Loading...
Logo TinLit
Read Story - Big Secret
MENU
About Us  

“Maaf, Tik, aku keburu pergi,” teleponku, saat aku sudah keluar dari kota Kebumen. Aku memutuskan pulang, setelah ketemu Alde tadi, rasanya engga nyaman. Ternyata Alde ko-as di situ.

“Ga apa, Day. Alhamdulilah ada malaikat yang membantu biaya operasi bapak, huhuhu… “ Tika terisak lagi dan lagi.

“Oh, alhamdulilah… “

“Sayangnya mereka ga tahu siapa namanya, kalau tahu, aku mau berterima kasih padanya,”

“Sudah, Tik. Dia tahu Tika sedang susah, jadi berniat membantu. Semua berkat doa Tika.”

“Iya, Day. Makasih ya udah sampai sini. Eh ngomong-ngomong, kamu sampai Kebumen sama siapa?” mampus!

“A, aku bareng sama tetangga yang mau ke Purwokerto, makanya ga bisa lama, Tik.” Elesku.

“Oh begitu, salam buat tetanggamu ya, bilangkan, Tika sangat berterima kasih.”

“Oh, iya, Tik. Nanti aku sampaikan. Semangat ya, Tik.”

“Pasti, Day.” Telepon terputus.

“Wah, Pak Yanto ini tetangga Non Dayu ya? Ya memang benar sih kita bertetangga, Non. Tapi saya ga mau ke Purwokerto lho,” Pak Yanto terkekeh.

“Ah, Pak Yanto ini, kan cuma mengarang indah.”

“Tapi saya salut sama Non. Membantu tapi misterius ya.”

“Pak, tahu sendiri, yang mereka tahu, saya ini anak pemilik bengkel kecil di Ungaran.”

“Bener ya, Non. Tapi bengkelnya bengkel pesawat, di Jerman lagi,” Pak Yanto nyengir.

“Ah Pak Yanto, itu rahasia,”

Pak Yanto malah geleng kepala. “Biasanya orang-orang itu gemar pamer kekayaan, Non. Lha Non malah dirahasiakan.”

“Bukan maksud merahasiakan, Pak. Tapi Pak Yanto tahu sendiri gimana cerita dulu,”

“Yang dulu sudahan saja, Non. Jangan dipikir lagi. Toh sudah selesai kan.”

“Ya, iya sih, Pak. Cuma saya nyaman dengan posisi sekarang. Mereka memandang saya, karena saya Dayu. Bukan karena saya cucu Kakek.”

Pak Yanto manggut-manggut.

“Iya, saya ngerti, Non. Tapi selamanya juga ga bisa ditutupi begitu, Non. Pasti ada waktunya semua akan tahu juga.”

Bayangan tatapan datar Alde tadi tiba-tiba membuatku mulas.

 

 

>.<   

 

 

Aku menatap langit-langit kamarku. Sudah sejam dua jam yang lalu aku masuk kamar, berpamitan untuk tidur, setelah perjalanan jauh dari Kebumen. Tadi terasa lelah sekali, sekarang rasa itu menguap entah kemana. Letih yang tadi nempel di punggungku, terasa menghilang tanpa bekas. Kemana mereka?

Semua tergantikan dengan bayangan Alde tadi. Membuat perut jungkir balik. Badan panas dingin seketika.

Aku harus mulai berpikir positif. Bisa saja dia berpikir aku hanya membayarkan, dengan uang orang lain. Bisa saja dia pikir, aku tak akan mampu membuka dompet untuk empat puluh dua juta itu.

Tapi dia dekat dengan Rony, sudah barang tentu Rony memberitahunya soal latar belakangku. Yang tentu saja aku karang indah.

Aduh, sudah, ga perlu diambil pusing. Biarkan saja si Alde itu. Toh dia juga jauh di Kebumen sana. Aku dengar Ko-as makan waktu lama. Semoga dia ga ingat apapun. Aminn.

 

>.<

 

 

Aku masih menggaruk-garuk rambutku, saat pintu kamar diketuk. Jam berapa ini?

“Non, Non Dayu,” suara Mbok Jum terdengar.

Aku berusaha memicingkan mata. Jam enam lewat lima. “Yaaa, Mbok,” jawabku. Berusaha menyingkirkan selimut dan bangkit dari tempat tidur. “Kenapa, Mbok?” akhirnya aku bisa membuka pintu juga.

Mbok Jum cepat mendekat dengan muka waspada. Kemudian, dengan menggunakan tangan seperti corong, Mbok Jum berbisik. “Ada tamu, Non.”

