Loading...
Logo TinLit
Read Story - The Call(er)
MENU
About Us  

"Apa jadinya jika kau membawa pulang fragmen dunia yang bukan milikmu?"

Freya dan Raka akhirnya kembali menjejakkan kaki di hutan Arkha, realitas terasa lebih rapuh dari sebelumnya. Langit tampak seperti kanvas yang belum selesai dilukis, dengan warna-warna yang tak konsisten bergulir seperti tinta basah. Jalan setapak yang dulu mereka susuri kini bergoyang perlahan, seolah-olah sedang bernapas. Suara-suara aneh mulai bermunculan dan saling bersahutan. Desahan, bisikan, dan kadang suara tawa anak-anak, bergaung dari segala arah. Padahal, tak ada satu pun makhluk hidup yang terlihat atau berkeliaran di sekitar situ.

Freya menyentuh batang pohon yang tampak familier, tapi kini terasa asing. Kulit pohonnya halus, hampir seperti kulit manusia. Saat disentuh, ia mendengar gumaman samar dalam benaknya. "Jangan lupa siapa kau. Jangan lupakan kami juga."

"Raka, kamu dengar suara itu?" tanya Freya pelan.

"Dengar suara apa?" Raka menatapnya dengan alis mengerut.

"Suara pohonnya ..., seperti berbicara."

Raka hanya menggeleng, tetapi raut wajahnya menunjukkan ekspresi yang tak yakin. Karena kenyataannya, dia juga mulai merasakan sesuatu yang sulit untuk dijelaskan. Sejak kembali dari dimensi prisma, keduanya mulai mengalami gangguan aneh. Mereka sering dibayangi kilasan ingatan yang bukan milik mereka.

Malam itu, saat mereka duduk di dekat api unggun, Freya terbangun dengan tubuh gemetar. Ia bermimpi menjadi seorang anak laki-laki bernama Kael, yang hidup di sebuah kota apung dan sedang melarikan diri dari perang. Ia bisa merasakan luka di kaki Kael, ketakutan di dadanya, dan rasa kehilangan yang menggumpal di tenggorokannya.

Di pagi harinya, giliran Raka yang diam membeku, menatap telapak tangannya sendiri seperti baru melihatnya untuk pertama kali. "Aku bermimpi aku adalah seorang wanita tua ..., di ujung dunia. Namaku Mireya. Aku menjaga kunci terakhir dari sesuatu yang disebut Pintu Satu Jiwa. Aku mati ..., karena mengkhianati seseorang. Namun, anehnya aku justru merasa bangga." Raka bergidik ngeri. Tubuhnya tampak gemetar.

Freya memandangnya dengan tatapan penuh cemas. "Raka, mungkin yang kita bawa bukan hanya sekadar fragmen. Kita membawa ... identitas yang lain."

Mereka memutuskan kembali ke tempat Cermin Memorium untuk mencari jawaban. Namun reruntuhan bundar itu telah menghilang. Yang tersisa hanyalah padang kosong dengan bekas lingkaran terbakar.

"Kita tak bisa kembali," gumam Freya. "Tapi mungkin ..., seseorang yang mengetahui kebenarannya, akan muncul dan mendatangi kita."

Malam berikutnya, saat kabut turun lebih awal dari biasanya, suara langkah kaki terdengar dari antara semak-semak. Raka sigap mengangkat tongkat sihir yang ia temukan di tengah perjalanan panjang mereka. Namun, sosok yang muncul membuat keduanya membeku.

Lagi-lagi mereka menghadapi sosok Freya. Namun, bukan Freya mereka yang sekarang. Sosok itu lebih dewasa, dengan rambut lebih panjang, dan mata yang memancarkan kekuatan luar biasa. Sorot matanya terlihat dingin. Freya masa depan, tapi versi yang lain lagi.

"Kalian membawa pulang lebih dari yang kalian kira," katanya datar. "Arkha akan mulai runtuh jika jejak dimensi itu tidak disucikan."

"Apa maksudmu?" tanya Freya semakin merasa bingung.

