Loading...
Logo TinLit
Read Story - Interaksi
MENU
About Us  

 

Aroma kayu bernuansa hangat yang mirip seperti buku-buku lama di perpustakaan.

 

Itulah yang kuingat mengenai seseorang yang menyelamatkanku dari tiga anak tangga IPA 5. Wajahnya sama sekali tak kuperhatikan, tetapi sensasi hangat di setiap kulitku yang bersentuhan dengan pergelangan tangannya masih kuingat dan hal itu membuatku menggelengkan kepala.

 

Fokus.

 

Aku harus mendengarkan seksama pelatih basket yang sedang membagi tiga kelompok anak sepuluh yang baru bergabung, termasuk aku. Hanya ada lima perempuan di angkatanku, itu sangat sedikit jika ditambah empat senior perempuan lainnya. Aku  sungguh prihatin. 

 

“Kalian hanya harus bermain seperti biasa agar saya bisa melihat ketahanan stamina kalian tanpa pergantian pemain selama dua babak. Jadi, mari mulai dengan kelompok pertama dan ketiga.”

 

Itu adalah kelompokku. Sebelum pertandingan dimulai, kami bersalaman terlebih dahulu dan aroma seseorang membuyarkan seluruh fokusku kala bermain. Sebagai seseorang yang mengisi posisi shooting guard atau pemain yang bertugas untuk menembak bola dari jarak-jarak yang cukup jauh, aku kepayahan. 

 

Berkali-kali, bola yang kutembakan digagalkan hingga tim lawan berompi hijau melakukan rebound dan menggiring bola pada area timku sendiri. Melakukan pertahanan melawan seseorang yang aroma tubuhnya mengeluarkan aroma kayu yang intens membuatku tak fokus seratus persen berada di lapangan.

 

Timku berhasil mencegah tiga angka untuk tidak menambah poin tim lawan. Kepalaku menoleh ke sana-kemari seraya berlari mundur saat orang di bawah ring hendak melemparkan bola jauh. Posisiku belum siap menerima bahkan fokusku masih berkeliaran saat parfum beraroma perpustakaan terasa mengikutiku.

 

Alhasil, aku tak berhasil menangkap bola oren sampai memantul keras pada wajahku yang meninggalkan perih kemudian. Suara peluit yang ditiupkan pelatih terdengar sehingga aku bisa bernapas lega bahwa ada waktu istirahat barang sejenak. Tampaknya, itu terjadi karena hidungku yang mengeluarkan darah.

 

“Siapa nama kamu?” Pelatih bertanya saat aku menepi. “Pelatih dulu beneran tempatin kamu di posisi shooting guard, Iffaa Faddila? Kamu bahkan tidak mencetak satu poin pun. Pergi obati luka kamu sana.”

 

Hati kecilku berteriak di setiap langkah untuk ke toilet seraya menahan darah yang keluar dari hidungku. Aku meninggalkan kesan yang buruk di mata pelatih yang seperti tak sudi untuk melihatku kembali ke lapangan. Aku sengaja berlama-lama di toilet sampai peluit tanda akhir permainan dua babak itu selesai.

 

“Lo nggak papa, Iffaa? Sorry operan gue kurang tepat sampai kena muka lo.” Teman setimku menyambar saat aku kembali dan bergabung beristirahat di sisi lapangan. Botol minum berstiker karakter dua dimensi kukeluarkan dari tas seraya mengatakan, “Bukan salah lo, kok. Maaf harus keluar lapangan pas pertandingan, Danu.”

 

Aku meluruskan kaki saat minum setelah Danu selesai bicara dan pergi bergabung dengan para pemuda di sisi lain. Mataku memerhatikan mereka, lebih tepatnya mencari seseorang beraroma kayu yang selama pertandingan tak kuperhatikan. Atau aku menyebutnya pelarian yang memalukan.

 

Ada tujuh anak kelas sepuluh yang beristirahat, empat di antaranya saling melemparkan botol minum dan sisanya mengobrolkan sesuatu hingga tawa menghiasi mereka. Aku menyipitkan mata kala menerka-nerka siapa pemilik wangi kayu yang tak begitu tajam tetapi intens itu di antara mereka. 

 

Seorang berjersey dengan nomor punggung tujuh menangkap basah diriku yang memerhatikan. Dalam seperkian detik pandangan kami bertemu, lalu aku membuang muka saat ia mengulas senyum dan melambaikan tangan di dada. Seolah mengenaliku, apakah ia orangnya?

 

Seketika itu bayangan kejadian pada tiga anak tangga koridor kembali membuat wajahku memerah. Aku sibuk mengalihkan tatap saat lagi-lagi orang itu masih memandang ke arahku. Tanganku mulai berkeringat tak nyaman dengan kesibukan yang dibuat-buat, bahkan tiba-tiba aku sudah pada hitungan 56 pada semut-semut yang berbaris rapi.

 

Kegiatan eskul telah usai dengan langit yang merona jingga, kendaraan hilir mudik tak ada habisnya, dan tempat makan di seberang sekolah masihlah ramai. Aku menunggu bus yang jaraknya puluhan meter dari sekolah dengan helaan napas lelah yang panjang.

