Loading...
Logo TinLit
Read Story - Sebelah Hati
MENU
About Us  

“Jadi?” Lusi menanyaiku sambil menopang dagu.

“Apanya?”

“Kenapa engga jadi bawa Praja kesini?” Kini nadanya seolah menodongku. Matanya berkilat.

Aku memang janji membawa Praja ke Kafe Lusi, tapi timing nya tak bagus. “Lain kali ya, Lus. Serius.”

“Ada apa?”

“Bella datang kemarin.”

“Bella?”

“Iya, mantan Praja yang hamil itu. Dia teriak-teriak kayak orang kesurupan. Sampe manggil satpam kompleks.”

Kini Lusi memandangiku ngeri.

“Dia masih bersikeras kekeuh bilang kalo anak yang dikandungnya itu anak Praja. Tapi Praja diam saja.”

“Dia engga ngelak?”

“Aku merasa, Praja kasian pada Bella. Bahkan mengantarkannya pulang, walaupun tahu gimana garangnya Bella.” Ya, saat itu rasa sakit di dada itu ada. Apa aku masih ada hati dengannya?

Lusi sukses melongo.

“Aku… entahlah.” Aku sendiri tak bisa mengartikan rasa hatiku sendiri.

“Hmm si bos gimana?”

“Bos?”

“Sasi cerita, bos kecilmu itu flirting in terus ya?”

“Ampun deh, kalian berdua bergosip dibelakangku ya,” tuduhku. Lusi hanya cengengesan.

 

>.<

 

“Nay.” Mama menyenggol lenganku. Matanya menari-nari.

“Eh iya, hai juga.” Akhirnya aku membalas salam Bima juga. Ia tersenyum ragu. Pasti merasakan aku malas bicara dengannya.

“Kok sendirian aja, Nak Bima?” Memang kami bertemu di dalam Mall, saat aku pulang kerja dan diseret Mama menemaninya belanja buat cucu pertamanya.

“Iya, Tante. Baru pulang kerja tadi, terus ketemu teman disini.” Dia memang masih memakai kemeja biru laut yang ditekuk sebatas siku. Rambutnya sudah berantakan.

“Kebetulan sekali ketemu disini ya, sudah makan belum?”

Aduh, akal-akalan Mama muncul ini…

“Belum, Tante. Tadi cuma ngopi aja.”

“Ayo bareng, kita makan ramen ya, Tante yang traktir.”

Dan disinilah kami berakhir, di dalam resto ramen. Aku berhadapan dengan Bima.

“Kenapa engga balas whatapp ku kemarin? Aku engga tahu kalau istrinya Kak Redho mitoni di rumah.” Bima menodong pertanyaan saat Mama ke kamar mandi.

Aku memang sengaja tak membalas, karena aku sedang bersama Praja saat itu. “Oh, maaf, kemarin lagi agak ribet di rumah.”

“Iya ga apa. Kamu apa kabar?”

“Baik, kamu?”

Ia mengangguk. “Baik kok.”

Kami terdiam. Dia seperti tahu aku malas membalas ucapannya. Sampai Mama kembali.

 

>.<

 

“Kak Praja?” aku terkaget saat menemukan sosoknya duduk dibangku teras. Saat aku baru pulang dari kantor. Ini bahkan sudah jam delapan lebih.

Ia tersenyum. “Aku hanya mampir. Tadi Tante suruh nunggu di dalam, tapi aku lebih suka nunggu disini.”

Aku ikut duduk. “Ada apa, Kak? Kok engga kasitahu mau kesini?”

“Engga apa, cuma pingin ngobrol aja. Sekalian kasih kue bikinan Mama tadi.”

“Oh ya? Makasih ya Kak.”

“Lembur ya?”

“Iya, lumayan lemburnya, daripada kena jam macet juga kan.”

“Aya, aku ingin minta maaf.” Tiba-tiba saja ia mengatakannya.

“Soal apa, Kak?”

“Soal Bella kemarin, dia sedang tidak stabil.” Maksudnya? Dia gila? “Dia hamil dan tak tahu siapa ayah anaknya.”

“Apa?”