"Kalian telah mencampur benang dunia. Sekarang, realitas mulai keliru. Orang akan mulai bermimpi bukan sebagai diri mereka sendiri. Dan jika itu terus terjadi, satu-satunya cara semesta untuk bertahan adalah dengan membuang yang cacat."

Raka berdiri. "Lalu apa yang harus kami lakukan?"

Freya masa depan mengangkat tangannya. Sebuah peta muncul dari cahaya di udara. "Kalian harus ke jantung Arkha. Tempat di mana semua benang dunia bertemu. Di sana, kalian bisa memilih, apakah akan menghapus fragmen dari pikiran kalian, atau mengikatnya selamanya. Namun, setiap pilihan ada harganya. Jika kalian memilih untuk menghapusnya, kalian akan melupakan apa pun yang pernah kalian lihat di dalam prisma. Jika kalian memilih untuk mengikat, kalian akan kehilangan sebagian dari siapa diri kalian sebelumnya."

Freya dan Raka saling berpandangan. Kebisuan menyelimuti mereka beberapa saat. Sungguh pilihan yang sangat sulit.

"Bagaimana kalau kami tidak memilih?" tanya Raka akhirnya.

"Maka dunia akan memilih untuk kalian," jawab Freya masa depan sambil berbalik. "Dan itu biasanya bukan pilihan yang baik."

Freya mencoba mengikuti sosok masa depannya, namun ia menghilang begitu saja secepat kilat, melewati kabut. Yang tertinggal hanya peta bercahaya.

Saat keduanya menatap peta itu, titik-titik cahaya mulai menyebar, membentuk jaringan rumit seperti saraf otak.

"Jantung Arkha ada di sini," kata Freya pelan, menunjuk titik pusat. "Kita harus ke sana."

Namun, sebelum mereka sempat bergerak, kabut di belakang mereka membentuk wajah besar yang tampak seperti kumpulan kenangan. Wajah itu memiliki mata—mata dari setiap versi Freya dan Raka yang pernah ada di dimensi lain.

Wajah itu seolah-olah berbicara.

"Pilihanku sudah dibuat. Kalian tidak akan sempat memilih."

Tanah di bawah mereka tiba-tiba saja berguncang, lalu terbelah begitu saja. Freya dan Raka jatuh ke dalam kehampaan. Saat mereka jatuh, ingatan keduanya mulai bercampur satu sama lain. Freya merasakan cinta pertama Raka, dan Raka melihat kematian ibu Freya yang justru tak pernah ia kenal sebelumnya, termasuk tak pernah muncul dalam mimpi sekali pun. Suara mereka saling bersahutan, tetapi tak bisa didengar dengan jelas. Hanya suara-suara samar.

Sementara itu, peta yang mereka pegang terbakar perlahan, meninggalkan sebuah tulisan peringatan lainnya.

"Untuk mengikat benang, kau harus putuskan jalinan yang lama."

