Loading...
Logo TinLit
Read Story - Nemeea Finch dan Misteri Hutan Annora
MENU
About Us  

Nemeea Finch menyusuri jalan yang menanjak cukup tajam. Pekerjaan itu memerlukan waktu lama sehingga tak terasa malam sudah ada di angkasa. Nemeea Finch menatap Master Boni, putus asa membayang di mata cokelatnya. Apakah mereka berada di jalur yang betul? Bagaimana cara menemukan celah yang akan membawa mereka ke Lembah Gunung Erba?
Sayup-sayup Nemeea mendengar suara. "Master Boni, apa kau mendengar suara tersebut?"
Suara itu awalnya pelan, lalu berubah menjadi dengung yang kasar. Kuping runcing Nemeea berdenging kencang, Nemeea menjadi panik dan gelisah. Matanya menelusur hutan itu. Tapi matanya tidak sepeka kupingnya. Master Boni yang justru melihat sumber dari suara riuh itu.
"Astaga..." wajah Master Boni berubah menjadi pias putih.
"Apa yang kau lihat Master Boni?" Nemeea mengikuti arah pandangan Master Boni dan pelan-pelan visual itu nampak olehnya.
Bukan kelepakan sayap butung atau angin yang berhembus, suara itu datang dari ratusan makhluk yang keluar dari batu. Tidak, itu bukan batu, melainkan celah yang merupakan pintu masuk ke lembah Gunung Erba. Mata Nemeea terbuka lebar-lebar. Dirinya sigap berlari menuju lokasi celah! Master Boni mengekor di belakangnya.
Bukit itu terjal dan curam, Nemeea menemukan jalan pintas untuk mempercepat larinya. Master Boni menggeram, menyatakan ketidaksetujuan akan pilihan Nemeea. Akan tetapi ia tidak memiliki kemampuan untuk menghalau Nemeea, kaki-kaki ringan milik Nemeea amat ingin untuk sesegera mungkin sampai pada celah. Nemeea akan mengambil jalan berbatu seperti apapun agar bisa menemukan Pat. 
Ia terus berlari 100 meter ke arah timur dan akhirnya sampai pada tempat dimana makhluk-makhluk yang panik keluar dari celah.
Nemeea dengan sigap memberhentikan setiap anak yang menyerupai Pat. Nemeea bahkan tidak sempat berpikir mengapa makhluk-makhluk ini berlari keluar dari celah, meninggalkan tempat persembunyian mereka di Lembah Gunung Erba sampai Master Boni bertanya.
"Kenapa semua makhluk ini kabur?" Master Boni menghentikan salah satu makhluk yang sedang berlari. "Tuan, maafkan aku tetapi aku perlu bertanya sesuatu."
Makhluk yang diberhentikan Master Boni berusaha mengelak menjawab. Akan tetapi, Master Boni mengeratkan cengkramannya. 
"Aku tidak tahu apa-apa sungguh!"
"Beritahu saja apa yang kau tahu," Master Boni berkata sungguh-sungguh
"Kami sedang berkumpul menyiapkan sajian malam ketika pembimbing Stredelon, membawa makhluk yang kupingnya runcing."
"Pat!" Nemeea berseru histeris.
"Ya kurasa dia sejenis denganmu ya. Makhluk baru itu baru saja berkenalan dengan Makhluk Rupawan, Pangeran Idris ketika serangan itu datang."
"Astaga serangan?!"
"Ya dan kami langsung dapat perintah evakuasi." jawab makhluk itu.
"Kau tahu siapa yang menyerang?"tanya Nemeea.
"Kau tahu siapa..." Makhluk yang ditanya itu menundukkan pandangan.
Nemeea membayangkan siapa yang bisa menyerang pemukiman yang tersembunyi, siapa yang memiliki tentara terlatih di negeri Stredelon ini. Nemeea ingin menolak kenyataan itu.
"Gustava dan Eryndel berdampingan datang kesini..." lanjut makhluk itu lirih.
***
Tanpa memedulikan teriakan Master Boni, Nemeea masuk ke dalam celah. Nemeea berlawanan arah dengan makhluk-makhluk yang ingin keluar celah. Pat ada bersama target utama serangan, dirinya tidak bisa diam dan menunggu! Tak lama kemudian Nemeea mendapati jalanan menjadi lebih lengang, dirinya sudah melewati celah dan masuk ke dalam Lembah Gunung Erba. Saat itu dia melihat keajaiban yang ditawarkan.
