Loading...
Logo TinLit
Read Story - Reandra
MENU
About Us  

Ketika hendak masuk ke dalam rumah. Banu terkejut mendapati Cakka—Abang Andra sudah menunggunya. Ia meneguk ludah dengan susah payah dan melangkah ragu menghampiri.

"Halo, Bang." Banu menyalami Cakka. Namun, respon tidak bersahat  yang ditampilkan Cakka.

"Jadi lo yang seenaknya apa ke mobil gua?!"

"Kurang ajar ya lo! Pasti lo disuruh Andra, kan?! Mana tuh bocah!"

"Kemana Andra? Kenapa lo yang bawa mobil gua?!" kelakar Cakka dengan nada emosi. Suara itu membuat hati Banu ciut ia sungguh takut dibuatnya.

"Maaf, Bang. Saya baru antar Andra dari rumah sakit. Dia asam lambungnya kambuh. Dan sekarang dirawat di rumah sakit."

"Gua minta maaf banget. Udah lancang pake mobil Abang. Soalnya gua panik gak tau harus apa. Mau pesan mobil online takut tidak keburu."

'Andra? Sakit?' tanya Cakka dalam hati.

"Ini gua balikin kunci mobil. Terima kasih, bang. Saya pamit pulang." Banu menunduk sebelum pergi. Ia berjalan menuju motor yang terparkir di halaman rumah Andra dan menaiki motor tersebut.

"Enak aja lo!"

"Lo belom boleh pulang!"

Cakka menarik ke leher belakang Banu. Hingga cowok ia hampir terjatuh dan tercekik beruntung ia berhasil melepaskan diri dari Cakka.

"Mobil gua gak gratis lo pake!" ucap Cakka sekali lagi. Cakka menaiki motor Banu menghadang Banu supaya tidak bisa pergi. Banu mengernyit bingung.

"Lo bilang Andra di rawat. Berarti lo udah pake mobil gua tanpa izin dan bensin gua!" Cakka menarik seragam Banu dan memberi pukulan pada wajah Banu hingga cowok itu terdorong dan terjatuh.

"Banu!"

Kala berlalari membuka pagar dan membantu Banu untuk berdiri. Cakka yang melihat Kala tak bisa memalingkan pandangan dari Kala. Saat Kala hendak masuk ke dalam rumah ia mendengar suara keributan dan merasa ada perasaan tidak enak terhadap Banu jadi ia langsung berlari menuju rumah Andra. Dan benar saja dugaannya tidak salah.

"KOK LO MUKUL GUA, BANG?!" Banu hendak membalas pukulan Cakka, namun Kala menghalanginya berusaha menenangkan Banu.

"Jangan, Nu. Kontrol emosi kamu."

Cakka mendekati mereka ia hendak menyentuh Kala tetapi Banu langsung menepis tangan Cakka.

Berani lo sentuh dia. Gua patahin tangan lo."

Cakka menyunggingkan bibir tertawa sinis. "Lo patahin tangan gua? Gua patahin tangan Andra," balas Cakka tenang. Tapi lawan bicaranya yang merespon tidak tenang.

BUGH

Satu pukulan mengenai wajah Cakka dan sekarang mereka impas. Cakka memegangi sudut bibirnya yang terasa perih. Dan ia berusaha untuk membalas Banu.

"STOP!!" teriak Kala berada di tengah-tengah mereka.

"Kalian apa-apa sih!"

"Kalau begini terus permasalahan gak akan selesai! Coba bicarakan baik-baik!"

Cakka mengepalkan tangan berusaha menahan emosi.

"Oke kalo itu mau kalian. Sekarang gua minta dua ratus ribu buat uang sewa mobil gua.  Buat anter Andra!"

Kala dan Banu tercengang dibuatnya. "Dua ratus ribu?!"

"Iya. Kenapa? Gak sanggup?"

"Kalo gak sanggup motor lo gua sita!"

"Gak bisa gitu dong!" protes Banu.

"Kenapa gitu? Ya suka-suka gua lah mobil-mobil gua! Siapa suruh pake mobil orang lain tanpa izin!"

"Kak! Kita pake mobil kakak juga untuk Andra! Adek kakak!"

