Loading...
Logo TinLit
Read Story - Let me be cruel
MENU
About Us  

Nama lengkapnya Lara Serina Pratama. Tapi dunia lebih mengenalnya lewat anggukan kepala dan senyum kecil sambil berkata, “Iya.”

Kalimat pendek yang terdengar ringan. Tapi setiap kali keluar dari bibirnya, rasanya seperti menggenggam duri dan berpura-pura itu bunga.

“Iya, nggak apa-apa.”

“Iya, aku ngerti.”

“Iya, aku bisa.”

Kata-kata itu terlalu sering diucapkan, sampai-sampai Lara lupa kapan terakhir kali ia menjawab karena ingin, bukan karena harus.

Ia lahir sebagai anak pertama, dan sejak itu hidupnya seperti ditulis dengan tinta ekspektasi. Harus kuat. Harus bisa. Harus ngerti. Harus tahan. Harus menahan.

Tidak ada yang pernah bertanya apakah Lara ingin dimengerti. Mereka hanya senang karena Lara selalu menurut.

Di mata banyak orang, ia anak baik. Anak yang tahu waktu, tahu diri, tahu cara menjaga perasaan orang lain. Tapi di dalam dirinya, Lara sering merasa seperti rumah kosong yang lampunya tetap menyala hanya karena takut disebut gelap.

Ia menyesuaikan. Ia menuruti. Ia mendengar semua suara, kecuali suaranya sendiri.

Kadang, ia ingin diam saja. Menutup semua jendela, mematikan semua lampu, dan duduk di tengah-tengah gelap tanpa harus menjelaskan apa pun ke siapa pun.

Tapi Lara tahu, anak baik tidak seperti itu. Anak baik tidak boleh membuat orang khawatir. Anak baik harus tetap terlihat baik, bahkan ketika hatinya retak.

Yang paling menyakitkan bukanlah lelahnya jadi orang lain—tapi ketika semua itu tetap tidak cukup. Ketika ia tetap tidak menjadi yang dibanggakan. Ketika kehadirannya nyaris tak diingat kecuali saat dibutuhkan.

Di rumahnya, Lara seperti dinding. Ada, menopang, tapi tidak pernah dilihat.

Malam hari adalah waktu yang tidak pernah benar-benar tenang. Saat semua sudah tidur, Lara masih terjaga. Tidak karena tidak bisa tidur—tapi karena ada terlalu banyak suara di kepalanya yang tidak tahu caranya diam.

Pertanyaan-pertanyaan kecil berdenting seperti jam dinding.

“Kalau aku berhenti bilang iya, apa yang terjadi?”

“Kalau aku kecewakan orang-orang, apakah mereka masih mau tinggal?”

“Kalau aku pilih diriku sendiri… apa aku masih pantas dicintai?”

Pertanyaan yang tak pernah benar-benar dijawab, hanya dipendam—seperti air hujan yang dibiarkan menggenang, perlahan berubah menjadi rawa yang dalam.

Dan di tengah semua itu, sesuatu dalam diri Lara mulai bergerak. Bukan amarah, bukan pemberontakan, bukan juga keberanian.

Hanya kelelahan. Kelelahan yang samar-samar berubah bentuk jadi sesuatu yang menakutkan dan membebaskan sekaligus:

Keinginan untuk jadi jahat.

Jahat, dalam versi Lara, bukan berarti menyakiti. Tapi menolak untuk terus menyenangkan. Bukan menekan orang lain, tapi berhenti menekan diri sendiri. Jahat, artinya bilang "nggak mau" tanpa berdebat dengan rasa bersalah.

Ia belum berani melakukannya. Bahkan membayangkannya saja membuat jantungnya berdetak cemas. Tapi untuk pertama kalinya, ia berani bertanya, "Bagaimana kalau aku berhenti jadi baik, dan mulai jadi nyata?"

Ia tidak ingin jadi jahat. Tapi kalau "baik" artinya terus-menerus menyingkirkan dirinya sendiri, mungkin memang sudah waktunya berhenti.

Karena diam-diam, Lara ingin tahu, bagaimana rasanya memilih diri sendiri—dan tetap merasa layak dicintai?

How do you feel about this chapter?

0 1 0 10 8 15
Submit A Comment
Comments (20)
  • yourassiee

    @pacarmingyuu, ahaha, maaf aku sensi, abisnya komennya menjerumus banget, aku kepikiran punya salah apa, dikomen juga aku jelasin, aku harap aku salah, kalau beneran aku salah, aku minta maaf ya😔😔🙏🩷

    thank you udah berkenan komen juga, have a great day🩷🙏

    Comment on chapter 3 - Aku ingin berubah
  • pacarmingyuu

    Ka aku komen tokoh cerita kmu 😂
    kmu ada mslah personalkah?

