Loading...
Logo TinLit
Read Story - Main Character
MENU
About Us  

Karena suasana hati yang buruk setelah bangun tidur pun, Mireya memilih ke Sekolah lebih pagi, tidak ikut breakfast, bahkan tidak membiarkan Cyntia mengantarnya di mana Kakak tiri-nya itu sering mengantar Mireya karena setiap pagi Cyntia pergi ke agensi tempatnya bernaung sebagai seorang model.

Alih-alih naik ojek seperti biasa, Mireya memilih berjalan kaki meski butuh waktu 30 menit ke sekolah. Mireya nikmati langit yang masih menampakkan bulan dengan udara sedikit dingin. Pagi ini masih sama dengan pagi biasanya, atau bahkan lebih buruk? Seharusnya di hari spesial Mireya menjadi manusia yang paling bahagia, namun siapa yang peduli Mireya bahagia atau tidak, bukan?

Setiap kali merasa sedih satu pemikiran selalu terlihat. Apa aku menyusul Mama saja? Dunia ini sesungguhnya terlalu melelahkan. Tiba-tiba sebuah mobil sedan hitam berhenti di depan sana, tentu Mireya tidak peduli namun langkahnya mendadak terhenti saat melihat Leo berjalan ke arahnya.

"Ternyata benar, aku kira salah orang," kata Leo.

"Kak Leo naik mobil? Biasanya naik motor," tanya Mireya hanya sekedar basa-basi.

"Sebaiknya kamu ikut aku, kita ke Sekolah bareng."

Mireya ragu. Pikiran Mireya melambung jauh, mulai memikirkan perasaan Audry. Seperti bagaimana perasaan Audry kalau melihat ia dan Leo berangkat bersama? Atau Audry bisa saja mendengarnya dari orang lain. Mengingat Audry yang sempat sekesal itu pada Leo, Mireya tidak ingin membuat hubungan kedua orang itu retak.

"Aku ...." sebelum Mireya melanjutkan ucapannya turun dari dalam mobil Mama-nya Leo yang menghampiri mereka berdua. Berdiri di samping Leo, tersenyum lembut pada Mireya yang mencoba tersenyum, namun sedikit canggung.

"Kamu pasti Mireya, ya?" Sembari menatap Mireya yang berpikiran bahwa wanita itu pasti Mama-nya Leo. Jadi seperti itu penampilan wanita yang sudah memberikannya bekal makan siang.

"Iya, Tante. Aku Mireya."

Tanpa diduga Mama-nya Leo berdiri di samping Mireya, merangkulnya. "Sebaiknya kamu ikut Leo ke Sekolah bareng." Mama-nya Leo mengajak Mireya berjalan. Tentu saja Mireya tidak bisa menolak.

Leo yang mengikuti dari belakang dengan wajah datar dan dinginnya, merasa senang dalam hati bahwa Mama-nya bisa membawa Mireya ikut bersama mereka. Mireya duduk di samping Leo, sementara Mama-nya Leo tentu duduk di samping Papa-nya Leo yang sibuk mengemudi.

"Ternyata Mireya lebih manis dari di foto," kata Mama-nya Leo yang posisi duduknya menyamping, agar lebih leluasa menatap Mireya.

Foto? Mireya menatap Leo sesaat. Apa kebetulan Leo memeriksa media sosialnya? Seperti itulah isi kepala Mireya. "Leo sering loh membicarakan kamu."

"Ma!" ucap Leo dengan nada tegas. Mengisyaratkan bahwa ia tidak ingin Mama-nya membicarakan hal yang satu itu.

Mireya yang mendengarnya pun sulit percaya. Untuk apa seorang Leo membicarakan Mireya pada Mama-nya? Mireya pikir tak ada hal luar biasa yang perlu dibagikan.

"Kamu sering ke Sekolah jalan kaki?" tanya Mama-nya Leo yang sepertinya tertarik dengan anak gadis satu itu.

"Kadang-kadang saja kok, Tan. Lebih sering naik ojek online karena cepat."

"Mama dengar Mireya suka dengan masakan Mama." Seraya tersenyum.

"Iya, soalnya enak."

"Lain kali Mama buatkan lagi."

"Gak, Tante. Nanti merepotkan."

"Nggak kok, justru Mama senang. Oh ya, walau kita baru pertama bertemu, kamu bisa panggil saya 'Mama'."

Leo menatap tak habis pikir Mama-nya yang terlalu melakukan pendekatan pada Mireya yang mungkin terbebani?

"Iya," ucap singkat Mireya yang sesungguhnya tak enak jika benar-benar melakukannya, terlepas dari Mama-nya Leo sendiri yang menyuruh.

Tak lama, mobil berhenti di depan gedung Sekolah. Turun Mama-nya Leo, Leo dan Mireya, sementara Papa-nya Leo berangkat kerja. Saat hendak melangkah masuk ke dalam, Audry yang baru datang menghampiri mereka.

"Ehh, putri cantik Mama." Mama-nya Leo memeluk Audry yang tersenyum manis.

