Loading...
Logo TinLit
Read Story - Sebelah Hati
MENU
About Us  

Siang yang panas menyengat, membuat menikmati es krim adalah salah satu penyegar. Apalagi saat pulang sekolah. Hmm..

“Eh, mana es krim?” Inilah kakak badungku, namanya Redho. Hobinya nodong jajanan adiknya. Apapun jajanan yang aku bawa pulang, pasti diembat juga dengannya. Perawakannya tinggi besar berkulit sawo matang, karena dia suka main bola sejak masih berseragam merah putih. Hingga ganti jadi abu-abu pun, masih suka main bola di lapangan pojok, main sama anak SMP tetangga blok.

“Kak! Beli sendiri napa sih!” degusku. Kadang aku suka engga bisa sabar juga menghadapi kakakku ini. 

“Hai, Aya.” Mataku hampir loncat dari tempatnya. Saat melihat siapa yang keluar dari kamar Kak Redho. Sosoknya beda jauh dari Kak Redho yang macam beruang coklat. Dia tinggi, kurus dan putih. Kesannya mirip kertas ya. Tapi jangan salah, kertas ini sangat tampan. Heran juga, bagaimana dia mau berteman dengan Kak Redho. Namanya Praja.

“Eh, halo, Kak.” Seketika mode marahku hilang entah kemana.

Bisa dibilang, dimana ada Praja, disitu ada Redho. Bahkan sampai ada yang bilang kalau Kak Redho itu bodyguard nya Praja. Saat SMA, Praja adalah ketua OSIS, sedang Kak Redho itu sekretaris OSIS. Jadilah mereka dekat.

Mereka baru berpisah saat kelulusan. Kak Redho memilih jurusan ekonomi UI, sementara Praja manajemen di kampus swasta terkenal. Biarpun berpisah kampus. Kadang mereka masih sering bertemu.

Itu berlanjut hingga Kak Redho kerja di Bank, selepas lulus. Dan Praja memilih masuk kantor konsultan. Tak lama kemudian, mereka berpisah kembali saat Praja memutuskan melanjutkan S2 di Inggris.

##

 

“Nay, gimana? Uda jadi masukin lamaran?” Kak Redho tiba-tiba muncul, sudah berpakaian rapi style pegawai kantoran. Duduk di depanku, mencomot sandwich yang Mama bikin.

Aku masih mengunyah, sambil terus memikirkan soal lamaran. Ini sudah bulan ketiga sejak wisuda. Tapi belum ada satu pun lamaran yang on going. Semua seperti tertelan bumi. Apa ada yang salah dengan surat lamaranku?

“Woy, ditanyain malah bengong!” Aku kena timpuk potongan roti Kak Redho juga.

“Belom ada yang dipanggil, Kak,” jawabku akhirnya.

“Masukin ke kantor Kakak, mau?”

“Kak, aku engga bisa hitung berhitung,”

“Yee, kamu kira Bank isinya hitung berhitung semua? Kami kan juga perlu orang manajemen,” Cibir Kak Redho.

“Hmm ya nanti aku siapkan berkasnya.” Akhirnya aku mengangguk juga.

“Dho, Praja kemarin kemari lho, kirain kamu dah pulang.” Aku melirik Mama yang bicara soal Praja. Seseorang yang lama tak kujumpai

“Oya? Kok dia engga kabari Redho ya Ma, nanti deh Redho tanyain.”

“Kerja dimana dia? Mama engga sempat nanyain.” Tuh, Mama mulai kepo-nya.

“Kantor konsultan gitu, Ma. Sibuk banget sekarang dia, Ma.”

Oohh… kantor konsultan mana ya?

“Oh, Mama pikir, siapa tahu bisa nolongin Kanaya cari kerjaan juga,”

MasyaAllah Mamakuuuuu kenapa bisa memikirkan kebaikan putrimu ini jugaaaaa

Kak Redho menatapku ragu, “Ah, engga perlu sampe minta tolong Praja juga kali, Ma.”

Wassalammmm pupus sudah harapankuuuu

“Lha kenapa?”

“Ya engga perlu aja, Ma. Nanti deh aku cariin di job seeker,”

Damn!

##

 

“Halo, Aya.” Aku mematung melihat senyum menawan itu. Wajah cerah dengan kacamata bingkai hitam. Sudah lama sekali sejak aku bertemu dengannya. Sampai aku lupa kapan tepatnya.

“Halo, Kak,” balasku. Kemeja hitam panjangnya membuatnya makin jangkung.

“Hoy, itu cecunguk satu uda nempel di pager, sana pergi!” teriakan Kak Redho benar-benar engga banget. Aku tahu kalau Kak Redho tak suka dengan Okan, yang terlihat tergila-gila padaku. Padahal aku hanya menanggapi sebatas teman.

“Iya, Kak. Aku pamit, Kak.” Aku menoleh sekilas pada Praja. Ia hanya tersenyum tipis. 