Tepat di bawah kakinya, Nemeea bisa melihat sinar bulan memberikan cahaya pada lanskap hijau yang memiliki undakan-undakan teratur di tengah pegunungan berbatu. Lanskap hijau itu amat kontras dengan lingkungan sekitarnya yang berbatu. Terkesima, Nemeea menahan napas. Namun napas itu berubah menjadi keterkejutan nyata, ketika menyadari salah satu bagian lanskap terasering itu porak poranda. Bagian yang cukup luas dan landai itu Nemeea curigai awalnya sebuah lapangan luas, sayangnya sekarang hanya menyisakan tanah yang berantakan karena rumput yang tercabut dari akarnya. Hati Nemeea berdetak lebih cepat menyadari kerusakan itu mirip dengan kerusakan yang ditimbulkan oleh Eryndel Mournshade di desa huma penyembuh.
Mengabaikan detak jantungnya, Nemeea mengambil anak tangga turun dari tempatnya berdiri sekarang, anak tangga itu terbuat dari batu yang kuat. Dirinya berlari menuju bagian yang lebih landai dan luas, tempat lapangan itu berada.
Suasana riuh dan panik mulai tertinggal di belakang digantikan dengan senyap dan hening. Nemeea meneruskan langkah dengan hati-hati, rumah-rumah kosong terlewati olehnya yang jika tidak ditinggal penghuninya sebenarnya cukup sayang untuk dilewatkan. Rumah-rumah itu menyembul dari dalam tanah dan senada dengan warna rumput yang hijau. Lampu-lampu menerangi pintu masuknya.
Nemeea meneruskan langkah ke tempat yang paling berdampak, sekaligus berdoa dalam hati semoga adiknya tidak memutuskan untuk tetap berada disini. Semoga adiknya mengikuti rombongan lain untuk pergi melalui celah, hanya saja mereka tidak sempat bertemu. Sayang, firasatnya berkata sebaliknya. Dia melangkah dengan hati-hati agar tidak menimbulkan suara tambahan. 
Lapangan luas itu kosong dan berantakan.
Medan pertarungan sepertinya telah bergeser menuju pepohonan dengan vegetasi rimbun di sudut. Nemeea menyibak daun demi daun,s etiap sibakan dia menyadari bulu kuduknya meremang. Suhu udara semakin turun. Rasanya dingin, rasa familier yang aneh ini begitu dingin. Nemeea menyadari kabut tipis muncul di sekitarnya. Otaknya jelas menyarankan dia untuk kembali, namun langkahnya justru semakin teguh, mendekat ke dalam dinginnya malam. Nemeea baru menghentikan langkah, setelah mengalami rasa pusing yang hebat, sepertinya dia telah sampai ke pusat chaos.
Beberapa makhluk berdiri di depannya, hanya dibatasi tingginya daun-daun. Nemeea memutuskan untuk diam terlebih dahulu mengamati. Dan dalam pengamatannya dia mengetahui.
Nemeea sadar berdiri di balik dedaunan tebal ini, adalah The Things.
***
Makhluk kabut itu bergerak mengitar seorang makhluk yang terduduk di selasar tanah. Setiap The Things mendekat, sebuah cahaya tertarik dari dalam diri makhluk yang terduduk itu disusul dengan hilangnya kepercayaan diri makhluk yang terduduk itu.
The Things menarik dan menghempaskan perasaan bahagia yang dimiliki seseorang, menyisakan kesedihan mendalam, membuat perasaan milik makhluk menjadi terombang - ambing. Nemeea mengingat betapa dinginnya proses itu. Betapa sulitnya seseorang kembali normal ketika sudah dihempas The Things.
Akan tetapi, makhluk itu sepertinya kuat. Dia terlihat melawan, beberapa kali berguling kesana dan kemari, berusaha menjauhi monster bernama The Things.  Nemeea memicingkan matanya menatap kilau pada emblem yang tercetak dengan pasti pada baju zirah milik makhluk itu. Emblem itu bergambar seekor gajah bertaring perak, kepalanya ditundukkan ke arah bumi. Lambang kuno tersebut berasal dari Hutan Annora, wilayah terlarang tempat tinggal The Things. Konon, hanya keturunan makhluk rupawan yang bisa membawa emblem itu tanpa terbakar oleh sihirnya.  Tak diragukan lagi, Emblem tersebut milik Pangeran Idris Velarion, makhluk rupawan, anggota keluarga kerajaan Stredelon yang terhormat.