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (3)
  • baskarasoebrata

    Menarik sekali

    Comment on chapter World Building dan Penokohan
  • warna senja

    Sepertinya Freya sedang mengalami quarter life crisise

    Comment on chapter Prolog
  • azrilgg

    Wah, seru, nih

    Comment on chapter Prolog
Similar Tags
Segitiga Sama Kaki
1422      740     2     
Inspirational
Menurut Phiko, dua kakak kembarnya itu bodoh. Maka Phiko yang harus pintar. Namun, kedatangan guru baru membuat nilainya anjlok, sampai merembet ke semua mata pelajaran. Ditambah kecelakaan yang menimpa dua kakaknya, menjadikan Phiko terpuruk dan nelangsa. Selayaknya segitiga sama kaki, sisi Phiko tak pernah bisa sama seperti sisi kedua kakaknya. Phiko ingin seperti kedua kakaknya yang mendahu...
Shinta
6787      1918     2     
Fantasy
Shinta pergi kota untuk hidup bersama manusia lainnya. ia mencoba mengenyam bangku sekolah, berbicara dengan manusia lain. sampai ikut merasakan perasaan orang lain.
Angkara
1188      693     1     
Inspirational
Semua orang memanggilnya Angka. Kalkulator berjalan yang benci matematika. Angka. Dibanding berkutat dengan kembaran namanya, dia lebih menyukai frasa. Kahlil Gibran adalah idolanya.
Atraksi Manusia
746      510     7     
Inspirational
Apakah semua orang mendapatkan peran yang mereka inginkan? atau apakah mereka hanya menjalani peran dengan hati yang hampa?. Kehidupan adalah panggung pertunjukan, tempat narasi yang sudah di tetapkan, menjalani nya suka dan duka. Tak akan ada yang tahu bagaimana cerita ini berlanjut, namun hal yang utama adalah jangan sampai berakhir. Perjalanan Anne menemukan jati diri nya dengan menghidupk...
Arsya (Proses Refisi)
1728      906     1     
Mystery
"Aku adalah buku dengan halaman yang hilang. Cerita yang tercerai. Dan ironisnya, aku lebih paham dunia ini daripada diriku sendiri." Arsya bangun di rumah sakit tanpa ingatanhanya mimpi tentang seorang wanita yang memanggilnya "Anakku" dan pesan samar untuk mencari kakeknya. Tapi anehnya, ia bisa mendengar isi kepala semua orang termasuk suara yang ingin menghabisinya. Dunia orang dewasa t...
Je te Vois
1800      923     0     
Romance
Dow dan Oi sudah berteman sejak mereka dalam kandunganklaim kedua Mom. Jadi tidak mengherankan kalau Oi memutuskan ikut mengadopsi anjing, Teri, yang merupakan teman baik anjing adopsi Dow, Sans. Bukan hanya perihal anjing, dalam segala hal keduanya hampir selalu sama. Mungkin satu-satunya yang berbeda adalah perihal cita-cita dan hobi. Dow menari sejak usia 8 tahun, tapi bercita-cita menjadi ...
Kinara
5215      1754     0     
Fantasy
Kinara Denallie, seorang gadis biasa, yang bekerja sebagai desainer grafis freelance. Tanpa diduga bertemu seorang gadis imut yang muncul dari tubuhnya, mengaku sebagai Spirit. Dia mengaku kehilangan Lakon, yang sebenarnya kakak Kinara, Kirana Denallie, yang tewas sebagai Spirit andal. Dia pun ikut bersama, bersedia menjadi Lakon Kinara dan hidup berdampingan dengannya. Kinara yang tidak tahu apa...
The Best Gift
52      49     1     
Inspirational
Tidak ada cinta, tidak ada keluarga yang selalu ada, tidak ada pekerjaan yang pasti, dan juga teman dekat. Nada Naira, gadis 20 tahun yang merasa tidak pernah beruntung dalam hal apapun. Hidupnya hanya dipenuhi dengan tokoh-tokoh fiksi dalam  novel-novel dan drama  kesukaannya. Tak seperti manusia yang lain, hidup Ara sangat monoton seakan tak punya mimpi dan ambisi. Hingga pertemuan dengan ...
The Eternal Love
21752      3297     18     
Romance
Hazel Star, perempuan pilihan yang pergi ke masa depan lewat perantara novel fiksi "The Eternal Love". Dia terkejut setelah tiba-tiba bangun disebuat tempat asing dan juga mendapatkan suprise anniversary dari tokoh novel yang dibacanya didunia nyata, Zaidan Abriana. Hazel juga terkejut setelah tahu bahwa saat itu dia tengah berada ditahun 2022. Tak hanya itu, disana juga Hazel memili...
XIII-A
1458      889     4     
Inspirational
Mereka bukan anak-anak nakal. Mereka hanya pernah disakiti terlalu dalam dan tidak pernah diberi ruang untuk sembuh. Athariel Pradana, pernah menjadi siswa jeniushingga satu kesalahan yang bukan miliknya membuat semua runtuh. Terbuang dan bertemu dengan mereka yang sama-sama dianggap gagal. Ini adalah kisah tentang sebuah kelas yang dibuang, dan bagaimana mereka menolak menjadi sampah sejar...