"Terus emang gua peduli, cantik?" tanya Cakka halus.

Banu malas terus berurusan dengan Cakka tidak ada gunanya. Ia pun merogoh saku celana sekolahnya mengambil dompet dan mengambil uang dua ratus ribu sesuai permintaan Cakka.

"Nih! Ini kan yang lo mau?!" Banu memberikan uang itu dengan kasar di tangan Cakka.

"Ayo, Kal."

Banu menuju motornya kemudian ia menuntun motor hingga keluar dari pekarangan rumah Andra.

"Yang tadi itu siapa sih? Nyebelin banget!" tanya Kala penasaran. Sebab ia tidak pernah melihat sosok itu.

"Dia itu, abang nya Andra."

"Ha?!" ucap Kala terkejut.

"Andra itu punya abang sekaligus adik perempuan. Nama abangnya Cakka dia lagi kuliah di luar kota jadi jarang buat ketemu sama Andra. Terus adik perempuannya namanya Cikka. Dia tinggal sama ibunya Andra."

"Ortu Andra udah cerai. Sebenarnya Andra waktu itu tinggal sama Ibunya juga. Tapi karena dia dianggap beban jadi, dia diminta tinggal sama Ayahnya."

"Tapi selama tinggal sama Ayahnya hidup Andra sama aja kalo kata gua. Gak ada bedanya waktu dia tinggal sama ibunya. Sama-sama kurang diperhatikan," jelas Banu.

Kala tak menjawab ia hanya mendengarkan cerita Banu. Sebab ia bingung harus menanggapi apa.

"Ya udah Kal. Gua kalo gitu pamit ya? Lo masuk gih ke dalam rumah."

"Oh iya. Aku nunggu kamu pulang."

"Engga. Masuk gih, baru gua pulang."

"Okey. Hati-hati di jalan ya."

Banu mengangguk dan tersenyum senyumannya pun di balas Kala. Selepas itu Kala masuk ke dalam rumah dan Banu pun segera melajukan motor untuk pulang ke rumah. Sebelum kembali ke rumah sakit.

***


Alea berjalan cepat menelusuri jalan menuju rumah sepupunya, Andra. Hatinya sedikit cemas. Selama beberapa hari terakhir, Andra tiba-tiba menghilang tanpa kabar. Biasanya, sepupunya itu selalu datang ke rumahnya untuk makan, bercanda, dan berbagi cerita. Namun, kini semuanya berubah. Ponsel Andra sulit dihubungi, dan pesan-pesan yang dikirimnya hanya terabaikan begitu saja.

Alea mencoba untuk tidak panik, tetapi ada sesuatu yang membuatnya khawatir. Sesuatu yang tidak biasa terjadi pada Andra, yang selalu ceria dan penuh semangat. Pikirannya terus terbayang pada sosok Andra yang biasanya tidak pernah absen dari kebiasaan sehari-hari, tetapi kini terlihat berbeda.

Setibanya di rumah Andra, Alea merasakan keheningan yang aneh.  Pintu rumah itu terbuka sedikit, seperti mengundangnya masuk. Tanpa banyak bicara, Alea melangkah masuk.

Di ruang tamu, bukan Andra yang Alea lihat namun, sosok Cakka yang berada di sana. Ia sedang bermain game hingga tidak menyadari kedatangan Alea.

“Abang Cakka?” Suara Alea terdengar lemah, seolah terkejut melihat sepupunya berada di rumah Andra.

Cakka menoleh mendengar suara seseorang memanggil namanya. "Alea?"

Cakka meletakkan stick game nya. Berdiri mengahmpiri Alea. Cakka tersenyum, meski ada kekhawatiran yang mendalam di wajahnya.

"Lo kok di sini?"

"Andra mana?"

"A—"

Cakka berpikir sejenak. Ia baru ingat jika Adiknya sedang di rawat di rumah sakit, tapi ia tidak mau Alea tahu hal itu. Karena pasti anak itu akan menyalahkan dirinya kenapa tidak menunggu Anda di rumah sakit. Tetapi malah asik main game di rumah.