Tamu? “Siapa, Mbok? Aku ga punya tamu. Tamunya Kakek mungkin.” Silaunya matahari yang sudah masuk ke ruang tengah, membuatku mengejapkan mata.

“Bukan, tamunya Non Dayu. Kata Kakek, Mbok suruh bangunin Non,”

Alarm di otakku berdering. Kakek suruh bangunin?

Tak sampai sepuluh menit, aku sudah siap menerima tamu yang Kakek katakan. Siapa?

Aku termangu. Tepatnya bertatapan dengan sepasang mata. Mata yang sudah lama sekali aku lupa. Ia disana dengan seorang pria tambun setengah baya.

“Dayu, kemari,” Kakek melambai. Mau tak mau, aku melangkah juga mendekat. Duduk disamping Kakek. “Ini Pak Budiman, Bapak Alena. Beliau ingin bertemu dengan Dayu.”

“Saya, atas nama Alena, meminta maaf yang sebesar-besarnya untuk kesalahan yang diperbuat Alena. Lima tahun yang lalu. Mungkin sudah lama, tapi saya tetap kemari. Hanya ingin mendengar pengampunan dari Mbak Dayu.” Pipinya memerah, hidungnya kembang kempis mengutarakan kalimat panjang tadi. Peluh mengalir di dahinya. Aku sudah sering mendengar dari Kakek, bahwa mereka sering kemari, hanya untuk bertemu denganku. Tapi tak pernah bertemu. Baru kali ini berkesempatan bertatap muka.

Aku memandangi wajah angkuh Alena. Masih tetap sama, walau sekarang sudah beranjak dewasa. Aku yakin, kelakuannya tak banyak berubah.

Kulihat sikut Pak Budi bergerak kearah Alena berulang-ulang. Semacam kode. Dengan enggan, ia mulai membuka mulutnya.

“Aku… minta maaf, Dayu.” Matanya turun ke bawah, tak menatapku seperti tadi. Aku tahu, dia bukan orang yang tulus.

“Iya, Alena. Aku sudah maafkan.” Demi Kakek yang sudah terlalu banyak memikirkan aku, aku mengatakannya.

“Terima kasih sekali, Mbak Dayu.” Aku hampir melihat air mata diujung mata Pak Budi. Sedang Alena membuang muka.

Sesungguhnya, aku tak pernah bisa melupakan semua perlakuan Alena. Semua masih membayang sampai sekarang. Terasa sekali ingatan itu masih kemarin.

 

>.<

 

“Non ga apa-apa?” Mbok Jum mengangsurkan jahe hangat kesukaanku, dihadapanku.

Aku berusaha tersenyum, “Iya, gapapa, Mbok.”

KLEK. Pintu kamar Kakek terbuka. Kakek keluar dengan pakaian santai tapi rapi. “Kakek mau main golf dengan pak Lukas dari Sinar Grup. Mau ikut?” Kakek duduk  didepanku.

Aku menggeleng. “Dayu di rumah aja. Main paling ke Celosia, nanti sama Hanum.”

“Naik apa?”

“Motor,”

Mata Kakek memicing, “Motornya siapa? Kakek ga pernah punya barang membahayakan seperti itu,” Kakek selalu menganggap motor itu sumber sangat membahayakan. Jadi aku pun tak pernah mengenal motor.

“Motor Hanum.”

Kakek menghela nafas. “Biar diantar Pak Yanto.”

“Kakekkkk, aku gapapa naik motor, di Jogja juga naik motor. Walau aku cuma bonceng.” Protesku.

“Itu di Jogja, Dayu. Kamu lupa, disini area Kakek.” Penekanan kalimat Kakek dalam.

Oke, fine. “Baik, Kek.”

“Bagus, nanti biar sopir Pak Lukas yang jemput Kakek.” Kakek mengangkat ponselnya, setelah mengetikkan sesuatu. Bangkit kearah ruang tamu untuk berbicara.

Mbok Jum memandangiku maklum.

“Kakek Non agak ketat ya, tapi semua demi Non.“

“Iya, Mbok. Aku tahu. Cuma, rasanya terlalu ketat. Kenapa pula dengan keselamatanku. Aku baik-baik saja.”

“Non, cuma Non Dayu satu-satunya keluarga Kakek Non, pasti Kakek memikirkan ini masak-masak. Mbok tahu, ini ga mudah buat Non.”

Tiba-tiba rasanya, aku kembali ke masa lima tahun yang lalu.

