Loading...
Logo TinLit
Read Story - Sebelah Hati
MENU
About Us  

“Kenapa, Nay?” Alfian menoleh, saat mobil berhenti di perempatan lampu merah.

“Kenapa?” tanyaku balik.

“Kamu kayak mikir begitu. Engga enjoy?”

“Kata siapa? Aku enjoy aja, kan udah lama juga engga ketemu yang lain.”

“Terus?” tanyanya terus mendesak.

“Aku engga papa,” elesku.

“Yakin? Apa kamu merasa engga nyaman soal celetukan Robi tadi?” Tadi saat pulang, memang si Robi nyeletuk soal menentukan tanggal dan undangan.

Aku menggeleng.

“Kamu tahu kan gimana Robi itu. Jangan diambil hati banget.” Alfian menjeda, saat mobil mulai bergerak. “Aku engga akan maksa, Nay. Itu semua tergantung bagaimana hatimu saja. Jangan diambil pusing. Aku sebagai lelaki, tentu inginnya memenangkan hatimu. Tapi, kalau apa pun sudah aku lakukan, kamu masih tidak memilihku, ya mau bagaimana lagi. Aku bisa apa.”  

Aku melihat sisi lain dari Alfian. Dewasa. Keadaan membuatnya lebih dewasa. Dengan merawat Rifa sendiri, membuatnya melakukan semua yang ia bisa untuk kebaikan Rifa.

“Kagum ya?” Alfian nyengir padaku.

“Yeeee, maunya dikagumi ya?”

“Tentu aja dong, maunya begitu. Hm, aku mau ngaku, Nay.”

“Ngaku apa?” tanyaku penuh selidik.

“Kamu pasti dengar banyak selentingan di kampus dulu kan? Bahkan dari obrolan anak-anak tadi, kamu pasti bisa menyimpulkan, aku tertarik padamu dari jaman kuliah dulu.” Aku diam mendengarkan. “Ya, aku memang suka padamu dari jaman itu. Bahkan waktu itu sepertinya kamu belum sama Bima. Tapi aku engga berani maju. Mungkin sikapku kelihatan banget ya, jadi bikin orang lain bikin gossip begitu.”

“Aku tahu. Aku dengar gosip itu. waktu itu aku udah sama Bima.”

“Terus?” tanya Alfian.

“Cuma engga percaya. Soalnya hmm apa ya, kamu terlalu keren, Alfian sang ketua BEM masa suka sama aku? Aku cuma bisa mikir begitu. Sejak ada gossip itu, Bima jadi makin protektif. Bahkan dia nungguin tiap ada rapat sampai sore. Dan tiap kali ketemu, yang dia tanyain itu kamu.”

“Aku?”

Aku mengangguk. “Ketemu Alfian engga? Alfian ngomong apa? Pokoknya begitu-begitu. Itu baru berhenti setelah kamu lulus, Al.”

“Oh ya? Dia terancam juga ya?” Alfian terkikih.

Gimana bisa Bima engga terancam dengan gossip itu? apa dia engga merasa famous?

“Tentu aja, Al.”

“Makan dulu yuk,” kata Alfian, berbelok ke resto jawa yang engga asing. Oh ya, ini resto favoritnya Bima.

 

“Kanaya.” Sebuah suara memanggil. Suara familier itu, aku kenal sekali. Sosoknya berdiri canggung, tampaknya keluar dari rest room. Aku tersenyum seadanya.

“Halo,” sapaku. Aku mempercepat cuci tangan. Malas juga berinteraksi dengannya, apalagi belum satu jam kami membahasnya.

“Sama siapa?” Dia masih berdiri mematung.

“Alfian,” jawabku.

“Siapa?” tanyanya ulang. Seolah ia salah dengar.  

“Nay.” Dan tiba-tiba aja Alfian muncul dengan buku menu ditangan. Tadi kami berpisah saat ia mencari tempat duduk, dan aku mau mencuci tangan. “Oh, Bima ya?”

Muka Bima tampak shock. Tapi cepat bisa menguasai diri. “Iya, Alfian kan? Apa kabar?” Ia mengulurkan tangan.

