Loading...
Logo TinLit
Read Story - Kisah Cinta Gadis-Gadis Biasa
MENU
About Us  

Perut keroncongan membangunkan Alya dengan rasa kesal yang sudah setengah terangkat dari hatinya. Cacing-cacing di perut berdemo minta jatah makan. Dengan gontai, gadis itu mengganti seragam yang sudah kering dan kaku, lalu melangkah ke dapur untuk membuat mi rebus.

"Biar Ibu bikinin." Ibu, yang wajahnya basah oleh air wudu, mengambil alih panci kecil yang sedang dipegang Alya.

Alya bergeming. Dia tidak tahu sekarang jam berapa, tapi rutinitas Ibu tidak pernah meleset. Setiap jam tiga dini hari, Ibu selalu menyempatkan diri mengadukan kegundahan hati pada Tuhan. Kali ini, Ibu melewatkan momen itu dan lebih memilih menemani putrinya makan.

“Ya … ada apa, Nak?" Ibu memulai pembicaraan setelah sejak tadi hanya menatap Alya makan mi dengan lahap. “Kamu nggak pernah pulang sampai malam kayak tadi. Nggak izin dulu sama Ibu.”

Tak ada jawaban yang keluar dari bibir Alya. Pun, gadis itu tidak punya nyali untuk mengangkat wajah. Ibu jauh lebih dia segani daripada Ayah, sehingga mengecewakan Ibu juga akan menyakitkan hatinya. Dia tidak pernah mau membuat Ibu kecewa.

“Ma-maaf, Bu.” Kalimat lirih itu akhirnya lolos juga.

Ibu menggeleng pelan, tangannya terulur merapikan anak-anak rambut Alya. “Maafin Ayah, ya. Maafin Ibu. Kita semua … terluka.”

Alya mematung, perhatiannya tertuju pada kuah mi yang menggenang di mangkuk. Dia tidak tahan membicarakan ini. Selama ini, baik Ayah, Ibu, dan dirinya, sama-sama bungkam karena tahu membicarakannya hanya akan membuat keadaan semakin berantakan. Tanpa menjawab sepatah kata, Alya berlalu ke kamar.

*

Pagi ini Alya berangkat sendiri naik mikrolet. Dia sengaja menghindari Ayah dengan berlama-lama siap-siap. Gadis tahi lalat itu menyusuri koridor dengan malas-malasan. Biasanya, dia akan berhenti sejenak di depan mading yang dibuat oleh Tim Jurnalis Sekolah. Alya selalu kagum karena mereka bisa mendesain mading dengan apik. Isi mading pun bisa dibilang berbobot, mulai dari puisi karya siswa-siswi pilihan, berita yang sedang viral di dunia, berita politik, sains dan teknologi, sampai update drakor dan K-pop terbaru.

Alya sebenarnya tertarik ikut ekskul itu, tapi waktu dan pikirannya sudah terkuras untuk les dan persiapan olimpiade. Sang ayah bersikukuh Alya ikut les di luar sekolah agar nilai mapel eksaknya tidak terlalu memalukan. Padahal, Alya toh nilai pelajaran MIPA-nya tidak pernah memalukan, menurut standar dirinya. 

Berjalan sambil melamun, Alya tidak sadar sudah sampai di depan kelasnya. Dari teras, dia bisa melihat teman-teman sedang berkumpul di satu meja. Jujur, pemandangan ini agak traumatis bagi Alya. Meski sekarang dia bisa dibilang bagian dari Cika dan geng, tapi kelakuan Cika membuka bindernya sungguh traumatis. 

Fifi, yang melihat Alya datang dengan wajah ditekuk kusut seperti kertas ulangannya yang biasa dapat nilai jelek, tergopoh-gopoh menghampiri gadis itu. Gosip hot di meja sebelah langsung dia tinggalkan.

"Yaaa, Alya … ciiieeee!" cengirnya lebar.

Alya mengerucutkan bibir. "Apa, sih, cia cie cia cie? Sus banget!"

"Gimana nggak cia cie! Kemarin kamu diboncengin Andre gitu. Semua mata me-man-dhang!” Fifi berseloroh jahil, tangannya menggapai-gapai dramatis seperti sedang berdeklamasi puisi.

Kedua telinga Alya memanas. Dia membuka bibir hendak mengatakan sesuatu, tapi lekas dikatupkannya kembali. Fifi tertawa penuh kemenangan melihat Alya yang salah tingkah dengan wajah yang semerah kepiting rebus.