“Bella cerita, kalau dia pernah main di club dan mabuk. Kemudian itu terjadi.”

“Apa Kakak bersimpati padanya?”

Praja menatapku. “Apa aku harus membencinya?”

“Menurut Kak Redho, dia sudah gonta ganti cowo beberapa kali sejak Kak Praja di UK.” Suaraku mencicit. Lebih kepada ingin ia tahu, apa yang sebenarnya terjadi.

“Aku tahu dia kesepian, Aya. Dia tak bisa berhubungan jarak jauh.” Ada nada kepasrahan disana.

Aku mulai gemetaran. Jadi apa maksudnya curhat soal Bella disini?

“Lalu?”

“Aku sedang mempertimbangkan untuk menikahinya.”

Deg.

“Apa? Aku salah dengar ya? Padahal itu bukan salahmu, Kak.”

“Tapi, aku tak bisa terus melihatnya begitu.” Dia tampak dilemma. Tapi sungguh, aku yang lebih dilemma.

“Apa Kak Praja masih sayang dia?”

Ia mengejap. “Ya, mungkin begitu.”

Aku tercekat. Apa sih yang aku harapkan. Tentu saja, dia pacarnya selama bertahun-tahun.

“Selamat kalau begitu,”

 

>.<

 

“Sialan banget si Praja itu. Bisa-bisanya bilang begitu padamu.” Sasi mencak-mencak setelah aku menceritakan apa yang barusan saja aku dengar dari Praja. Belum ada tiga puluh menit sejak ia pulang. Aku sudah menghabiskan beberapa lembar tisu untuk menangisinya. Sambil menelepon Sasi.

Sebenarnya, apa yang aku rasakan padanya?

“Heh, udah, jangan nangis terus, bisa bengkak ntar matamu,” tegur Sasi. Mimiknya khawatir.

Aku menyedot ingusku lagi. “Ha, habis gimana, Sas.” Lagi-lagi aku mengerang. Dan mengatakan habis gimana.

“Habisin aja dia, Kay. Udah ah cowok ga cuma dia di dunia ini. Sudah sudah. Engga perlu nangis lagi. Apa aku perlu kesana?”

Aku menggeleng.

“Berhentilah menangis. Besok ikut aku ya.”

“Kemana?” Besok adalah sabtu berhargaku.

Bukan Sasi namanya kalau tidak pemaksaan. Aku sudah diseret dari kasurku sejak jam enam pagi. Menatap ngeri padaku. Pasti begitu mengerikan wajahku, sampai ia begitu.

Ia menyeretku paksa. Memaksaku memakai baju pilihannya, lalu mendorongku ke kamar mandi.

Aku memandang orang yang tengah menatapku dibalik cermin. Wajahnya sangat mengerikan. Lingkaran hitam jelas di matanya. Rambutnya kusut  dan berantakan.

Ya ampun.

