Loading...
Logo TinLit
Read Story - Only One
MENU
About Us  

πŸ’•πŸ’•πŸ’•

Misi itu harus dilakukan penuh perencanaan. Agar, bisa berjalan dengan lancar. Meskipun demikian, mungkin dalam prosesnya tidaklah mudah. Akan tetapi, semua akan menghasilkan hasil bila dilakukan dengan hati-hati. Karena, hasil tidak akan merusak usaha.

 

πŸ’•πŸ’•πŸ’•

 

Sesampai di rumah, Semesta langsung mengambil laptop lalu mencoba melacak keberadaan Auretta melalui nomor ponsel gadis itu. Juga, pelacak mobil yang ciri-cirinya sudah diberitahukan oleh Javian.

 

Semesta berusaha fokus mencari titik keberadaan Auretta. Ia yakin, bisa menemukan gadis itu secepatnya. Meskipun demikian, mungkin tidak akan mudah. Karena, pastinya bukan orang biasa yang mencoba menculik Auretta. Teringat, gadis itu merupakan anak seorang pengusaha ternama. Hanya saja, Semesta belum mengetahui siapa orang tua asli Auretta.

 

Perlahan, tapi pasti Semesta menemukan titik lokasi keberadaan Auretta. Sedikit mulai lega, meski tidak tahu sekarang kondisi gadis itu seperti apa.


Ia sudah menemukan lokasi dimana keberadaan Auretta. Berada di daerah perumahan elit. Namun, sepertinya tidak berpenghuni. Sehingga, akan mudah digunakan untuk tempat persembunyian sekalian penyekapan.

Setelah itu, Semesta mematikan laptopnya lalu memasukan pada tas. Kemudian, dipaksa pergi untuk bertemu dengan Javian serta Januar. Ia tahu, kedua cowok itu masih mencari keberadaan Auretta.

Dalam perjalanan, banyak hal yang dipikirkan Semesta. Juga, ia cukup mencerminkan kondisi Auretta. Terlebih lagi, ia tahu bila gadis itu memiliki gangguan kecemasan. Mungkin sekarang sedang tidak baik-baik saja.

Gue harap, dia bisa bertahan setidaknya sampai gue kasih tau keberadaannya ke Januar. Soalnya, dia pasti sekarang dalam tekanan.

Semesta belum bisa memastikan siapa otak penahanan Auretta. Karena, ia hanya bisa melacak keberadaan gadis itu di sebuah perumahan mewah. Namun, belum tahu orang-orang melakukan kejahatan itu.

Tidak butuh waktu lama, karena kini Semesta sudah bertemu dengan Januar. Kemudian, mulai memberitahu bila dirinya sudah mengetahui dimana Auretta berada.

"Gimana lo bisa tau tempat itu? Soalnya, polisi aja belum bisa ngelacaknya." Januar bingung, kenapa Semesta seperti dengan mudah mendapatkan informasi penting itu.

Semesta teringat sejenak, mencoba mencari alasan logis untuk menjelaskan tanpa harus mengungkap pekerjaan aslinya. Karena, dia tidak boleh memberitahukan identitas aslinya. Meskipun demikian, saat ini keadaan sudah cukup mendesak. Akan tetapi, ia harus tetap merahasiakan pekerjaannya. "Hm... Tadi, kebetulan dapat kabar dari Om gue. Nggak sengaja liat mobil sesuai ciri-ciri yang diceritakan Javian. Makanya, gue kasih tau lo soal ini. Biar, kita bisa nyusun rencana buat nyelamatin Auretta."

Januar mengangguk, percaya dengan kata Semesta. Tidak terlalu penasaran lagi. Ia pikir, mungkin bukan urusannya. Yang terpenting, dia sudah mengetahui keberadaan adiknya. "Kalau begitu, kita harus cari cara aman buat bisa selamatin Auretta secepatnya."

Semesta mengangguk, sedikit berpikir masih butuh orang untuk menjalankan misinya. Karena, risikonya cukup besar bila hanya dilakukan oleh dua orang. "Kayaknya, kita butuh orang lagi buat bisa jalani misi ini."