 

~~~

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
In Her Place
1879      1064     21     
Mystery
Rei hanya ingin menyampaikan kebenaran—bahwa Ema, gadis yang wajahnya sangat mirip dengannya, telah dibunuh. Namun, niat baiknya disalahartikan. Keluarga Ema mengira Rei mengalami trauma dan membawanya pulang, yakin bahwa dia adalah Ema yang hilang. Terjebak dalam kesalahpahaman dan godaan kehidupan mewah, Rei memilih untuk tetap diam dan menjalani peran barunya sebagai putri keluarga konglomer...
Di Punggungmu, Aku Tahu Kau Berubah
5743      1862     3     
Romance
"Aku hanya sebuah tas hitam di punggung seorang remaja bernama Aditya. Tapi dari sinilah aku melihat segalanya: kesepian yang ia sembunyikan, pencarian jati diri yang tak pernah selesai, dan keberanian kecil yang akhirnya mengubah segalanya." Sebuah cerita remaja tentang tumbuh, bertahan, dan belajar mengenal diri sendiri diceritakan dari sudut pandang paling tak terduga: tas ransel.
Da Capo al Fine
621      480     5     
Romance
Bagaimana jika kau bisa mengulang waktu? Maukah kau mengulangi kehidupanmu dari awal? Atau kau lebih memilih tetap pada akhir yang tragis? Meski itu berarti kematian orang yang kau sayangi? Da Capo al Fine = Dari awal sampai akhir
Let me be cruel
10640      4380     545     
Inspirational
Menjadi people pleaser itu melelahkan terutama saat kau adalah anak sulung. Terbiasa memendam, terbiasa mengalah, dan terlalu sering bilang iya meski hati sebenarnya ingin menolak. Lara Serina Pratama tahu rasanya. Dikenal sebagai anak baik, tapi tak pernah ditanya apakah ia bahagia menjalaninya. Semua sibuk menerima senyumnya, tak ada yang sadar kalau ia mulai kehilangan dirinya sendiri.
Spektrum Amalia
1255      853     1     
Fantasy
Amalia hidup dalam dunia yang sunyi bukan karena ia tak ingin bicara, tapi karena setiap emosi orang lain muncul begitu nyata di matanya : sebagai warna, bentuk, dan kadang suara yang menghantui. Sebagai mahasiswi seni yang hidup dari beasiswa dan kenangan kelabu, Amalia mencoba bertahan. Sampai suatu hari, ia terlibat dalam proyek rahasia kampus yang mengubah cara pandangnya terhadap diri sendi...
Segitiga Sama Kaki
1888      895     2     
Inspirational
Menurut Phiko, dua kakak kembarnya itu bodoh. Maka Phiko yang harus pintar. Namun, kedatangan guru baru membuat nilainya anjlok, sampai merembet ke semua mata pelajaran. Ditambah kecelakaan yang menimpa dua kakaknya, menjadikan Phiko terpuruk dan nelangsa. Selayaknya segitiga sama kaki, sisi Phiko tak pernah bisa sama seperti sisi kedua kakaknya. Phiko ingin seperti kedua kakaknya yang mendahu...
Seharusnya Aku Yang Menyerah
242      201     0     
Inspirational
"Aku ingin menyerah. Tapi dunia tak membiarkanku pergi dan keluarga tak pernah benar-benar menginginkanku tinggal." Menjadi anak bungsu katanya menyenangkan dimanja, dicintai, dan selalu dimaafkan. Tapi bagi Mutia, dongeng itu tak pernah berlaku. Sejak kecil, bayang-bayang sang kakak, Asmara, terus menghantuinya: cantik, pintar, hafidzah, dan kebanggaan keluarga. Sementara Mutia? Ia hanya mer...
Di Antara Luka dan Mimpi
1624      926     70     
Inspirational
Aira tidak pernah mengira bahwa langkah kecilnya ke dalam dunia pondok akan membuka pintu menuju mimpi yang penuh luka dan luka yang menyimpan mimpi. Ia hanya ingin belajar menggapai mimpi dan tumbuh, namun di perjalanan mengejar mimpi itu ia di uji dengan rasa sakit yang perlahan merampas warna dari pandangannya dan menghapus sebagian ingatannya. Hari-harinya dilalui dengan tubuh yang lemah dan ...
Lantunan Ayat Cinta Azra
1557      905     3     
Romance
Perjalanan hidup seorang hafidzah yang dilema dalam menentukan pilihan hatinya. Lamaran dari dua insan terbaik dari Allah membuatnya begitu bingung. Antara Azmi Seorang hafidz yang sukses dalam berbisnis dan Zakky sepupunya yang juga merupakan seorang hafidz pemilik pesantren yang terkenal. Siapakah diantara mereka yang akan Azra pilih? Azmi atau Zakky? Mungkinkah Azra menerima Zakky sepupunya s...
FaraDigma
3544      1335     1     
Romance
Digma, atlet taekwondo terbaik di sekolah, siap menghadapi segala risiko untuk membalas dendam sahabatnya. Dia rela menjadi korban bully Gery dan gengnya-dicaci maki, dihina, bahkan dipukuli di depan umum-semata-mata untuk mengumpulkan bukti kejahatan mereka. Namun, misi Digma berubah total saat Fara, gadis pemalu yang juga Ketua Patroli Keamanan Sekolah, tiba-tiba membela dia. Kekacauan tak terh...