Loading...
Logo TinLit
Read Story - The Call(er)
MENU
About Us  

Langit tampak retak. Seolah-olah kanvas realitas telah dirobek dari dalam, menyisakan celah-celah bercahaya yang meneteskan kilatan energi dimensi pecahan ke dunia nyata.

Freya berdiri di tengah reruntuhan dengan napas berat dan tubuh yang gemetar. Di tangannya, tergenggam pisau peninggalan dirinya yang lama. Pisau yang menyelamatkan, tapi juga membawa kutukan. Di sekelilingnya, teman-temannya tergeletak dalam keadaan terluka. Untung saja, mereka masih kuat bertahan sejauh ini. Namun, ada yang terasa ganjil ketika ia melayangkan tatapan kepada sosok itu.

Raka duduk diam, matanya terbuka namun binarnya tampak kosong. Sejak ledakan dari alat pemulih identitas itu, dari bibir Raka tak terucap sepatah kata pun. Hanya membisu, terdiam tanpa emosi. Namun, Freya kini menyadari, sesuatu telah berubah. Raka yang sekarang bersamanya, bukanlah Raka yang dulu lagi.

"Kau... di sana, Raka?" gumamnya lirih.

Angin menyapu rambut Freya yang kusut, menyibakkan aroma besi dari darah dan asap dari dimensi yang runtuh. Di langit, dua dunia—dimensi pecahan dan dunia nyata—berdesakan masuk, menciptakan celah-celah berbahaya yang membelah bangunan, menelan pohon-pohon, dan menghancurkan batas kenyataan.

Yara, dengan luka di pelipisnya, perlahan bangkit. "Kita harus melakukan sesuatu. Dunia ini tidak akan bertahan jika dua dimensi terus bertabrakan seperti ini."

Zayn menggertakkan gigi. "Kita bisa mencari cara untuk menutup celah itu—"

"Tidak." Suara Freya lirih, tetapi masih dapat tertangkap jelas. "Sudah tercantum dalam petunjuk tentang alat pemulih itu... Seseorang harus mengorbankan identitasnya. Bukan sekadar menutup celah. Kita harus mengembalikan keseimbangan dengan membiarkan satu jiwa hilang dari realitas."

Hening. Suasana kembali semakin mencekam. Kengerian menyelimuti sekitarnya.

Dari bayang-bayang reruntuhan, Neo bangkit. "Identitas? Maksudmu... salah satu dari kita harus menghapus jati dirinya sendiri dari realitas ini?"

Freya mengangguk perlahan. Rinai-rinai bening mengambang di pelupuk matanya.

Raka tiba-tiba berdiri. Gerakannya tampak terlalu tenang. Terlalu terkontrol.

"Aku akan melakukannya." Suaranya terdengar dingin. Kosong, tanpa terbaca emosi apa pun. Namun, tidak ada satu pun dari mereka yang menyadari sepenuhnya bahwa itu bukan Raka yang mereka kenal, kecuali Freya.

Freya mencengkeram pisau itu kuat-kuat. "Tidak. Kau sudah berkorban cukup banyak."

"Tapi akulah yang menjadi pusat kekacauan ini. Aku yang menggunakan alat itu. Biarkan aku yang menebusnya."

"Kau ..., ini bukan dirimu," desis Freya dalam hati. Namun, lidahnya terasa kelu untuk mengatakannya secara langsung. Belum saatnya.

Yara melangkah maju. "Kalau begitu, biar kita putuskan bersama. Kita telah melalui semua ini bersama, dan kita akan menyelesaikannya bersama juga."

Freya menatap mereka satu per satu. Luka, darah, kelelahan, tergambar jelas di wajah mereka. Namun, juga terdapat tekad yang tak surut dari sorot mata mereka dan itu untuk satu tujuan. Demi menyelamatkan dunia.

Hati Freya terasa ditarik ke dua arah, satu sisi ingin melindungi mereka semua, sisi lain ia tahu bahwa tidak semua bisa diselamatkan. Gadis itu menarik napas dalam-dalam, menatap pisau yang tergenggam di tangan. Dalam pantulannya, ia melihat dua bayangannya sendiri. Freya yang dulu dan Freya yang sekarang.

"Biar aku saja," ucap Freya akhirnya. Suaranya tenang, namun hatinya seperti laut pasang. "Aku sudah dua kali menghancurkan garis takdir, pertama ketika menulis surat itu untuk masa depan, dan kedua saat membangunkan kekuatan dalam diriku."

"Freya, tidak!" Yara memekik.

Freya memejamkan mata. "Aku tidak akan benar-benar hilang. Aku hanya akan menjadi sesuatu yang berbeda. Aku akan tetap ada, hanya bukan sebagai Freya yang kalian kenal."