Tatapan mata Nemeea bertemu dengan tatapan keturunan Stredelon itu. Keduanya terkejut. Nemeea yang pertama kali mengalihkan tatapannya, Idris Velarion bukan hanya tampan, tapi rupawan dalam arti yang tak bisa dijelaskan makhluk non magis.

Idris Velarion di satu sisi merasa aneh, mengapa ada makhluk non magis berada di sini? Bukankah mereka seharusnya sudah melakukan evakuasi? Idris mengkhawatirkan makhluk non magis itu, kekuatan the Things begitu dahsyat, dirinya saja hampir tidak sanggup lagi. Ya, dia harus segera membebaskan diri dari cengkraman The Things.

Idris menerjang ke depan, ke arah bayangan yang mengontrol The Things.

Butuh beberapa detik bagi Nemeea untuk pulih dari keterkejutannya. Nemeea menyadari Pangeran Idris berusaha membebaskan dirinya dengan menerjang ke sebuah bayangan. 

Bayangan itu berupa makhluk yang tadinya Nemeea tidak sadari keberadaannya.

The Things tidak sendirian, mereka dikendalikan oleh makhluk yang berdiri tegak membelakangi sinar bulan, layaknya bayangan. Baju zirahnya megah dan misterius dengan warna yang didominasi hitam juga tembaga. Logam berwarna tembaga itu mencuat di sekitar bahu membentuk ujung-ujung runcing yang terlihat berbahaya. Nemeea menahan napas ketika menyadari bahwa makhluk itu mengenakan helm berbentuk tengkorak menyala dengan api biru kecil. Helm tengkorak itu begitu terkenal seantero negeri karena pemakainya adalah sang pembawa petaka, pemimpin invasi, Gustava Mordain Obscura.

Postur tubuh Gustava tinggi menjulang di tengah bayangan malam. Ia berdiri sejajar dengan kudanya yang sewarna malam, seolah lahir dari malam itu sendiri. Kuda itu mengeluarkan lenguhan suara berdecit yang membuat merinding. Pria itu mengusap surai kudanya lembut. Lenguhan itu berkurang, usapan itu menenangkan.

“Ada pilihan mudah, kau tinggal menyerahkannya.” suara Gustava lembut, namun ada ancaman di dalamnya. Tangan Gustava terulur ke depan. Dalam sekejap ia menangkis serangan Pangeran Idris yang datang seperti kilat di antara bayangan malam.

Denting logam menggema. Serangan Pangeran Idris yang dikenal sebagai ahli pedang cahaya, berhasil ditangkis. Kilau senjatanya menyala sebentar di udara, seperti kilat singkat yang lahir dari amarah. Pangeran Idris terdesak ke belakang. Sedang Gustava tetap tegak.
“Kau masih terlalu tergesa Idris,” ucap Gustava, suaranya tenang, nyaris berbisik. 
Pengeran Idris menahan dirinya di tanah dengan satu lutut. Dari tempatnya berdiri Nemeea dapat melihat betapa terpojokkannya Pengeran itu. Tampak jelas tenaganya nyaris habis.

Nemeea akan terus mengingat pada hari kemudian bahwa dia melakukan hal terbodoh yang pernah ada. Dia keluar dari dedaunan yang tebal dan berdiri di antara Pangeran Idris dan Gustava. Nemeea mencengkram, beliung persegi miliknya. Senjata kecil yang ia biasa gunakan untuk berburu di hutan. Tubuhnya gemetar tapi tekadnya tidak padam.

Gustava menggerakkan baju zirahnya, menimbulkan bunyi logam yang dalam, matanya menyipit tajam. Ia tidak percaya, ada seorang bocah yang tiba-tiba muncul dan mengganggu pertarungannya dengan Idris. Rahangnya mengeras. “Eryndel!” Seru Gustava.

“Oh wajahnya tidak asing,” suara tinggi dan melengking keluar dari kabut yang kemudian mewujud menjadi penyihir yang Nemeea temui di desa huma penyembuh, Eryndel Mournshade.

Eryndel tidak muncul sendirian, dia muncul bersama selusin anak. Nemeea terguncang karena melihat Pat dibarisan itu.

“Apa yang kau lakukan?” tanya Gustava
“Dia tidak mau memberikan totemnya, maka kita akan ambil sandera.” Eryndel menjentikkan jarinya, anak-anak itu berjalan terhuyung naik ke atas gerobak yang dikekang kepada kuda-kuda malam Kavaleri Obedient yang tangguh.

Tidak… Tidak… Nemeea berusaha memekik namun suaranya tidak keluar, tenaganya tidak bisa digunakan.

“Kurasa cukup untuk hari ini Idris. Kau beruntung bocah.”

Gustava menaiki kudanya, berderap dalam malam.