Bertepatan dengan itu, orang yang digunjingkan Fifi muncul dengan gaya khas Andre—memakai jaket hoodie, kupluknya ditudungkan ke kepala, dan menyampirkan satu tali ranselnya di pundak. Jantung Alya berdentam-dentam, pelan tapi pasti makin tidak karuan. Apalagi saat Andre lewat di depannya sambil menyapa, “Hai, Alya, besok jalan lagi, ya.” 

Gadis itu nyaris pingsan. Fifi, yang ada di samping Alya, bahkan tak bisa menguasai diri. Dia salah tingkah sendiri. Alya kehilangan kata-kata. Dia hanya melemparkan senyum kikuk pada Andre.

"Untung ya, Ya, ada gosip yang lebih heboh daripada gosipmu boncengan sama Andre. Jadi, gosip kamu kalah viral, deh," ujar Fifi setelah bosan menggoda Alya.

"Gosip apaan?" Alya berusaha bersuara senormal mungkin.

"Kamu tahu nggak, sebulan lagi Kak Sandra ultah!" Fifi mulai berorasi. "Dia bakal booking D'Sunset Coffe dan ngundang Juicy Luicy! Gila nggak?"

Kedua mata Alya terbelalak lebar, rahangnya menganga.

“Eh, mingkem, Ya. Mingkem.” 

“Ju-Juicy Luicy? Gila …” Alya tak bisa berkata-kata. 

Dia tahu siapa Sandra—semua orang juga tahu— siswi kelas XII yang paling top sekota ini, yang kebetulan satu sekolah dengan mereka. Ayah Sandra adalah wakil bupati yang juga punya pabrik teh di kota. Sekolah Alya menjadi sekolah favorit, salah satunya adalah karena andil orangtua Sandra. Alya, yang kebetulan menyabet medali olimpiade geografi, hanya faktor kecil yang turut membesarkan nama sekolahnya. Namun, tetap saja … Juicy Luicy? Alya tidak pernah membayangkan seorang siswi kota kecil ini akan merayakan ulang tahun dengan mengundang band terkenal itu.

"Eh, emangnya acaranya tanggal berapa, Fi?" cecar Alya. "Kita ke sana, dong. Yuk, yuk, yuk!"

Fifi memutar bola mata. "Eh, Tahi Lalat!" gerutunya. "Kamu pikir ini acara konser yang bisa semua orang tonton? Ini acara ultah eksklusifnya Kak Sandra. Sweet seventeen, Ya, sweet seventeen! Nggak semua orang diundang! Cuma circle dia aja!” Cewek itu melipat wajahnya sampai super kusut seperti seragam yang tidak disetrika.

"Jadi … yang diundang cuma anak-anak populer, ya? Hmm ..." Alya tampak berpikir.

Tiba-tiba, ingatannya tertuju pada sosok yang ditemuinya di D'Sunset Coffe semalam. Mbak Sofi. Kembaran Mawar de Jongh! Dia punya ide hebat untuk menyusup sebagai pelayan kafe itu lewat Sofi. Sudah pasti pesta Sandra bakal ramai, mungkin kafe kekurangan pegawai. Alya rela tidak dibayar asal bisa menyaksikan Juicy Luicy. Kebetulan sekali, semalam mereka bertiga bertukar nomor ponsel. 

"Ya! Jadi gimana kemarin? Ditungguin ceritanya juga!”

Alya berbisik-bisik, menceritakan detail jalan bareng-nya dengan Andre. Namun, dia melewatkan syarat yang diajukan Andre dan gengnya. Dia yakin Fifi akan memarahinya habis-habisan jika tahu Andre memanfaatkannya.

“Eh!” Fifi terlonjak dari kursi. Alya ikut tersentak. “Jadi kamu udah masuk gengnya Andre, dong?”

Alya nyengir. Seharusnya begitu.

“Ya, Andre and the gank udah pasti diundang ke party-nya Kak Sandra.” Mata Fifi berbinar. “Kamu bisa dong, nyisipin aku seorang. Aku kan ke-chil, bisa ya, bisa ya, pliiis …”

Wajah Alya ikut semringah. Benar juga, dia baru terpikir. Dia sering melihat Andre dan gengnya duduk semeja dengan Sandra cs di kantin.

“YA! AJAK AKU!”

“Iya, iyaaa, ih! Bawel banget kayak nenek-nenek!” Alya membalas Fifi yang menimpuk kepalanya dengan buku tulis. Fifi menyeringai puas sambil berjoget-joget heboh.