"Andra ada. Dia lagi keluar sama—" Cakka berpikir keras ia tidak tahu siapa teman dekat Andra.

"aduh! Siapa ya gua lupa lagi!" elak Cakka.

"Banu?" jawab Alea memastikan.

"Nah! Iya itu!"

"Pergi ke mana?" tanya Alea.

"Wah kurang tau gua. Tadi perginya buru-buru."

"Lo nyariin Andra? Kenapa?"

"Ah, engga kok. Cuma mau anter ini aja. Masakan gua, Bang. Nanti coba icip ya barengan sama Andra," balas Alea. Cakka menerima rantang makanan yang diberikan Alea dengan sumringah.

"Wah enak ini kayaknya! Dari harumnya udah kecium!" seru Cakka.

"Ya udah kalo gitu. Gua pamit ya, bang Cakka!"

"Okey. Thank you ya makanannya!"

Alea mengangguk. Ia bergegas pergi kembali pulang ke rumahnya yang jaraknya tidak terlalu berjauhan dengan rumah Andra. Alea menghentikan langkah kakinya. Ia merogoh saku celana jeans yang ia kenakan untuk mengambil ponsel. Alea memandang layar ponselnya yang tampak kosong, tanpa ada kabar dari Andra.

Dia mengernyitkan dahi, merasa ada yang aneh dengan situasi ini. Setelah memberikan makanan kepada Cakka, pikirannya masih dipenuhi rasa penasaran. Ada yang tidak beres, dan ia hatinya pun terasa tidak tenang. Langkah Alea terhenti di tengah jalan. Ponselnya masih terpegang erat di tangannya. Tiba-tiba, layar ponsel menyala, menampilkan pesan baru yang masuk—dari Andra.

“Maaf, baru bisa bales. Gua di rumah sakit, lagi nggak enak badan. Cakka nggak bilang ya?”

Alea terkejut, jantungnya berdegup kencang. Segera ia membuka pesan itu dengan cepat, menunggu jawaban Andra.

“Rumah sakit? Kenapa bisa?” tulis Alea, seolah tak percaya.

Beberapa detik kemudian, pesan balasan dari Andra masuk.

“Asam lambung gua kambuh."

Alea menghela napas panjang. Sekarang semuanya mulai jelas. Andra memang tidak bisa dihubungi, tapi Cakka jelas berusaha menutupi keadaan yang sebenarnya. Mungkin karena dia tidak ingin Alea tahu, atau mungkin dia merasa bingung harus menjelaskan apa.

 

Alea segera mengetik pesan lagi.

 

Kenapa nggak bilang? Gua kan sepupu lo. Mungkin bisa bantu.

 

Sekali lagi, pesan dari Andra masuk.

 

Maaf, Alea. Gua nggak mau lo khawatir. Gua cuma butuh waktu untuk istirahat. Terima kasih banget ya udah kirim makanan ke rumah.

 

Alea menatap layar ponselnya, merasa sedikit lega mendengar bahwa Andra baik-baik saja meskipun sedikit terluka. Namun, ada perasaan lain yang mengganjal di hatinya. Cakka... Kenapa dia tidak memberitahu Alea lebih awal?