"Mama ikut ke Sekolah juga," ucap Audry saat sudah tidak pelukan.

"Ada sedikit urusan sama kepala sekolah. Audry sudah sarapan?"

"Sudah, Ma."

Mireya yang melihat interaksi keduanya merasa bahwa keduanya sudah sangat dekat lebih dari sekedar  wanita itu Ibu dari teman-nya. Mireya pikir sikap baik Leo menurun dari Mama-nya. Mama-nya Leo berjalan masuk bersama Audry yang diajaknya ngobrol, sementara Leo dan Mireya mengikuti di belakang.

"Mireya!" panggil seseorang dari arah belakang, membuat Mireya menghentikan langkah kaki begitu pun Leo. Kedua orang itu menoleh ke arah sumber suara di mana Kinanti berjalan cepat menghampiri mereka.

"Masih pagi sudah lihat kalian bersama saja," ujar Kinanti yang asal bicara namun tersenyum menggoda. Lalu mengambil sesuatu dari dalam ransel.

Sebuah kotak putih dengan pita pink disodorkannya pada Mireya. "Selamat ulang tahu, Mi."

Mireya tersenyum, bahagia karena masih ada yang mengingat hari lahirnya. "Terima kasih, Kin." Sembari mengambil kotak itu.

Jadi hari ini ulang tahun Mireya?! Seharusnya aku mencari tahu sebelumnya. Leo pun berakhir kecewa pada diri sendiri karena jangankan hadiah, ucapan selamat ulang tahun saja belum ia ucapkan pada gadis yang selama ini memenuhi isi kepalanya.

Mireya dan kinanti jalan bersama sementara Leo berjalan di belakang. "Sudah dapat berapa kado?" tanya Kinanti.

"Jangankan kado, siapa yang ingat selain kamu?"

"Loh, Papa kamu?"

"Sudahlah, kita gak usah bahas itu."
.
.

Mireya sudah berada di dalam taksi bersama Leo di sampingnya. Leo mengajak Mireya pergi setelah sekolah selesai. Entah akan pergi ke mana...

Sekitar 20 menit mereka tiba di depan sebuah Restaurant yang dari luar saja kelihatan berkelas. Saat melangkah masuk Mireya dan Leo langsung disuguhi desain interior bertemakan klasik. "Atas nama Leo?" tanya salah seorang karyawan yang menghampiri Leo.

"Iya."

"Mari ikut saya!" Mereka berdua pun mengikuti karyawan yang masih terlihat muda.

Mereka pun diarahkan pada salah satu meja yang telah dipesan Leo sebelumnya. Meja yang berada dekat piano besar berwarna putih itu yang mengingatkan Mireya pada pertunjukkan Leo di sekolah.

"Kenapa? Kamu mau memainkannya?" tanya Leo sembari menatap Mireya yang terus menatap piano itu.

"Aku? Mana bisa. Hanya saja aku teringat penampilan Kak Leo pada saat itu yang memukau."

"Kasih rating dong, sebagus apa penampilanku."

"Mmm ... 100/100? Perfect performance." Mireya tersenyum.

"Kalau dikasih kesempatan apa kamu mau melihatnya lagi?"

"Tentu, tapi nggak tahu kapan aku bisa melihatnya lagi."

Tiba-tiba Leo berjalan ke arah piano, duduk di kursi. "Apa dia akan menyanyikan lagu yang sama?" gumam Mireya yang tak menyangka bahwa Leo akan mewujudkannya saat ini juga.

Jari jemari Leo mulai menekan nuts piano, menciptakan nada yang sama dengan saat di Sekolah itu. Mireya larut dalam suasana. Merasakan kedamaian dalam dirinya.

Ku ingin kau jadi milikku
Temani diriku seumur hidupku
Dan ku berjanji tak akan sakiti
Kau yang kucinta sepenuh hati

Biarkan semua manusia
Jadi saksi nyata
Bahwa memilikimu adalah
Anug'rah terindah untuk diriku

Sesaat Leo menoleh ke arah Mireya yang terlihat bahagia. Selesai dengan permainan piano dan lagu yang dinyanyikan, Leo kembali duduk di kursi-nya. Mengeluarkan sebuah kotak dari saku jaket bahannya.