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Fidelia
2654      1271     0     
Fantasy
Bukan meditasi, bukan pula puasa tujuh hari tujuh malam. Diperlukan sesuatu yang sederhana tapi langka untuk bisa melihat mereka, yaitu: sebentuk kecil kejujuran. Mereka bertiga adalah seorang bocah botak tanpa mata, sesosok peri yang memegang buku bersampul bulu di tangannya, dan seorang pria dengan terompet. Awalnya Ashira tak tahu mengapa dia harus bertemu dengan mereka. Banyak kesialan menimp...
Finding My Way
1691      1076     3     
Inspirational
Medina benci Mama! Padahal Mama tunawicara, tapi sikapnya yang otoriter seolah mampu menghancurkan dunia. Mama juga membuat Papa pergi, menjadikan rumah tidak lagi pantas disebut tempat berpulang melainkan neraka. Belum lagi aturan-aturan konyol yang Mama terapkan, entah apa ada yang lebih buruk darinya. Benarkah demikian?
Trying Other People's World
298      245     0     
Romance
Lara punya dendam kesumat sama kakak kelas yang melarangnya gabung OSIS. Ia iri dan ingin merasakan serunya pakai ID card, dapat dispensasi, dan sibuk di luar kelas. Demi membalas semuanya, ia mencoba berbagai hidup milik orang lain—pura-pura ikut ekskul jurnalistik, latihan teater, bahkan sampai gabung jam tambahan olimpiade MIPA. Kebiasan mencoba hidup-hidup orang lain mempertemukannya Ric...
No Longer the Same
977      719     1     
True Story
Sejak ibunya pergi, dunia Hafa terasa runtuh pelan-pelan. Rumah yang dulu hangat dan penuh tawa kini hanya menyisakan gema langkah yang dingin. Ayah tirinya membawa perempuan lain ke dalam rumah, seolah menghapus jejak kenangan yang pernah hidup bersama ibunya yang wafat karena kanker. Kakak dan abang yang dulu ia andalkan kini sibuk dengan urusan mereka sendiri, dan ayah kandungnya terlalu jauh ...
My Private Driver Is My Ex
945      643     10     
Romance
Neyra Amelia Dirgantara adalah seorang gadis cantik dengan mata Belo dan rambut pendek sebahu, serta paras cantiknya bak boneka jepang. Neyra adalah siswi pintar di kelas 12 IPA 1 dengan julukan si wanita bermulut pedas. Wanita yang seperti singa betina itu dulunya adalah mantan Bagas yaitu ketua geng motor God riders, berandal-berandal yang paling sadis pada geng lawannya. Setelahnya neyra di...
TITANICNYA CINTA KITA
0      0     0     
Romance
Ketika kapal membawa harapan dan cinta mereka karam di tengah lautan, apakah cinta itu juga akan tenggelam? Arka dan Nara, sepasang kekasih yang telah menjalani tiga tahun penuh warna bersama, akhirnya siap melangkah ke jenjang yang lebih serius. Namun, jarak memisahkan mereka saat Arka harus merantau membawa impian dan uang panai demi masa depan mereka. Perjalanan yang seharusnya menjadi a...
Let Me be a Star for You During the Day
1625      926     16     
Inspirational
Asia Hardjono memiliki rencana hidup yang rapi, yakni berprestasi di kampus dan membahagiakan ibunya. Tetapi semuanya mulai berantakan sejak semester pertama, saat ia harus satu kelompok dengan Aria, si paling santai dan penuh kejutan. Bagi Asia, Aria hanyalah pengganggu ritme dan ambisi. Namun semakin lama mereka bekerjasama, semakin banyak sisi Aria yang tidak bisa ia abaikan. Apalagi setelah A...
Tanda Tangan Takdir
431      324     1     
Inspirational
Arzul Sakarama, si bungsu dalam keluarga yang menganggap status Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai simbol keberhasilan tertinggi, selalu berjuang untuk memenuhi ekspektasi keluarganya. Kakak-kakaknya sudah lebih dulu lulus CPNS: yang pertama menjadi dosen negeri, dan yang kedua bekerja di kantor pajak. Arzul, dengan harapan besar, mencoba tes CPNS selama tujuh tahun berturut-turut. Namun, kegagal...
A Sky Between Us
102      88     2     
Romance
Sejak kecil, Mentari selalu hidup di dalam sangkar besar bernama rumah. Kehidupannya ditentukan dari ia memulai hari hingga bagaimana harinya berakhir. Persis sebuah boneka. Suatu hari, Mentari diberikan jalan untuk mendapat kebebasan. Jalan itu dilabeli dengan sebutan 'pernikahan'. Menukar kehidupan yang ia jalani dengan rutinitas baru yang tak bisa ia terawang akhirnya benar-benar sebuah taruha...
FAMILY? Apakah ini yang dimaksud keluarga, eyang?
423      334     2     
Inspirational
Kehidupan bahagia Fira di kota runtuh akibat kebangkrutan, membawanya ke rumah kuno Eyang di desa. Berpisah dari orang tua yang merantau dan menghadapi lingkungan baru yang asing, Fira mencari jawaban tentang arti "family" yang dulu terasa pasti. Dalam kehangatan Eyang dan persahabatan tulus dari Anas, Fira menemukan secercah harapan. Namun, kerinduan dan ketidakpastian terus menghantuinya, mendo...