Loading...
Logo TinLit
Read Story - 40 Hari Terakhir
MENU
About Us  

 

Maria meletakkan shoulder bag abu-abunya ke atas meja ruang tamu sebelum melanjutkan perjalanan ke dapur, menghampiri kulkas empat pintu. Dia mengambil sebotol minuman soda dingin, lalu meneguk isinya sambil duduk di kursi makan. Sesekali dia mengulat, mencoba mengendurkan otot-otot tubuhnya yang kelelahan akibat kurang istirahat.

Sebagai asisten tentu Maria adalah orang yang paling banyak menghabiskan waktu dengan Randy, dan meskipun pria itu menyebalkan nyatanya Maria lebih baik mendengar omelannya ketimbang tidak sama sekali seperti ini. Dia bahkan terkadang sering berhalusinasi mendengar suara Randy, melihatnya berjalan di dalam rumah, atau sekadar muncul di mimpi.

Memang benar, ikatan di antara dia dan Randy pada awalnya sekadar transaksi ekonomi tetapi lama kelamaan keduanya menjadi semakin dekat. Randy bahkan membelikannya tiket konser dari boy band Korea favoritnya secara cuma-cuma, membelikannya barang, sampai membantu menyekolahkan dua adik kandung Maria hingga lulus perguruan tinggi. Malah bisa dibilang Randy jauh lebih disayang oleh kedua orang tua Maria, jauh melebihi gadis berkacamata itu sendiri.

“Bagaimana? Sudah ada perkembangan?” tanya Sundari, ibu Maria lewat panggilan telepon.

Maria menempelkan botol plastik penuh air dingin ke kening. “Masih sama. Kata dokter kalau dia belum ada perkembangan sama sekali, minggu depan harus di-trakeostomi.”

“Apa itu buruk?”

“Mungkin akan berdampak ke suaranya,” jawab Maria lemah.

Perempuan paruh baya berambut pendek di layar telepon menghela napas panjang. “Nggak ada yang lebih penting dari hidupnya. Yang penting Randy sembuh dulu, perkara nyanyi itu kan soalan lain. Dia ganteng, bisa lah main sinetron atau semacamnya. Oh iya, omong-omong, orang tua Randy sudah ke sana?”

“Itu dia, Bu. Baik aku maupun Kak Dion sudah coba kontak keluarga ayahnya tapi kata ibu tirinya, mereka sekarang masih ada kerjaan di Belanda. Dan baru bakal balik akhir bulan ini.”

“Benar-benar ya mereka. Anak sendiri kecelakaan malah responsnya kayak begitu. Iya kalau Randy bulan depan masih bisa hidup, kalau nggak? Apa nggak menyesal itu mereka?”

Maria hanya tersenyum kecil. Bukan karena dia hendak menertawakan kemalangan Randy, justru sebaliknya, dia sangat kasihan pada pria muda ini. Karena sekalipun di luar sana ada begitu banyak orang memujanya, nyatanya di keluarganya sendiri Randy justru nyaris tak dianggap.

Ayah yang kaya dan punya segalanya seperti Sandy Bagaskara terlalu sibuk untuk mengurusi Randy. Bahkan menurut cerita Dion, sejak remaja Randy telah hidup sendiri, meninggalkan rumah ayah dan ibu tirinya. Padahal di rumah itu Randy pun sendirian, tidak punya saudara. Kedua orang tuanya lebih mencintai uang ketimbang anak mereka, dan ini bukan pernyataan Maria melainkan sempat dikatakan oleh mulut Randy sendiri.

“Sudah dulu ya, Bu. Aku mau mandi.”

Setelah mematikan sambungan, Maria bergegas membuang bungkus minuman ke tempat sampah, namun begitu benda itu masuk ke tujuan tiba-tiba saja terdengar suara dentuman. Cukup keras sampai-sampai membuat Maria terdiam sejenak, mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi. Karena tidak masuk akal kaleng seringan itu bisa ...

“Tunggu! Suara apa itu?” Dia bergumam sendiri. “Jangan-jangan penyusup!”

Tangannya meraih tongkat baseball yang ada di ruang tamu, lalu bergegas naik ke lantai dua, arah di mana suara misterius itu muncul. Dan benar saja, begitu sampai di anak tangga terakhir, mata Maria dikejutkan oleh keberadaan seseorang yang sedang mengorek-ngorek laci.

“SIAPA KAMU?”

Yang dimaksud menoleh, sama-sama kaget.

“PENYUSUP!” Maria berteriak.

*_*

“Kan gue bilang juga apa. Jangan mengambil keputusan tanpa berpikir panjang! Kalau sudah kayak gini, bagaimana? Lo sendiri kan yang repot!”