Alfian membalas genggaman tangan Bima. “Baik sekali, Bima. Makan siang juga? Sama siapa?”

“Sama keluarga,” jawab Bima, menunjuk kearah bungalow sebelah barat. Oh, jadi ada Tante Rita juga ya?

“Oke, enjoy ya, ayo, Nay.” Alfian mengambil tanganku dan ditariknya dari hadapan Bima, kami berjalan kearah berlawanan dengan bungalow Bima. “Panjang umur dia ya, baru juga diceritain.” Alfian terkekeh pelan.

“Sengaja ya?” Aku mengangkat tautan tangan kami.

Alfian berkedip usil. “Aku cuma tahu bagaimana reaksinya tadi. Lumayan juga terkejutnya.” Sok analisis sekali dia.

“Lalu? Apa analisismu?”

“Yah, masih ada hati denganmu, Nay.” Kami berhenti di meja ujung bungalow. “Dia masih ngubungin kamu?” tanyanya.

Aku duduk dan membuka buku menu. “Udah lama engga, Al. Waktu itu pernah engga sengaja ketemu sama Mama, jadi aku ditanyain terus.”

“Terus?”

“Ya engga ada terusannya. Aku engga respon dengan baik, jadi dia menghilang begitu aja.”

Alfian manggut manggut. “Iya, jangan ditanggapi kalau memang engga bisa lagi.” Aku memandangi Alfian penuh selidik.

“Kenapa?”

“Menguntungkan kamu ya?” tanyaku memastikan.

Alfian malah tertawa. “Tentu aja, Nay. Kamu mau pesan apa?”

 

>.<

 

Berbicara dengan Alfian itu mudah saja. Rasanya tak ada yang bisa aku sembunyikan darinya. Dia sangat komunikatif. Mungkin karena itu ia dipilih jadi ketua BEM dulu.

“Apa ini?” tanyaku, saat Alfian mengangsurkan plastik putih resto tadi, yang diambilnya dari jok belakang.

“Ayam bakar buat yang di rumah,” jawab Alfian santai.

“Aku kira untuk Rifa.”

“Rifa sudah ada,” jawab Alfian, menunjuk ke kursi belakang. Masih ada satu bungkusan lagi. Tadi memang dia membawa dua plastik.

“Makasi, Al.”

“Iya, sama-sama, Nay.” Tiba-tiba saja ia mengambil tanganku. Mengenggamnya dengan erat. “Nay, tolong dipikirkan ya. Aku menunggumu menjawab perasaanku.” Matanya menatapku lembut.

Tiba-tiba perkataan Praja kemarin jumat membuatku ingin bertanya. “Al, apa benar kamu mau melamarku minggu ini?”

Mata Alfian membola. “Praja ya? Iya, aku memang sudah berniat, setelah kamu menjawabku, Nay. Aku sudah merasa kalau aku memang harus bersaing dengan Praja.”

Entah keberanian darimana, tangan bebasku mengelus pipinya.

“Nay, jangan, aku engga bisa menguasai diriku lagi, kalau lebih dari ini,” bisik Alfian parau.

 