Januar terdiam, berusaha berpikir siapa yang cocok sekaligus membantu membebaskan Auretta dari penculikan itu.

"Mungkin, Javian bisa bantu kita. Soalnya, gue nggak bisa ikut masuk ke rumah itu." Semesta teringat pasti Javian mau membantu. Terlebih, Auretta merupakan kekasih itu. Sehingga, tidak mungkin akan menolak permintaan itu.

Jujur. Januar tidak mau melibatkan mantan kekasih Auretta. Akan tetapi, sekarang memang sangat membutuhkan cowok itu untuk menyelamatkan Auretta.

"Oke. Kenapa lo nggak bisa ikut masuk diam-dian ke rumah itu?" Januar merasa penasaran dengan apa alasan Semesta sebenarnya tidak bisa ikut dengannya.

"Gue harus jagain sekaligus awasin lo dari luar. Soalnya, bahaya kalo kita semua masuk. Jadi, kalo ada apa-apa gue bisa minta bantuan polisi atau orang lain. Tenang aja, nanti gue bakalan arahin kemana lo maupun Javian pergi di area rumah itu." Semesta sudah memikirkan hal itu secara matang. Karena, ia tidak mau sampai Januar maupun Javian tahu identitas aslinya.

Januar paham, benar yang dikatakan Semesta. Harus ada yang mengawasi serta mengarahkan untuk menemukan posisi Auretta.

Semesta menghubungi Javian untuk membantu misi penyelamatan Auretta. Meskipun, mungkin itu pertama kalinya ia kembali berkomunikasi dengan Javian setelah sekian lama. Karena, sempat renggang disebabkan oleh kesalahpahaman dengan Caramel.

Javian menyetujui permintaan Semesta. Lantaran, ia ingin menyelamatkan gadis yang pernah menjadi orang terpenting dalam hidupnya. Meskipun, kini sudah tidak memiliki hubungan spesial. Namun, ia akan tetap selalu peduli dengan Auretta.

Lima menit kemudian, Javian sampai di tempat berkumpulnya dengan Semesta serta Januar. Lalu, mereka menyusun rencana serapi sekaligus sematang mungkin. Agar, bisa berjalan lancar.

Setelah itu, mereka menuju lokasi yang diduga merupakan tempat penyekapan Auretta. Mereka sudah memakai beberapa peralatan untuk berkomunikasi satu sama lain.

Januar maupun Javian sudah mulai bergerak masuk secara diam-diam ke rumah itu. Semesta berada di dalam mobil guna memastikan keamanan kedua orang yang akan menyelamatkan Auretta.

Kini, Semesta sudah berkutat pada laptop miliknya. Berusaha memeriksa kondisi rumah itu. Karena, sudah memiliki denah setiap detail ruangan tempat itu. Kemudian, mulai memberitahu kemana Januar maupun Javian harus mencari keberadaan Auretta.

"Kak, sekarang lo cuma lurus aja dulu. Nggak jauh dari situ, ada tangga menuju lantai dua. Habis itu, lo coba masuk satu persatu kamar disana." Semesta memberikan arahan kepada Januar. Berharap, bisa secepatnya menemukan Auretta. Karena, ada beberapa tempat dalam penjagaan penculik Auretta.

Javian masih terdiam, menunggu arahan dari Semesta untuk bertindak. Ditambah, tak jauh dari tempatnya memang ada penjaga. Sehingga, harus berhati-hati dalam menentukan langkah.

Semesta masih memperhatikan posisi kedua orang yang akan menyelamatkan Auretta. Januar sudah mulai bergerak memasuki satu persatu kamar di lantai dua rumah itu.

"Gue nggak nemuin apapun di sini, Ta. Terus, sekarang gue harus gimana?" Januar kembali berkomunikasi dengan Semesta melalui headset pada telinganya.

Semesta terdiam, sembari melihat ke arah layar laptopnya. Mencari celah untuk bisa kembali melangkah tanpa ketahuan para penjaga maupun penculik yang ada di rumah itu.

