habis.

"Cukup, Vulen!" Seseorang dari arah belakang memanggil dengan penuh desakan. "Lepaskan perempuan muda itu!"

Si macan kumbang yang menekan dada Molly menggeram tanda tak setuju. Dia menoleh, menatap seorang lelaki bertubuh tegap, atletis, dan berotot. Wajahnya tegas dengan garis-garis tato berwarna merah menghiasi wajahnya. Dari gayanya berdiri menunjukkan ketangguhan, dan mungkin saja orang itu adalah seorang pejuang. Pria itu mengenakan baju pelindung terbuat dari kulit tebal dan keras dengan hiasan bulu-bulu merak di sekitar bahunya.

"Kau mendengar perintahku, Vulen!" tegur pria itu tegas. Dia kemudian menghentikan langkah kakinya tepat di belakang si macan kumbang.

Si macan kumbang menurut dan mundur dari tubuh Molly perlahan-lahan, lantas berdiri di sebelah si pria asing. Mata mereka bertumbuk.

"Bangun," perintahnya dalam nada serak dan penuh otoritas.

Masih gemetar ketakutan, Molly memilih tunduk, bangkit perlahan dari tempatnya. Tubuhnya terduduk di tanah yang becek, kepalanya tertunduk rendah. Tak ingin melakukan perlawanan, ia tahu betul, kemampuannya tak setara dengan Rolan atau Agatha. Melawan para druid? Seperti menantang badai dengan tangan kosong.

"Patungnya terpotong menjadi dua, Tuanku!" seru seorang perempuan dari arah belakang tubuh Molly.

Masih diliputi oleh rasa takut, Molly tak sanggup memutar kepalanya ke belakang. Rasa cemas ini menggenggamnya erat, memenjarakan tubuhnya pada tanah becek di hadapannya, mematikan semangatnya dan membuatnya tidak berani untuk mengecek kondisi.

"Bawa dia ke aula utama."

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Iblis Merah
10265      2792     2     
Fantasy
Gandi adalah seorang anak yang berasal dari keturunan terkutuk, akibat kutukan tersebut seluruh keluarga gandi mendapatkan kekuatan supranatural. hal itu membuat seluruh keluarganya dapat melihat makhluk gaib dan bahkan melakukan kontak dengan mereka. tapi suatu hari datang sesosok bayangan hitam yang sangat kuat yang membunuh seluruh keluarga gandi tanpa belas kasihan. gandi berhasil selamat dal...
Dark Fantasia
5406      1645     2     
Fantasy
Suatu hari Robert, seorang pria paruh baya yang berprofesi sebagai pengusaha besar di bidang jasa dan dagang tiba-tiba jatuh sakit, dan dalam waktu yang singkat segala apa yang telah ia kumpulkan lenyap seketika untuk biaya pengobatannya. Robert yang jatuh miskin ditinggalkan istrinya, anaknya, kolega, dan semua orang terdekatnya karena dianggap sudah tidak berguna lagi. Harta dan koneksi yang...
Not Nice Lady
4      2     1     
Romance
Alara Si Pengacau, anak dari Duke Roderic yang terobsesi pada Putra Mahkota itu harus mati mengenaskan di tangan pemuda yang dicintainya. Bagiku Alara bukanlah antagonis yang pantas mati. Nasibnya malang dipermainkan oleh keluarga sendiri sehingga bertindak berlebihan demi terlepas dari nama Roderic. Setelah mengungkapkan pendapatku itu, AJAIBNYA aku malah menjadi Alara! Bersikap baik tidak...
The pythonissam
397      313     5     
Fantasy
Annie yang harus menerima fakta bahwa dirinya adalah seorang penyihir dan juga harus dengan terpaksa meninggalkan kehidupanannya sebagai seorang manusia.
Tebing Cahaya
197      149     1     
Romance
Roni pulang ke Tanpo Arang dengan niat liburan sederhana: tidur panjang, sinyal pasrah, dan sarapan santan. Yang melambat ternyata bukan jaringan, melainkan dirinyaterutama saat vila keluarga membuka kembali arsip janji lama: tanah ini hanya pinjaman dari arang. Di desa yang dijaga mitos Tebing Cahayakonon bila laki-perempuan menyaksikan kunang-kunang bersama, mereka tak akan bersatuRoni bertemu ...
Fidelia
2684      1295     0     
Fantasy
Bukan meditasi, bukan pula puasa tujuh hari tujuh malam. Diperlukan sesuatu yang sederhana tapi langka untuk bisa melihat mereka, yaitu: sebentuk kecil kejujuran. Mereka bertiga adalah seorang bocah botak tanpa mata, sesosok peri yang memegang buku bersampul bulu di tangannya, dan seorang pria dengan terompet. Awalnya Ashira tak tahu mengapa dia harus bertemu dengan mereka. Banyak kesialan menimp...
Curse Healer
217      106     2     
Fantasy
Terlilit utang, Naya Ishida harus mengikuti saran mendiang nenek untuk mencari warisan keluarga yang sudah tersimpan ribuan tahun. Namun yang ditemuinya ialah seorang Vampir, Hantu suka masak, boneka kayu mungil, dan Manusia Serigala yang sangat mirip dengan mantannya! Ia tidak bisa membawa pulang harta kecuali melepaskan kutukan keempat pemuda yang terperangkap ribuan tahun dalam kastil penyihir.
Hamufield
33515      4472     13     
Fantasy
Kim Junsu: seorang pecundang, tidak memiliki teman, dan membenci hidupnya di dunia 'nyata', diam-diam memiliki kehidupan di dalam mimpinya setiap malam; di mana Junsu berubah menjadi seorang yang populer dan memiliki kehidupan yang sempurna. Shim Changmin adalah satu-satunya yang membuat kehidupan Junsu di dunia nyata berangsur membaik, tetapi Changmin juga yang membuat kehidupannya di dunia ...
Hideaway Space
308      222     0     
Fantasy
Seumur hidup, Evelyn selalu mengikuti kemauan ayah ibunya. Entah soal sekolah, atau kemampuan khusus yang dimilikinya. Dalam hal ini, kedua orang tuanya sangat bertentangan hingga bercerai. evelyn yang ingin kabur, sengaja memesan penginapan lebih lama dari yang dia laporkan. Tanpa mengetahui jika penginapan bernama Hideaway Space benar-benar diluar harapannya. Tempat dimana dia tidak bisa bersan...
PurpLove
441      357     2     
Romance
VIOLA Angelica tidak menyadari bahwa selama bertahun-tahun KEVIN Sebastian --sahabat masa kecilnya-- memendam perasaan cinta padanya. Baginya, Kevin hanya anak kecil manja yang cerewet dan protektif. Dia justru jatuh cinta pada EVAN, salah satu teman Kevin yang terkenal suka mempermainkan perempuan. Meski Kevin tidak setuju, Viola tetap rela mempertaruhkan persahabatannya demi menjalani hubung...