 

>.<

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
PALETTE
552      304     3     
Fantasy
Sinting, gila, gesrek adalah definisi yang tepat untuk kelas 11 IPA A. Rasa-rasanya mereka emang cuma punya satu brain-cell yang dipake bareng-bareng. Gak masalah, toh Moana juga cuek dan ga pedulian orangnya. Lantas bagaimana kalau sebenarnya mereka adalah sekumpulan penyihir yang hobinya ikutan misi bunuh diri? Gak masalah, toh Moana ga akan terlibat dalam setiap misi bodoh itu. Iya...
Letter hopes
1222      675     1     
Romance
Karena satu-satunya hal yang bisa dilaukan Ana untuk tetap bertahan adalah dengan berharap, meskipun ia pun tak pernah tau hingga kapan harapan itu bisa menahannya untuk tetap dapat bertahan.
LINN
14035      2205     2     
Romance
“Mungkin benar adanya kita disatukan oleh emosi, senjata dan darah. Tapi karena itulah aku sadar jika aku benar-benar mencintaimu? Aku tidak menyesakarena kita harus dipertemukan tapi aku menyesal kenapa kita pernah besama. Meski begitu, kenangan itu menjadi senjata ampuh untuk banggkit” Sara menyakinkan hatinya. Sara merasa terpuruk karena Adrin harus memilih Tahtanya. Padahal ia rela unt...
Story Of Chayra
14436      3638     9     
Romance
Tentang Chayra si cewek cuek dan jutek. Sekaligus si wajah datar tanpa ekspresi. Yang hatinya berubah seperti permen nano-nano. Ketika ia bertemu dengan sosok cowok yang tidak pernah diduga. Tentang Tafila, si manusia hamble yang selalu berharap dipertemukan kembali oleh cinta masa kecilnya. Dan tentang Alditya, yang masih mengharapkan cinta Cerelia. Gadis pengidap Anstraphobia atau phobia...
Senja Belum Berlalu
4245      1519     5     
Romance
Kehidupan seorang yang bernama Nita, yang dikatakan penyandang difabel tidak juga, namun untuk dikatakan sempurna, dia memang tidak sempurna. Nita yang akhirnya mampu mengendalikan dirinya, sayangnya ia tak mampu mengendalikan nasibnya, sejatinya nasib bisa diubah. Dan takdir yang ia terima sejatinya juga bisa diubah, namun sayangnya Nita tidak berupaya keras meminta untuk diubah. Ia menyesal...
G E V A N C I A
1240      692     0     
Romance
G E V A N C I A - You're the Trouble-maker , i'll get it done - Gevancia Rosiebell - Hidupnya kacau setelah ibunya pergi dari rumah dan ayahnya membencinya. Sejak itu berusaha untuk mengandalkan dirinya sendiri. Sangat tertutup dan memberi garis keras siapapun yang berniat masuk ke wilayah pribadinya. Sampai seorang cowok badboy selengean dengan pesona segudang tapi tukang paksa m...
My Teaser Devil Prince
6768      1760     2     
Romance
Leonel Stevano._CEO tampan pemilik perusahaan Ternama. seorang yang nyaris sempurna. terlahir dan di besarkan dengan kemewahan sebagai pewaris di perusahaan Stevano corp, membuatnya menjadi pribadi yang dingin, angkuh dan arogan. Sorot matanya yang mengintimidasi membuatnya menjadi sosok yang di segani di kalangan masyarakat. Namun siapa sangka. Sosok nyaris sempurna sepertinya tidak pernah me...
Bukan kepribadian ganda
9938      1990     5     
Romance
Saat seseorang berada di titik terendah dalam hidupnya, mengasingkan bukan cara yang tepat untuk bertindak. Maka, duduklah disampingnya, tepuklah pelan bahunya, usaplah dengan lembut pugunggungnya saat dalam pelukan, meski hanya sekejap saja. Kau akan terkenang dalam hidupnya. (70 % TRUE STORY, 30 % FIKSI)
Little Spoiler
1177      718     0     
Romance
hanya dengan tatapannya saja, dia tahu apa yang kupikirkan. tanpa kubicarakan dia tahu apa yang kuinginkan. yah, bukankah itu yang namanya "sahabat", katanya. dia tidak pernah menyembunyikan apapun dariku, rahasianya, cinta pertamanya, masalah pribadinya bahkan ukuran kaos kakinya sekalipun. dia tidak pernah menyembunyikan sesuatu dariku, tapi aku yang menyembunyikan sesuatu dariny...
Orange Haze
606      420     0     
Mystery
Raksa begitu membenci Senja. Namun, sebuah perjanjian tak tertulis menghubungkan keduanya. Semua bermula di hutan pinus saat menjelang petang. Saat itu hujan. Terdengar gelakan tawa saat riak air berhasil membasahi jas hujan keduanya. Raksa menutup mata, berharap bahwa itu hanyalah sebuah mimpi. "Mata itu, bukan milik kamu."