Raka menatapnya, dan untuk sesaat, hanya sebentar saja, Freya merasakan ada percikan yang tak asing dalam tatapan itu, tetapi.kemudian hilang dengan sangat cepat. Dan Freya kini tahu pasti, sepenuhnya meyakini, Raka yang menatapnya kini dan berdiri mengamatinya, bukanlah Raka yang selama ini ia kenal. Gadis itu berlutut, mengangkat pisaunya ke dada.

"Dengan ini, aku kunci fragmen diriku di antara dua dunia. Biarkan satu jiwa mengisi kekosongan. Biarkan seimbang kembali."

Tiba-tiba, sebelum pisau menyentuh kulitnya, Raka sontak saja menerjang. Pisau pun terlempar jauh, sementara tubuh Freya terguling di tanah.

"KAU AKAN GAGAL!" teriak Raka, suaranya berubah, terdengar lebih dalam dan serak. Suara yang sepenuhnya bukan lagi milik Raka.

"Kau... Freya bayangan!" Yara berseru, mulai menyadari sesuatu.

Freya terhuyung bangkit, darah menetes dari pelipisnya. Raka bayangan mengangkat pisau itu, wajahnya berubah menjadi wajah Freya yang lain, yang dulu ia lawan dalam pecahan dimensi.

"Kau pikir bisa mengorbankan dirimu? Tidak semudah itu. Aku ada di tubuh ini sekarang. Kau tidak akan pernah bebas."

Freya berdiri tegak. "Kalau begitu... mari kita akhiri ini, sekarang dan untuk selamanya."

Dari saku jaketnya, ia mengeluarkan serpihan kecil yang tersisa dari alat pemulih identitas. "Masih ada satu percikan. Cukup untuk satu percobaan lagi."

Sambil menahan tangis, ia melangkah maju.

"Kalau aku tidak bisa menghapus diriku... maka aku akan menghapus dirimu dari tubuhnya."

Freya menekan serpihan itu ke dada Raka. Tiba-tiba saja muncul ledakan cahaya menyilaukan. Disusul dengan suara jeritan, lalu kepulan asap. Retakan dimensi pecahan mulai menyusut, menyedot energi dari sekelilingnya. Dunia berguncang hebat. Kemudian menjadi hening dan tampak kosong.

Freya terbaring lemah, pisau tergeletak di sampingnya. Di sisi lain, Raka duduk membungkuk, menggenggam kepalanya.

"Aku... Freya...?"

Suara itu kini benar-benar milik Raka yang Freya kenal selama ini. Gadis itu tertawa, lega. Pelan. Lalu menangis.

Celah-celah dimensi pecahan mulai menutup perlahan, satu-persatu, layaknya luka yang akhirnya sembuh seiring berjalannya waktu. Dunia nyata menggeliat, lalu menetap dalam keheningan damai.

Namun, saat malam tiba, di langit utara, sebuah bintang jatuh terbelah dua. Dan di tempat serpihan alat itu dulu dihancurkan, tumbuh bunga yang tak dikenal oleh siapa pun. Bunga itu berwarna perak, dengan kelopak menyala samar. Dari balik bayangan pepohonan, sepasang mata mengawasi bunga itu.

"Permainan belum selesai," bisik suara perempuan itu. Lembut, tetapi bernada licik. Mata itu bukan milik Freya. Bukan juga milik siapa pun yang dikenal. Namun, terasa sangat... akrab.

Dimensi pecahan telah tertutup, tetapi dunia belum pulih sepenuhnya. Sebuah kebenaran baru terkuak, perjuangan belum berakhir. Kini, bayangan masa depan menuntut pilihan yang tak terelakkan. Ini sebuah pertanda bahwa perjalanan panjang mereka pun belum benar-benar usai. 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (3)
  • baskarasoebrata