>.<

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Perjalanan yang Takkan Usai
958      711     1     
Romance
Untuk pertama kalinya Laila pergi mengikuti study tour. Di momen-momen yang menyenangkan itu, Laila sempat bertemu dengan teman masa kecil sekaligus orang yang ia sukai. Perasaan campur aduk tentulah ia rasakan saat menyemai cinta di tengah study tour. Apalagi ini adalah pengalaman pertama ia jatuh cinta pada seseorang. Akankah Laila dapat menyemai cinta dengan baik sembari mencari jati diri ...
Glitch Mind
81      73     0     
Inspirational
Apa reaksi kamu ketika tahu bahwa orang-orang disekitar mu memiliki penyakit mental? Memakinya? Mengatakan bahwa dia gila? Atau berempati kepadanya? Itulah yang dialami oleh Askala Chandhi, seorang chef muda pemilik restoran rumahan Aroma Chandhi yang menderita Anxiety Disorder......
Reandra
4833      1994     67     
Inspirational
Rendra Rangga Wirabhumi Terbuang. Tertolak. Terluka. Reandra tak pernah merasa benar-benar dimiliki oleh siapa pun. Tidak oleh sang Ayah, tidak juga oleh ibunya. Ketika keluarga mereka terpecah Cakka dan Cikka dibagi, namun Reandra dibiarkan seolah keberadaanya hanya membawa repot. Dipaksa dewasa terlalu cepat, Reandra menjalani hidup yang keras. Dari memikul beras demi biaya sekolah, hi...
Winter Elegy
1248      812     4     
Romance
Kayra Vidjaya kesuma merasa hidupnya biasa-biasa saja. Dia tidak punya ambisi dalam hal apapun dan hanya menjalani hidupnya selayaknya orang-orang. Di tengah kesibukannya bekerja, dia mendadak ingin pergi ke suatu tempat agar menemukan gairah hidup kembali. Dia memutuskan untuk merealisasikan mimpi masa kecilnya untuk bermain salju dan dia memilih Jepang karena tiket pesawatnya lebih terjangkau. ...
Sweet Like Bubble Gum
2928      1634     2     
Romance
Selama ini Sora tahu Rai bermain kucing-kucingan dengannya. Dengan Sora sebagai si pengejar dan Rai yang bersembunyi. Alasan Rai yang menjauh dan bersembunyi darinya adalah teka-teki yang harus segera dia pecahkan. Mendekati Rai adalah misinya agar Rai membuka mulut dan memberikan alasan mengapa bersembunyi dan menjauhinya. Rai begitu percaya diri bahwa dirinya tak akan pernah tertangkap oleh ...
Langit-Langit Patah
49      42     1     
Romance
Linka tidak pernah bisa melupakan hujan yang mengguyur dirinya lima tahun lalu. Hujan itu merenggut Ren, laki-laki ramah yang rupanya memendam depresinya seorang diri. "Kalau saja dunia ini kiamat, lalu semua orang mati, dan hanya kamu yang tersisa, apa yang akan kamu lakukan?" "Bunuh diri!" Ren tersenyum ketika gerimis menebar aroma patrikor sore. Laki-laki itu mengacak rambut Linka, ...
Only One
2320      1377     13     
Romance
Hidup di dunia ini tidaklah mudah. Pasti banyak luka yang harus dirasakan. Karena, setiap jalan berliku saat dilewati. Rasa sakit, kecewa, dan duka dialami Auretta. Ia sadar, hidup itu memang tidaklah mudah. Terlebih, ia harus berusaha kuat. Karena, hanya itu yang bisa dilakukan untuk menutupi segala hal yang ada dalam dirinya. Terkadang, ia merasa seperti memakai topeng. Namun, mungkin itu s...
Trust Me
124      113     0     
Fantasy
Percayalah... Suatu hari nanti kita pasti akan menemukan jalan keluar.. Percayalah... Bahwa kita semua mampu untuk melewatinya... Percayalah... Bahwa suatu hari nanti ada keajaiban dalam hidup yang mungkin belum kita sadari... Percayalah... Bahwa di antara sekian luasnya kegelapan, pasti akan ada secercah cahaya yang muncul, menyelamatkan kita dari semua mimpi buruk ini... Aku, ka...
Diary of Rana
438      372     1     
Fan Fiction
“Broken home isn’t broken kids.” Kalimat itulah yang akhirnya mengubah hidup Nara, seorang remaja SMA yang tumbuh di tengah kehancuran rumah tangga orang tuanya. Tiap malam, ia harus mendengar teriakan dan pecahan benda-benda di dalam rumah yang dulu terasa hangat. Tak ada tempat aman selain sebuah buku diary yang ia jadikan tempat untuk melarikan segala rasa: kecewa, takut, marah. Hidu...
SABTU
6993      2208     13     
True Story
Anak perempuan yang tumbuh dewasa tanpa ayah dan telah melalui perjalanan hidup penuh lika - liku, depresi , putus asa. Tercatat sebagai ahli waris cucu orang kaya tetapi tidak merasakan kekayaan tersebut. Harus kerja keras sendiri untuk mewujudkan apa yang di inginkan. Menemukan jodohnya dengan cara yang bisa dibilang unik yang menjadikan dia semangat dan optimis untuk terus melanjutkan hidupn...