Dengan hati yang sedikit tenang, Alea melanjutkan langkahnya menuju rumah, tetapi pikirannya masih tertuju pada apa yang baru saja ia temui. Andra mungkin baik-baik saja sekarang, tapi Alea tahu bahwa ada banyak hal yang belum terungkap. Kunjungan ini bukanlah akhir dari cerita, melainkan awal dari sebuah percakapan yang harus mereka lakukan.
 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
PUZZLE - Mencari Jati Diri Yang Hilang
1213      795     0     
Fan Fiction
Dazzle Lee Ghayari Rozh lahir dari keluarga Lee Han yang tuntun untuk menjadi fotokopi sang Kakak Danzel Lee Ghayari yang sempurna di segala sisi. Kehidupannya yang gemerlap ternyata membuatnya terjebak dalam lorong yang paling gelap. Pencarian jati diri nya di mulai setelah ia di nyatakan mengidap gangguan mental. Ingin sembuh dan menyembuhkan mereka yang sama. Demi melanjutkan misinya mencari k...
Surat yang Tak Kunjung Usai
1869      1170     2     
Mystery
Maura kehilangan separuh jiwanya saat Maureen saudara kembarnya ditemukan tewas di kamar tidur mereka. Semua orang menyebutnya bunuh diri. Semua orang ingin segera melupakan. Namun, Maura tidak bisa. Saat menemukan sebuah jurnal milik Maureen yang tersembunyi di rak perpustakaan sekolah, hidup Maura berubah. Setiap catatan yang tergores di dalamnya, setiap kalimat yang terpotong, seperti mengu...
Supernova nan Indah merupakan Akhir dari Sebuah Bintang
4185      1415     1     
Inspirational
Anna merupakan seorang gadis tangguh yang bercita-cita menjadi seorang model profesional. Dia selalu berjuang dan berusaha sekuat tenaga untuk menggapai cita-citanya. Sayangnya, cita-citanya itu tidak didukung oleh Ayahnya yang menganggap dunia permodelan sebagai dunia yang kotor, sehingga Anna harus menggunakan cara yang dapat menimbulkan malapetaka untuk mencapai impiannya itu. Apakah cara yang...
Izinkan Aku Menggapai Mimpiku
267      217     1     
Mystery
Bagaikan malam yang sunyi dan gelap, namun itu membuat tenang seakan tidak ada ketakutan dalam jiwa. Mengapa? Hanya satu jawaban, karena kita tahu esok pagi akan kembali dan matahari akan kembali menerangi bumi. Tapi ini bukan tentang malam dan pagi.
Our Perfect Times
3108      1554     9     
Inspirational
Keiza Mazaya, seorang cewek SMK yang ingin teman sebangkunya, Radhina atau Radhi kembali menjadi normal. Normal dalam artian; berhenti bolos, berhenti melawan guru dan berhenti kabur dari rumah! Hal itu ia lakukan karena melihat perubahan Radhi yang sangat drastis. Kelas satu masih baik-baik saja, kelas dua sudah berani menyembunyikan rokok di dalam tas-nya! Keiza tahu, penyebab kekacauan itu ...
Sweet Seventeen
3583      1839     4     
Romance
Karianna Grizelle, mantan artis cilik yang jadi selebgram dengan followers jutaan di usia 17 tahun. Karianna harus menyeimbangkan antara sekolah dan karier. Di satu sisi, Anna ingin melewati masa remaja seperti remaja normal lainnya, tapi sang ibu sekaligus manajernya terus menyuruhnya bekerja agar bisa menjadi aktris ternama. Untung ada Ansel, sahabat sejak kecil yang selalu menemani dan membuat...
Dear Future Me: To The Me I'm Yet To Be
807      546     2     
Inspirational
Bagaimana rasanya jika satu-satunya tempat pulang adalah dirimu sendiri—yang belum lahir? Inara, mahasiswi Psikologi berusia 19 tahun, hidup di antara luka yang diwariskan dan harapan yang nyaris padam. Ayahnya meninggal, ibunya diam terhadap kekerasan, dan dunia serasa sunyi meski riuh. Dalam keputusasaan, ia menemukan satu cara untuk tetap bernapas—menulis email ke dirinya di masa dep...
Aku & Sahabatku
18618      2789     4     
Inspirational
Bercerita tentang Briana, remaja perempuan yang terkenal sangat nakal se-SMA, sampai ia berkenalan dengan Sari, sifatnya mengubah hidupnya.
Tuhan, Inikah Cita-Citaku ?
4393      1863     9     
Inspirational
Kadang kita bingung menghadapi hidup ini, bukan karena banyak masalah saja, namun lebih dari itu sebenarnya apa tujuan Tuhan membuat semua ini ?
Dimension of desire
514      386     0     
Inspirational
Bianna tidak menyangka dirinya dapat menemukan Diamonds In White Zone, sebuah tempat mistis bin ajaib yang dapat mewujudkan imajinasi siapapun yang masuk ke dalamnya. Dengan keajaiban yang dia temukan di sana, Bianna memutuskan untuk mencari jati dirinya dan mengalami kisah paling menyenangkan dalam hidupnya