 

Aku meninggalkan kesan buruk untuk pelatih bahkan meragukan posisiku sebagai penembak jarak jauh. Hal itu terjadi sebab fokusku terpecah. Aku menggerutu, “Bisa-bisanya nggak fokus karena aroma cowok.”

 

Akupun tak habis pikir. Demi mengenyahkan pikiran yang membuat wajahku menghangat dan kembali merasa malu, aku memasang penyuara telinga saat bus kota datang dan akhirnya bisa pulang.

 

“Lo membenci gue?”

 

Eh? Suara itu berasal dari belakangku. Aku mengabaikan karena tak yakin kalimat itu tertuju padaku. Setelah duduk di bangku kosong, aku menemukan wajah orang yang menjadi alasanku hilang fokus seharian. Aku merapatkan diri pada jendela dan berpura-pura sibuk dengan ponsel meski hanya menggulir-gulir playlist lagu yang belum kuputar.

 

“Jangan membenci gue karena gue ganteng.”

 

Eh? Aku sekarang yakin deretan kata yang terkesan percaya diri itu tertuju padaku. Aroma samar yang jarang kuhirup itu menyeruak indra penciuman saat ia duduk di sebelahku dan melipat acak jaket denimnya. Tanganku mulai berkeringat gugup.

 

“Ohh lo beneran benci gue?” Ia kembali bersuara dan aku tak berani meliriknya. “So, enemies to lovers?

 

Aku sungguh bingung.

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Waiting
1752      1298     4     
Short Story
Maukah kamu menungguku? -Tobi
Hey, I Love You!
1270      579     7     
Romance
Daru kalau ketemu Sunny itu amit-amit. Tapi Sunny kalau ketemu Daru itu senang banget. Sunny menyukai Daru. Sedangkan Daru ogah banget dekat-dekat sama Sunny. Masalahnya Sunny itu cewek yang nggak tahu malu. Hobinya bilang 'I Love You' tanpa tahu tempat. Belum lagi gayanya nyentrik banget dengan aksesoris berwarna kuning. Terus Sunny juga nggak ada kapok-kapoknya dekatin Daru walaupun sudah d...
Looking for J ( L) O ( V )( E) B
2319      966     5     
Romance
Ketika Takdir membawamu kembali pada Cinta yang lalu, pada cinta pertamamu, yang sangat kau harapkan sebelumnya tapi disaat yang bersamaan pula, kamu merasa waktu pertemuan itu tidak tepat buatmu. Kamu merasa masih banyak hal yang perlu diperbaiki dari dirimu. Sementara Dia,orang yang kamu harapkan, telah jauh lebih baik di depanmu, apakah kamu harus merasa bahagia atau tidak, akan Takdir yang da...
Kepada Jarak, Maaf!
392      242     1     
Short Story
Bagi Rea, cinta itu gelap. Cukup menjadi alasan untuk dirinya selalu memakai emotikon hati berwarna hitam saat menulis chat. Namun Rea tidak cukup mampu memaknai setiap jenis emotikon hati yang dikirimkan Ardan kepadanya. Untuk dua orang yang menjalin hubungan jarak jauh yang sama sekali tidak pernah bertemu, berbagai jenis emotikon hati memiliki maknanya sendiri. Demikian juga untuk Arealisa...
Pilihan Terbaik
5095      1555     9     
Romance
Kisah percintaan insan manusia yang terlihat saling mengasihi dan mencintai, saling membutuhkan satu sama lain, dan tak terpisahkan. Tapi tak ada yang pernah menyangka, bahwa di balik itu semua, ada hal yang yang tak terlihat dan tersembunyi selama ini.
Here We Go Again
671      381     2     
Short Story
Even though it hurt, she would always be my favorite pain.
Yang Terukir
814      535     6     
Short Story
mengagumi seorang cowok bukan lah hal mudah ,ia selalu mencurahkan isi hatinya melalui sebuah pena,hingga suatu hari buku yang selama ini berisi tentang kekagumannya di temukan oleh si cowok itu sendiri ,betapa terkejutnya ia! ,kira kira bagaimana reaksi cowok tersebut ketika membaca buku itu dan mengetahui bahwa ternyata ada yang mengaguminya selama ini? Yuk baca:)
Sepotong Hati Untuk Eldara
1715      822     7     
Romance
Masalah keluarga membuat Dara seperti memiliki kepribadian yang berbeda antara di rumah dan di sekolah, belum lagi aib besar dan rasa traumanya yang membuatnya takut dengan kata 'jatuh cinta' karena dari kata awalnya saja 'jatuh' menurutnya tidak ada yang indah dari dua kata 'jatuh cinta itu' Eldara Klarisa, mungkin semua orang percaya kalo Eldara Klarisa adalah anak yang paling bahagia dan ...
NI-NA-NO
1528      721     1     
Romance
Semua orang pasti punya cinta pertama yang susah dilupakan. Pun Gunawan Wibisono alias Nano, yang merasakan kerumitan hati pada Nina yang susah dia lupakan di akhir masa sekolah dasar. Akankah cinta pertama itu ikut tumbuh dewasa? Bisakah Nano menghentikan perasaan yang rumit itu?
F I R D A U S
814      546     0     
Fantasy