Menyodorkannya pada Mireya. "Happy birthday, Mireya." Sembari membuka kotak itu yang isinya sebuah gelang yang nampak cantik. Mireya pun memasang wajah terkejut. Siapa sangka bahwa Leo akan tahu hari ulang tahunya? Bahkan sampai memberi hadiah.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
The Boy Between the Pages
4373      1745     0     
Romance
Aruna Kanissa, mahasiswi pemalu jurusan pendidikan Bahasa Inggris, tak pernah benar-benar ingin menjadi guru. Mimpinya adalah menulis buku anak-anak. Dunia nyatanya membosankan, kecuali saat ia berada di perpustakaantempat di mana ia pertama kali jatuh cinta, lewat surat-surat rahasia yang ia temukan tersembunyi dalam buku Anne of Green Gables. Tapi sang penulis surat menghilang begitu saja, meni...
Manusia Air Mata
2696      1566     4     
Romance
Jika air mata berbentuk manusia, maka dia adalah Mawar Dwi Atmaja. Dan jika bahagia memang menjadi mimpinya, maka Arjun Febryan selalu berusaha mengupayakan untuknya. Pertemuan Mawar dan Arjun jauh dari kata romantis. Mawar sebagai mahasiswa semester tua yang sedang bimbingan skripsi dimarahi habis-habisan oleh Arjun selaku komisi disiplin karena salah mengira Mawar sebagai maba yang telat. ...
Penerang Dalam Duka
3217      1397     5     
Mystery
[Cerita ini mengisahkan seorang gadis bernama Mina yang berusaha untuk tetap berbuat baik meskipun dunia bersikap kejam padanya.] Semenjak kehilangan keluarganya karena sebuah insiden yang disamarkan sebagai kecelakaan, sifat Mina berubah menjadi lebih tak berperasaan dan juga pendiam. Karena tidak bisa merelakan, Mina bertekad tuk membalaskan dendam bagaimana pun caranya. Namun di kala ...
In Her Place
2134      1166     21     
Mystery
Rei hanya ingin menyampaikan kebenaran—bahwa Ema, gadis yang wajahnya sangat mirip dengannya, telah dibunuh. Namun, niat baiknya disalahartikan. Keluarga Ema mengira Rei mengalami trauma dan membawanya pulang, yakin bahwa dia adalah Ema yang hilang. Terjebak dalam kesalahpahaman dan godaan kehidupan mewah, Rei memilih untuk tetap diam dan menjalani peran barunya sebagai putri keluarga konglomer...
Cinderella And The Bad Prince
3601      2053     11     
Romance
Prince merasa hidupnya tidak sebebas dulu sejak kedatangan Sindy ke rumah. Pasalnya, cewek pintar di sekolahnya itu mengemban tugas dari sang mami untuk mengawasi dan memberinya les privat. Dia yang tidak suka belajar pun cari cara agar bisa mengusir Sindy dari rumahnya. Sindy pun sama saja. Dia merasa sial luar biasa karena harus ngemong bocah bertubuh besar yang bangornya nggak ketul...
Izinkan Aku Menggapai Mimpiku
252      205     1     
Mystery
Bagaikan malam yang sunyi dan gelap, namun itu membuat tenang seakan tidak ada ketakutan dalam jiwa. Mengapa? Hanya satu jawaban, karena kita tahu esok pagi akan kembali dan matahari akan kembali menerangi bumi. Tapi ini bukan tentang malam dan pagi.
CTRL+Z : Menghapus Diri Sendiri
294      260     1     
Inspirational
Di SMA Nirwana Utama, gagal bukan sekadar nilai merah, tapi ancaman untuk dilupakan. Nawasena Adikara atau Sen dikirim ke Room Delete, kelas rahasia bagi siswa "gagal", "bermasalah", atau "tidak cocok dengan sistem" dihari pertamanya karena membuat kekacauan. Di sana, nama mereka dihapus, diganti angka. Mereka diberi waktu untuk membuktikan diri lewat sistem bernama R.E.S.E.T. Akan tetapi, ...
Kursus Kilat Jadi Orang Dewasa!
818      421     11     
Humor
Didaftarkan paksa ke Kursus Kilat Jadi Orang Dewasa oleh ayahnya, Kaur Majalengka--si OCD berjiwa sedikit feminim, harus rela digembleng dengan segala keanehan bin ajaib di asrama Kursus Kilat selama 30 hari! Catat, tiga.puluh.hari! Bertemu puding hidup peliharaan Inspektur Kejam, dan Wilona Kaliyara--si gadis berponi sepanjang dagu dengan boneka bermuka jelek sebagai temannya, Kaur menjalani ...
No Longer the Same
1082      787     1     
True Story
Sejak ibunya pergi, dunia Hafa terasa runtuh pelan-pelan. Rumah yang dulu hangat dan penuh tawa kini hanya menyisakan gema langkah yang dingin. Ayah tirinya membawa perempuan lain ke dalam rumah, seolah menghapus jejak kenangan yang pernah hidup bersama ibunya yang wafat karena kanker. Kakak dan abang yang dulu ia andalkan kini sibuk dengan urusan mereka sendiri, dan ayah kandungnya terlalu jauh ...
Kertas Remuk
371      316     0     
Non Fiction
Tata bukan perempuan istimewa. Tata nya manusia biasa yang banyak salah dalam langkah dan tindakannya. Tata hanya perempuan berjiwa rapuh yang seringkali digoda oleh bencana. Dia bernama Tata, yang tidak ingin diperjelas siapa nama lengkapnya. Dia hanya ingin kehidupan yang seimbang dan selaras sebagaimana mestinya. Tata bukan tak mampu untuk melangkah lebih maju, namun alur cerita itulah yang me...