"Lo coba turun diam-diam, Kak. Soalnya, penjaganya lagi pada keliling rumah itu. Jangan sampai ketahuan, hati-hati. Keluar dari kamar itu sekarang, habis itu sambil liat kanan kiri, ya." Semesta berbicara itu pada Januar.

Januar bergerak sesuai arahan dari Semesta. Sesekali memperhatikan kelilingnya. Merasa lega, tidak ada penjaga yang melihatnya. "Semua aman, Ta."

"Oke. Lo tetap jalan sambil perhatiin sekitar. Soalnya, waspada pokoknya, kak." Semesta terus berkomunikasi dengan Januar.

"Jav, mulai bergerak pelan-pelan lewat pintu belakang. Soalnya, penjaga udah mulai pergi dari tempat lo sekarang." Semesta beralih berbicara dengan Javian. Agar, cowok itu mulai bergerak.

Semesta kembali memperhatikan laptopnya, melihat gerak serta gerik penjaga rumah itu. Terlihat tidak terlalu ketat, tapi itu justru membuatnya curiga.

"Kak Januar, sekarang belok lewat bawah tangga. Kayaknya, disitu ada beberapa ruangan. Tolong... Cek satu persatu. Soalnya, feeling gue mungkin Auretta ada di salah satu tempat itu. Walaupun, gue nggak tau pastinya dimana, sih." Semesta memberitahu langkah selanjutnya pada Januar. Pun, Januar menuruti perintah dari Semesta.

Javian mulai bisa memasuki rumah itu lewat pintu belakang. Berbeda dengan Januar yang melewati pintu samping. Ia mulai menyusuri dapur, toilet, serta ruang makam. Akan tetapi, tak menemukan sosok Auretta ada disana.

"Nggak ada tanda-tanda keberadaan Auretta, Ta." Javian memberitahu Semesta hasil pencariannya. Meskipun, tidak membuahkan hasil sesuai ekspetasi.

"Nggak apa-apa, Jav. Sekarang, lo lanjut jalan ke arah ruangan yang gue kasih tau ke Kak Januar. Soalnya, di sana banyak ruangan. Lo bantu Kak Januar, ya." Semesta sembari menatap layar laptopnya menunjukan titik lokasi Januar serta Javian di dalam rumah itu.

Di sisi lain, Auretta berusaha menenangkan diri saat mulai merasakan akan mengalami gangguan kecemasan. Terlebih, kini berada pada ruangan gelap gulita. Ia harap, ada seseorang bisa menyelamatkannya secepatnya. Ditambah, kini ia benar-benar sudah lemas berkeringat dingin. Tubuhnya hampir bergetar serta merasa pusing.

Tanpa diduga, Auretta justru memikirkan tentang Semesta. Karena, sebelumnya cowok itu bisa menenangkan dirinya. Berharap, kakak kelasnya bisa menemukan sekaligus menolong dirinya.

Kak Seta. Tolongin aku, Kak. Rasanya sesak sekaligus pusing banget.

Entah kenapa, Auretta justru menginginkan Semesta-lah yang menolong dirinya. Padahal, ia tidak memiliki hubungan apapun dengannya. Akan tetapi, tiba-tiba sosok Semesta terlintas dalam kepalanya.

Semesta benar-benar harus berkonsentrasi mengawasi segala hal yang ada di rumah itu. Ia pikir, andai saja ponsel milik Auretta masih aktif. Maka, semua bisa berjalan lebih baik. Akan tetapi, ia sudah kehilangan sinyal dari ponsel Auretta. Itu cukup membuat dirinya harus berpikir keras.

Bohong. Bila Semesta tidak merasa pusing dengan situasi yang ada. Ditambah, ia juga harus memperhatikan area luar rumah itu. Takut, bila ada dalang penculikan itu muncul.

"Kak Januar masuk ke ruangan paling pojok, kayaknya itu gudang. Coba cek di sana. Sepertinya, tinggal ruangan itu yang belum lo masukin." Semesta memberikan instruksi pada Januar. Berharap, Auretta ada di ruangan itu. Tempat terakhir yang belum dicek.