Nemeea berusaha mengejar, namun matanya menjadi gelap, hal terakhir yang dilihat matanya adalah sulur ungu.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Senja di Balik Jendela Berembun
73      63     0     
Inspirational
Senja di Balik Jendela Berembun Mentari merayap perlahan di balik awan kelabu, meninggalkan jejak jingga yang memudar di cakrawala. Hujan turun rintik-rintik sejak sore, membasahi kaca jendela kamar yang berembun. Di baliknya, Arya duduk termangu, secangkir teh chamomile di tangannya yang mulai mendingin. Usianya baru dua puluh lima, namun beban di pundaknya terasa seperti telah ...
DARI NOL KE SERAGAM
183      69     2     
Romance
Aku selalu percaya, jika kita menemani seseorang sejak awal, sejak dia belum punya apa-apa, maka saat dia berhasil kita akan menjadi orang pertama yang ia peluk. Nyatanya, aku salah. Aku bersamanya sejak masih memakai seragam abu-abu putih. Menjadi telinga untuk semua keluhannya, menjadi tangan yang mendorongnya bangkit saat dia hampir menyerah, menjadi bahu yang ia sandari saat dunia teras...
Tic Tac Toe
1010      804     2     
Mystery
"Wo do you want to die today?" Kikan hanya seorang gadis biasa yang tidak punya selera humor, tetapi bagi teman-temannya, dia menyenangkan. Menyenangkan untuk dimainkan. Berulang kali Kikan mencoba bunuh diri karena tidak tahan dengan perundungannya. Akan tetapi, pikirannya berubah ketika menemukan sebuah aplikasi game Tic Tac Toe (SOS) di smartphone-nya. Tak disangka, ternyata aplikasi itu b...
Premonition
2678      1274     10     
Mystery
Julie memiliki kemampuan supranatural melihat masa depan dan masa lalu. Namun, sebatas yang berhubungan dengan kematian. Dia bisa melihat kematian seseorang di masa depan dan mengakses masa lalu orang yang sudah meninggal. Mengapa dan untuk apa? Dia tidak tahu dan ingin mencari tahu. Mengetahui jadwal kematian seseorang tak bisa membuatnya mencegahnya. Dan mengetahui masa lalu orang yang sudah m...
Kini Hidup Kembali
166      153     1     
Inspirational
Sebenarnya apa makna rumah bagi seorang anak? Tempat mengadu luka? Bangunan yang selalu ada ketika kamu lelah dengan dunia? Atau jelmaan neraka? Barangkali, Lesta pikir pilihan terakhir adalah yang paling mendekati dunianya. Rumah adalah tempat yang inginnya selalu dihindari. Namun, ia tidak bisa pergi ke mana-mana lagi.
Surat yang Tak Kunjung Usai
1843      1149     2     
Mystery
Maura kehilangan separuh jiwanya saat Maureen saudara kembarnya ditemukan tewas di kamar tidur mereka. Semua orang menyebutnya bunuh diri. Semua orang ingin segera melupakan. Namun, Maura tidak bisa. Saat menemukan sebuah jurnal milik Maureen yang tersembunyi di rak perpustakaan sekolah, hidup Maura berubah. Setiap catatan yang tergores di dalamnya, setiap kalimat yang terpotong, seperti mengu...
Nuraga Kika
55      51     0     
Inspirational
Seorang idola sekolah menembak fangirlnya. Tazkia awalnya tidak ingin melibatkan diri dengan kasus semacam itu. Namun, karena fangirl kali ini adalah Trika—sahabatnya, dan si idola adalah Harsa—orang dari masa lalunya, Tazkia merasa harus menyelamatkan Trika. Dalam usaha penyelamatan itu, Tazkia menemukan fakta tentang luka-luka yang ditelan Harsa, yang salah satunya adalah karena dia. Taz...
May I be Happy?
2063      1039     0     
Inspirational
Mencari arti kebahagian dalam kehidupan yang serba tidak pasti, itulah kehidupan yang dijalani oleh Maya. Maya merupakan seseorang yang pemalu, selalu berada didalam zona nyamannya, takut untuk mengambil keputusan, karena dia merasa keluarganya sendiri tidak menaruh kepercayaan kepada dirinya sejak kecil. Hal itu membuat Maya tumbuh menjadi seperti itu, dia tersiksa memiliki sifat itu sedangka...
Public Enemy
1      1     0     
Fantasy
Ziora dianggap orang yang menyebalkan oleh semua orang karena tingkahnya, entah saat di lingkungan rumah atau di lingkungan Kartel sekolah sihirnya. Namun, bagaimana pun sudut pandangnya dan sudut pandang mereka berbeda. Semua hal yang terjadi dan apa yang Ziora rasakan berbeda. Mereka selalu berpikir, dialah dalangnya, dialah pelakunya, tanpa mau mendengarkan penjelasannya. Kenapa ia...
Kursus Kilat Jadi Orang Dewasa!
842      436     11     
Humor
Didaftarkan paksa ke Kursus Kilat Jadi Orang Dewasa oleh ayahnya, Kaur Majalengka--si OCD berjiwa sedikit feminim, harus rela digembleng dengan segala keanehan bin ajaib di asrama Kursus Kilat selama 30 hari! Catat, tiga.puluh.hari! Bertemu puding hidup peliharaan Inspektur Kejam, dan Wilona Kaliyara--si gadis berponi sepanjang dagu dengan boneka bermuka jelek sebagai temannya, Kaur menjalani ...