    Comment on chapter 3 - Aku ingin berubah
  • desitananand

    yg aku suka dari cerita ini tuh karena banyak puisinya😭🫶🫶

    Comment on chapter 14 - Semakin tak tahu arah
  • auraangela

    jujur di chapter ini aku kecewa sama sera, udah tau sahabatnya lagi dituduh gak bener, dia gak tegas:( ya i know sera tuh emng pemalu kalau gak sama lara, tapi plis lah Ser, u kan udh di bantu di kehidupan sekolah u sama si Lara

    Comment on chapter 13 - Aku yang kembali salah
  • alunannada

    chap ini campur aduk, ada kasian ama lara, ada gemesnya juga mereka tiba2 bareng gitu😭🙏

    Comment on chapter 12 - Tak sengaja dekat
  • jelitamyname

    kadang aku ngerasa ayahnya lara tuh mencurigakan banget, tiba2 perhatian, tiba2 engga, kaya ada yg disembunyiin, apa perasaan ak aja?

    Comment on chapter 7 - Mencoba bertahan
  • naylaagrtina

    ternyata ada ya orang yang hidupnya tuh bergantung ke puisi, tepatnya puisi yg selamatin dia dari kejamnya dunia, ya walau hanya lewat kata, good job for u ya lar😣😣

    Comment on chapter 4 - Puisi penyelamat
  • claudiannsstty

    "Aku ingin jadi luka, yang terluka tanpa harus ditertawakan" IHHH KENA ULU HATI BANGETT!!😭😭😭

    Comment on chapter 9 - Luka yang tak diakui
  • yuyuyun

    sabar ya laraa... walau keluarga kamu gak peduli sama kamu, kita peduli kok^^ sumpahh dari namanya aja udah penuh lara banget ya thor T-T

    Comment on chapter 1 - Anak baik
  • lovitattaaa

    ihh chapter terngeselinnnnnn!!!

    Comment on chapter 13 - Aku yang kembali salah
Similar Tags
Peri Untuk Ale
6327      2642     1     
Romance
Semakin nyaman rumah lo semakin lo paham kalau tempat terbaik itu pulang
Our Perfect Times
2911      1492     9     
Inspirational
Keiza Mazaya, seorang cewek SMK yang ingin teman sebangkunya, Radhina atau Radhi kembali menjadi normal. Normal dalam artian; berhenti bolos, berhenti melawan guru dan berhenti kabur dari rumah! Hal itu ia lakukan karena melihat perubahan Radhi yang sangat drastis. Kelas satu masih baik-baik saja, kelas dua sudah berani menyembunyikan rokok di dalam tas-nya! Keiza tahu, penyebab kekacauan itu ...
Superhero yang Kuno
1244      813     1     
Short Story
Ayahku Superheroku
Sosok Ayah
944      528     3     
Short Story
Luisa sayang Ayah. Tapi kenapa Ayah seakan-akan tidak mengindahkan keberadaanku? Ayah, cobalah bicara dan menatap Luisa. (Cerpen)
Layar Surya
4155      1926     17     
Romance
Lokasi tersembunyi: panggung auditorium SMA Surya Cendekia di saat musim liburan, atau saat jam bimbel palsu. Pemeran: sejumlah remaja yang berkutat dengan ekspektasi, terutama Soya yang gagal memenuhi janji kepada orang tuanya! Gara-gara ini, Soya dipaksa mengabdikan seluruh waktunya untuk belajar. Namun, Teater Layar Surya justru menculiknya untuk menjadi peserta terakhir demi kuota ikut lomb...
Gerhana di Atas Istana
25973      6753     2     
Romance
Surya memaksa untuk menumpahkan secara semenamena ragam sajak di atas kertas yang akan dikumpulkannya sebagai janji untuk bulan yang ingin ditepatinya kado untuk siapa pun yang bertambah umur pada tahun ini
Ilona : My Spotted Skin
1201      802     3     
Romance
Kecantikan menjadi satu-satunya hal yang bisa Ilona banggakan. Tapi, wajah cantik dan kulit mulusnya hancur karena psoriasis. Penyakit autoimun itu membuat tubuh dan wajahnya dipenuhi sisik putih yang gatal dan menjijikkan. Dalam waktu singkat, hidup Ilona kacau. Karirnya sebagai artis berantakan. Orang-orang yang dia cintai menjauh. Jumlah pembencinya meningkat tajam. Lalu, apa lagi yang h...
Pesta Merah
534      382     1     
Short Story
Ada dua pilihan ketika seseorang merenggut orang yang kamu sayangi, yaitu membalas atau memaafkan. Jika itu kamu dan kamu dapat melakukan keduanya?, pilihan manakah yang kamu pilih?
Meja Makan dan Piring Kaca
61306      10109     53     
Inspirational
Keluarga adalah mereka yang selalu ada untukmu di saat suka dan duka. Sedarah atau tidak sedarah, serupa atau tidak serupa. Keluarga pasti akan melebur di satu meja makan dalam kehangatan yang disebut kebersamaan.
Bintang Sang Penjaga Cahaya
90      81     2     
Inspirational
Orang bilang, dia si penopang kehidupan. Orang bilang, dia si bahu yang kuat. Orang bilang, dialah pilar kokoh untuk rumah kecilnya. Bukan kah itu terdengar berlebihan walau nyatanya dia memanglah simbol kekuatan?