Kemudian, Semesta beralih berbicara pada Javian. Karena, cowok itu harus segera bergerak keluar dari rumah itu. Setidaknya, salah satu dari Januar maupun Javian keluar lebih dulu. Agar, lebih aman karena mengingat penjaga mulai berkeliaran. Takut, bila misi pencariannya ketahuan penculik.

"Jav... Lo keluar aja dulu. Soalnya, ada penjaga mulai bergerak ke arah lo. Pelan-pelan sambil perhatiin sekitar." Semesta memberitahu Javian agar lebih waspada.

"Oke." Javian menuruti perkataan Semesta.

Perlahan tapi pasti, Januar mulai mendekat ke ruangan yang diyakini gudang. Satu-satunya yang belum dicek. "Pintunya nggak bisa dibuka. Kayaknya sengaja dikunci. Gue harus gimana, Ta?"

Semesta terdiam, teringat bila dirinya sempat memberikan sebuah jarum pada Januar. Karena, tahu benda itu bisa digunakan pada saat terdesak. "Lo masih simpan jarum yang sempat tadi gue kasih, kan? Buka pintu itu pake itu, Kak. Masukin jarum itu ke lubang kunci pintu ruangan itu."

"Oke. Gue masih simpan, kayaknya lo emang udah penuh persiapan, ya, Ta." Januar merasa Semesta seperti sudah tahu apa yang akan terjadi.

Semesta menyunggingkan senyum, sebenarnya tidak bermaksud apa-apa. Hanya saja, dalam menjalankan misi penting seperti itu. Memang membutuhkan beberapa benda untuk digunakan dalam keadaan mendesak. "Coba aja sekarang, kak. Soalnya, mereka mulai bergerak mendekat. Jangan lupa selalu waspada."

Semesta cukup gugup melihat tindakan beberapa pergerakan orang lewat laptopnya. Ia harap, Januar bisa melakukan misinya dengan aman. Serta, membuahkan hasil. Karena, ia cukup yakin bila Auretta memang berada berada di gudang itu.

Clek.

Januar berhasil membuka ruangan gelap itu. Kemudian, menemukan sosok Auretta dalam kondisi terikat serta mulutnya ditutup kain. Agar, tidak bisa berteriak meminta tolong.

"Berhasil. Ketemu. Auretta beneran ada di sini." Januar sembari melepaskan ikatan tali pada tangan Auretta.

Perkataan Januari itu, sontak membuat Semesta menghela napas lega. Ternyata, sesuai dugaannya bila Auretta memang berada di ruangan itu.

Pandangan Semesta beralih ke arah sebuah mobil, yang baru saja datang sekaligus memasuki rumah itu. Kemudian, ia mulai memperhatikan siapa orang yang datang ke rumah itu.

Tanpa diduga, ia melihat sosok yang diketahui keluar dari mobil itu.

Dia?

"Sialan." Semesta sengaja tanpa mengumpat serta kata itu didengar oleh Januar serta Javian.


 