Baru saja dia memikirkan bagaimana caranya bertanya pada Andre soal pesta ulang tahun Sandra ini, cowok keren tersebut melangkah ke mejanya. Jantung Alya kembali diserang sindrom deg-degan tidak tertolong.

"Ya, sini deh, ikut aku bentar," ucap Andre santai.

Fifi sibuk menyenggol-nyenggol lengan teman sebangkunya, sementara Alya, walaupun kemarin sudah menghabiskan berjam-jam bersama Andre, masih merasakan sensasi demam panggung juga. Dia mengikuti Andre yang melangkah ke halaman belakang sekolah. Bel masuk kurang sepuluh menit lagi, mau apa Andre mengajaknya ke sini? Pertanyaan Alya terjawab saat di sana dia sudah dinanti segerombol teman segeng yang lain. Namun, ada yang beda. Di situ ada Sandra! Iya, Sandra yang baru saja dia dan Fifi asyik bicarakan.

Gadis kelas XII yang terkenal seantero kota kecil itu sedang sibuk dengan ponselnya. Tak hanya wajahnya yang glowing sampai rasanya sinar mentari terkalahkan, aura Sandra juga tak biasa. Bahkan dalam jarak beberapa meter jauhnya, Alya bisa merasakan energi berkuasa yang  terpancar dari gadis itu. Mungkin hal-hal seperti ini juga bersifat genetis, begitu pikirnya.

Andre menepuk bahu Alya yang canggung begitu mereka berjarak sejengkal dengan Sandra. "Nggak usah bingung gitu, Ya. Ini Sandra mau bicara sama kamu. San, anaknya datang, nih!" 

Sekarang Andre sudah berdiri di samping Sandra dan merangkul pundak gadis cantik itu. Sandra berbisik-bisik di telinga Andre, yang seketika membuat perut Alya seperti dijungkir balikkan. Hatinya tiba-tiba terasa panas. Andre mengangguk-angguk, kemudian dengan manisnya, menjelaskan suatu hal yang sejak tadi membebani pikiran Alya.

"Jadi, kita ngundang kamu ke sini karena ada yang perlu dibicarain, Ya," ucap pembukaan Andre. "Kamu udah tahu soal birthday party Sandra, kan?"

Alya mengangguk.

"Nah, kamu pengin datang nggak? Ada Juicy Luicy!” 

Ludah Alya terasa membatu. Otaknya kebas. Masih terpukau dengan Sandra, dengan lingkar pergaulannya yang tiba-tiba berubah dalam semalam, dia tidak tahu ke mana arah pembicaraan ini.

"Ya, kamu bakal diundang ke party-nya." Senyum Andre merekah. "Nanti kita bisa pergi bareng-bareng. Ya nggak, Guys?"

Entah kenapa Alya tak bisa bersorak. Jantungnya malah menggebuk-gebuk dada sekarang. Ini aneh. Asing baginya. Dia belum beradaptasi dari kumpulan murid pintar yang cupu ke geng populer nan keren.

"Tapi ada syaratnya, Ya," lanjut Andre lagi.

Alya memilin ujung jilbab. Jempol kakinya tiba-tiba terasa gatal, padahal dia baru ganti kaus kaki. Syarat? Syarat apa? Belum sempat mulutnya membuka untuk bertanya, Andre sudah berbisik di telinga Alya. Gadis itu mengejang. Bukan karena aroma permen karet mint dari napas Andre yang begitu dekat dengan indra olfaktorinya, tapi karena syarat yang baru saja Andre katakan.[]