    Menarik sekali

    Comment on chapter World Building dan Penokohan
  • warna senja

    Sepertinya Freya sedang mengalami quarter life crisise

    Comment on chapter Prolog
  • azrilgg

    Wah, seru, nih

    Comment on chapter Prolog
Similar Tags
Imajinasi si Anak Tengah
5297      2882     16     
Inspirational
Sebagai anak tengah, Tara terbiasa berada di posisi "di antara" Di antara sorotan dan pujian untuk kakaknya. Dan, di antara perhatian untuk adiknya yang selalu dimanjakan. Ia disayang. Dipedulikan. Tapi ada ruang sunyi dalam dirinya yang tak terjamah. Ruang yang sering bertanya, "Kenapa aku merasa sedikit berbeda?" Di usia dua puluh, Tara berhadapan dengan kecemasan yang tak bisa ia jel...
Ballistical World
10352      2130     5     
Action
Elias Ardiansyah. Dia adalah seorang murid SMA negeri di Jakarta. Dia sangat suka membaca novel dan komik. Suatu hari di bulan Juni, Elias menemukan dirinya berpindah ke dunia yang berbeda setelah bangun tidur. Dia juga bertemu dengan tiga orang mengalami hal seperti dirinya. Mereka pun menjalani kehidupan yang menuntun perubahan pada diri mereka masing-masing.
Zo'r : The Scientist
21473      3863     38     
Science Fiction
I will be inactive for some months due to the school's passing exams. [WILL BE REVISIONED] Zo'r The Series Book 2 Book 1 - Zo'r : The Teenagers Bumi selamat, tetapi separuhnya telah hancur berantakan. Zo'r yang kini hanya ber-6 kembali kehidupan lama mereka, tetapi sesuatu kembali terjadi. Terror-terror mulai berdatangan kepada mereka, mengganggu kehidupan mereka, sehingga Iustum harus ik...
Seiko
704      526     1     
Romance
Jika tiba-tiba di dunia ini hanya tersisa Kak Tyas sebagai teman manusiaku yang menghuni bumi, aku akan lebih memilih untuk mati saat itu juga. Punya senior di kantor, harusnya bisa jadi teman sepekerjaan yang menyenangkan. Bisa berbagi keluh kesah, berbagi pengalaman, memberi wejangan, juga sekadar jadi teman yang asyik untuk bergosip ria—jika dia perempuan. Ya, harusnya memang begitu. ...
PUZZLE - Mencari Jati Diri Yang Hilang
1107      729     0     
Fan Fiction
Dazzle Lee Ghayari Rozh lahir dari keluarga Lee Han yang tuntun untuk menjadi fotokopi sang Kakak Danzel Lee Ghayari yang sempurna di segala sisi. Kehidupannya yang gemerlap ternyata membuatnya terjebak dalam lorong yang paling gelap. Pencarian jati diri nya di mulai setelah ia di nyatakan mengidap gangguan mental. Ingin sembuh dan menyembuhkan mereka yang sama. Demi melanjutkan misinya mencari k...
Premonition
2425      1187     10     
Mystery
Julie memiliki kemampuan supranatural melihat masa depan dan masa lalu. Namun, sebatas yang berhubungan dengan kematian. Dia bisa melihat kematian seseorang di masa depan dan mengakses masa lalu orang yang sudah meninggal. Mengapa dan untuk apa? Dia tidak tahu dan ingin mencari tahu. Mengetahui jadwal kematian seseorang tak bisa membuatnya mencegahnya. Dan mengetahui masa lalu orang yang sudah m...
Helling Dormitory
1537      971     3     
Mystery
Setelah kejadian kebakaran menewaskan ibu dan adik-adiknya, Isaura dikirim oleh ayahnya ke salah satu sekolah asrama di Bogor Di asrama barunya ia dan teman-teman yang lain dihadapkan dengan berbagai kejadian tak masuk akal.
Coldest Husband
1747      904     1     
Romance
Saga mencintai Binar, Binar mencintai Aidan, dan Aidan mencintai eskrim. Selamat datang di kisah cinta antara Aidan dan Eskrim. Eh ralat, maksudnya, selamat datang di kisah cinta segitiga antata Saga, Binar, dan Aidan. Kisah cinta "trouble maker dan ice boy" dimulai saat Binar menjadi seorang rapunsel. Iya, rapunsel. Beberapa kejadian kecil hingga besar membuat magnet dalam hati...
Maju Terus Pantang Kurus
3926      1624     4     
Romance
Kalau bukan untuk menyelamatkan nilai mata pelajaran olahraganya yang jeblok, Griss tidak akan mau menjadi Teman Makan Juna, anak guru olahraganya yang kurus dan tidak bisa makan sendirian. Dasar bayi! Padahal Juna satu tahun lebih tua dari Griss. Sejak saat itu, kehidupan sekolah Griss berubah. Cewek pemalu, tidak punya banyak teman, dan minderan itu tiba-tiba jadi incaran penggemar-penggemar...
Fusion Taste
384      327     1     
Inspirational
Serayu harus rela kehilangan ibunya pada saat ulang tahunnya yang ke lima belas. Sejak saat itu, ia mulai tinggal bersama dengan Tante Ana yang berada di Jakarta dan meninggalkan kota kelahirannya, Solo. Setelah kepindahannya, Serayu mulai ditinggalkan keberuntunganya. Dia tidak lagi menjadi juara kelas, tidak memiliki banyak teman, mengalami cinta monyet yang sedih dan gagal masuk ke kampus impi...