- Akan Dilanjutkan -

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Lantunan Ayat Cinta Azra
1693      1000     3     
Romance
Perjalanan hidup seorang hafidzah yang dilema dalam menentukan pilihan hatinya. Lamaran dari dua insan terbaik dari Allah membuatnya begitu bingung. Antara Azmi Seorang hafidz yang sukses dalam berbisnis dan Zakky sepupunya yang juga merupakan seorang hafidz pemilik pesantren yang terkenal. Siapakah diantara mereka yang akan Azra pilih? Azmi atau Zakky? Mungkinkah Azra menerima Zakky sepupunya s...
Puncak Mahiya
625      456     4     
Short Story
Hanya cerita fiktif, mohon maaf apabila ada kesamaan nama tempat dan tokoh. Cerita bermula ketika tria dan rai mengikuti acara perkemahan dari sekolahnya, tria sangat suka ketika melihat matahari terbit dan terbenam dari puncak gunung tetapi semua itu terhalang ketika ada sebuah mitos.
10 Reasons Why
2761      1260     0     
Romance
Bagi Keira, Andre adalah sahabat sekaligus pahlawannya. Di titik terendahnya, hanya Andrelah yang setia menemani di sampingnya. Wajar jika benih-benih cinta itu mulai muncul. Sayang, ada orang lain yang sudah mengisi hati Andre. Cowok itu pun tak pernah menganggap Keira lebih dari sekadar sahabat. Hingga suatu hari datanglah Gavin, cowok usil bin aneh yang penuh dengan kejutan. Gavin selalu pu...
It's Our Story
1153      563     1     
Romance
Aiza bukan tipe cewek yang suka nonton drama kayak temen-temennya. Dia lebih suka makan di kantin, atau numpang tidur di UKS. Padahal dia sendiri ketua OSIS. Jadi, sebenernya dia sibuk. Tapi nggak sibuk juga. Lah? Gimana jadinya kalo justru dia yang keseret masuk ke drama itu sendiri? Bahkan jadi tokoh utama di dalamnya? Ketemu banyak konflik yang selama ini dia hindari?
Hello, Me (30)
25153      2574     6     
Inspirational
Di usia tiga puluh tahun, Nara berhenti sejenak. Bukan karena lelah berjalan, tapi karena tak lagi tahu ke mana arah pulang. Mimpinya pernah besar, tapi dunia memeluknya dengan sunyi: gagal ini, tertunda itu, diam-diam lupa bagaimana rasanya menjadi diri sendiri, dan kehilangan arah di jalan yang katanya "dewasa". Hingga sebuah jurnal lama membuka kembali pintu kecil dalam dirinya yang pern...
SiadianDela
9457      2595     1     
Romance
Kebahagiaan hanya bisa dicapai ketika kita menikmatinya bersama orang yang kita sayangi. Karena hampir tak ada orang yang bisa bahagia, jika dia tinggal sendiri, tak ada yang membutuhkannya, tak ada orang yang ingin dia tolong, dan mungkin tak ada yang menyadari keberadaanya. Sama halnya dengan Dela, keinginan bunuh diri yang secara tidak sadar menjalar dikepalanya ketika iya merasa sudah tidak d...
Di Punggungmu, Aku Tahu Kau Berubah
6817      2217     3     
Romance
"Aku hanya sebuah tas hitam di punggung seorang remaja bernama Aditya. Tapi dari sinilah aku melihat segalanya: kesepian yang ia sembunyikan, pencarian jati diri yang tak pernah selesai, dan keberanian kecil yang akhirnya mengubah segalanya." Sebuah cerita remaja tentang tumbuh, bertahan, dan belajar mengenal diri sendiri diceritakan dari sudut pandang paling tak terduga: tas ransel.
Spektrum Amalia
1378      943     1     
Fantasy
Amalia hidup dalam dunia yang sunyi bukan karena ia tak ingin bicara, tapi karena setiap emosi orang lain muncul begitu nyata di matanya : sebagai warna, bentuk, dan kadang suara yang menghantui. Sebagai mahasiswi seni yang hidup dari beasiswa dan kenangan kelabu, Amalia mencoba bertahan. Sampai suatu hari, ia terlibat dalam proyek rahasia kampus yang mengubah cara pandangnya terhadap diri sendi...
HAMPA
461      330     1     
Short Story
Terkadang, cinta bisa membuat seseorang menjadi sekejam itu...
CHERRY & BAKERY (PART 1)
4546      1323     2     
Romance
Vella Amertaβ€”pindah ke Jakarta sebagai siswi SMA 45. Tanpa ia duga kehidupannya menjadi rumit sejak awal semester di tahun keduanya. Setiap hari dia harus bertemu dengan Yoshinaga Febriyan alias Aga. Tidak disangka, cowok cuek yang juga saingan abadinya sejak jaman SMP itu justru menjadi tetangga barunya. Kehidupan Vella semakin kompleks saat Indra mengajaknya untuk mengikuti les membuat cu...