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Taruhan
99      94     0     
Humor
Sasha tahu dia malas. Tapi siapa sangka, sebuah taruhan konyol membuatnya ingin menembus PTN impian—sesuatu yang bahkan tak pernah masuk daftar mimpinya. Riko terbiasa hidup dalam kekacauan. Label “bad boy madesu” melekat padanya. Tapi saat cewek malas penuh tekad itu menantangnya, Riko justru tergoda untuk berubah—bukan demi siapa-siapa, tapi demi membuktikan bahwa hidupnya belum tama...
Glitch Mind
78      70     0     
Inspirational
Apa reaksi kamu ketika tahu bahwa orang-orang disekitar mu memiliki penyakit mental? Memakinya? Mengatakan bahwa dia gila? Atau berempati kepadanya? Itulah yang dialami oleh Askala Chandhi, seorang chef muda pemilik restoran rumahan Aroma Chandhi yang menderita Anxiety Disorder......
Premonition
2094      1016     10     
Mystery
Julie memiliki kemampuan supranatural melihat masa depan dan masa lalu. Namun, sebatas yang berhubungan dengan kematian. Dia bisa melihat kematian seseorang di masa depan dan mengakses masa lalu orang yang sudah meninggal. Mengapa dan untuk apa? Dia tidak tahu dan ingin mencari tahu. Mengetahui jadwal kematian seseorang tak bisa membuatnya mencegahnya. Dan mengetahui masa lalu orang yang sudah m...
Kelana
1577      1016     0     
Romance
Hidup adalah perjalanan tanpa peta yang pasti, di mana setiap langkah membawa kita menuju tujuan yang tak terduga. Novel ini tidak hanya menjadi cerita tentang perjalanan, tetapi juga pengingat bahwa terbang menuju sesuatu yang kita yakini membutuhkan keberanian dengan meninggalkan zona nyaman, menerima ketidaksempurnaan, dan merangkul kebebasan untuk menjadi diri sendiri. Selam...
Di Bawah Langit Bumi
4018      1876     87     
Romance
Awal 2000-an. Era pre-medsos. Nama buruk menyebar bukan lewat unggahan tapi lewat mulut ke mulut, dan Bumi tahu betul rasanya jadi legenda yang tak diinginkan. Saat masuk SMA, ia hanya punya satu misi: jangan bikin masalah. Satu janji pada ibunya dan satu-satunya cara agar ia tak dipindahkan lagi, seperti saat SMP dulu, ketika sebuah insiden membuatnya dicap berbahaya. Tapi sekolah barunya...
Our Perfect Times
2636      1396     8     
Inspirational
Keiza Mazaya, seorang cewek SMK yang ingin teman sebangkunya, Radhina atau Radhi kembali menjadi normal. Normal dalam artian; berhenti bolos, berhenti melawan guru dan berhenti kabur dari rumah! Hal itu ia lakukan karena melihat perubahan Radhi yang sangat drastis. Kelas satu masih baik-baik saja, kelas dua sudah berani menyembunyikan rokok di dalam tas-nya! Keiza tahu, penyebab kekacauan itu ...
Loveless
13959      6088     615     
Inspirational
Menjadi anak pertama bukanlah pilihan. Namun, menjadi tulang punggung keluarga merupakan sebuah keharusan. Itulah yang terjadi pada Reinanda Wisnu Dhananjaya. Dia harus bertanggung jawab atas ibu dan adiknya setelah sang ayah tiada. Wisnu tidak hanya dituntut untuk menjadi laki-laki dewasa, tetapi anak yang selalu mengalah, dan kakak yang wajib mengikuti semua keinginan adiknya. Pada awalnya, ...
No Life, No Love
2742      1707     2     
True Story
Erilya memiliki cita-cita sebagai editor buku. Dia ingin membantu mengembangkan karya-karya penulis hebat di masa depan. Alhasil dia mengambil juruan Sastra Indonesia untuk melancarkan mimpinya. Sayangnya, zaman semakin berubah. Overpopulasi membuat Erilya mulai goyah dengan mimpi-mimpi yang pernah dia harapkan. Banyak saingan untuk masuk di dunia tersebut. Gelar sarjana pun menjadi tidak berguna...
TITANICNYA CINTA KITA
0      0     0     
Romance
Ketika kapal membawa harapan dan cinta mereka karam di tengah lautan, apakah cinta itu juga akan tenggelam? Arka dan Nara, sepasang kekasih yang telah menjalani tiga tahun penuh warna bersama, akhirnya siap melangkah ke jenjang yang lebih serius. Namun, jarak memisahkan mereka saat Arka harus merantau membawa impian dan uang panai demi masa depan mereka. Perjalanan yang seharusnya menjadi a...
Only One
2051      1239     13     
Romance
Hidup di dunia ini tidaklah mudah. Pasti banyak luka yang harus dirasakan. Karena, setiap jalan berliku saat dilewati. Rasa sakit, kecewa, dan duka dialami Auretta. Ia sadar, hidup itu memang tidaklah mudah. Terlebih, ia harus berusaha kuat. Karena, hanya itu yang bisa dilakukan untuk menutupi segala hal yang ada dalam dirinya. Terkadang, ia merasa seperti memakai topeng. Namun, mungkin itu s...