Sudah semalaman penuh Raina mengomel, membuat telinga Randy –yang meskipun dia hantu –ingin meledak rasanya. Dia bahkan sampai harus mencari tempat lain untuk istirahat, menenangkan tubuh transparannya dari bombardir tak berkesudahan itu.

Padahal menurut Randy ini hanya spontanitas, mana bisa dia ingat kalau menjadi arwah artinya kehilangan akses pada uang? Karena seharusnya, uang tetaplah uang. Dia yang mengumpulkan uang itu, tidak adil rasanya kalau hanya karena menjadi arwah artinya dia kehilangan semua uangnya.

“Tahu begini gue habisin saja itu duit dari dulu,” gumam Randy. “Lagian itu anak badannya kecil tapi suaranya kenceng banget. Ngidam apa sih nyokapnya pas hamil?” Dia bergidik ngeri. “Kok bisa ada cowok yang mau sama sama cewek kayak begitu? Pantesan lakinya kagak balik-balik, kabur kali ya?”

Sementara itu, amukan Raina juga bukan tanpa alasan. Sebab kalau sampai Raina gagal membawa uang lima ratus juta yang dijanjikan –entah sebanyak apa bila ditumpuk, Raina tak bisa membayangkannya –maka Mona pasti menganggapnya pembohong gila. Selain itu, dia juga masih dicemaskan oleh keberadaan Leon. Karena hingga kini belum ada satu pun kabar yang datang.

“Nanti kalau ada apa-apa pasti gue kabari,” kata Kak Lia saat Raina mampir ke rumahnya kemarin. “Kalian berdua lagi berantem? Ada masalah?”

Raina yang malu hanya bisa menutupi masalahnya. “Nggak kok, Kak. Kami baik-baik saja.”

“Beneran? Kalau ada apa-apa jangan sungkan minta tolong. Kita di sini keluarga.”

“Baik, Kak.”

“Kehidupan berpasangan memang begitu, Rain, ada saja masalahnya. Jangankan buat lo dan Leon yang masih pacaran, gue sama Mas Yunus saja sampai sekarang masih sering berselisih. Yang penting bukan berapa banyak masalah di dalam hubungan, melainkan bagaimana cara kita dan pasangan bisa melewati semuanya dengan baik.”

*_*

Randy hampir terlelap saat tiba-tiba seseorang menarik tangannya, memaksa pria itu untuk mencerna apa yang baru saja terjadi. Di tangah kesadaran yang belum sepenuhnya pulih, Randy merasa dirinya diseret dan dilemparkan sangat kasar. Semua begitu cepat, seolah hanya sekedipan mata. Yang saat tersadar dia baru menyadari bahwa dirinya kini berada di atap gedung rumah sakit tempat tubuhnya di rawat. Tempat itu terlalu mengerikan untuk bisa dia lupakan, termasuk keberadaan perempuan muda bergaya gotik di hadapannya.

Malaikat Maut tersenyum, mengeluarkan sebungkus rokok lalu menyalakan ujungnya. Dia sempat mengisap benda tersebut sebentar, sebelum akhirnya berjalan mendekati Randy. “Bagaimana? Sudah dapat?”

“Tentu!” Meskipun tanpa jasad, entah bagaimana Randy tetap bisa gemetaran. Takut kalau-kalau malaikat gila ini akan membawanya ke neraka. “Gue sudah ketemu sama mantan. Gue tinggal harus ngisi botol ini, kan?”

“Benar!” respon Malaikat Maut sembari manggut-manggut. “Tapi ingat, waktu lo nggak banyak.”

“Iya. Gue belum pikun. Nggak usah diingatkan bolak-balik.”

“Memang lo pikir gue kesenangan ketemu sama lo?” Sekali lagi si Malaikat Maut mengisap lintingan tembakau di tangannya, kemudian memainkan asap bekas pembakarannya menggunakan mulut. “Dengar ya! Kesempatan nggak datang dua kali, kalau lo beneran mau hidup jangan pernah mempermainkan waktu. Sudah banyak orang yang jelas-jelas baik gagal mengambil kesempatan, apalagi lo? Yang bakal lo temui ke depannya bukan satu dua orang, paham?”

Belum sempat Randy menjawab, Malaikat Maut malah menempelkan telunjuk kirinya ke mulut pria itu. Lalu, melanjutkan ucapannya, “Dan satu lagi, gue lupa bilang kalau dalam sepuluh hari pertama lo belum dapat satu poin pun, maka akan otomatis dianggap menolak.”

“HAH?” Bola mata Randy hampir keluar saking kagetnya. “Bisa-bisanya lo nggak bilang ini dari awal?”

“Gue lupa. Pekerjaan gue sibuk, nggak hanya mengurusi lo doang.”

Mendengar keluhan makhluk di depannya yang terkesan santai, Randy semakin kesal tetapi sebagai manusia dia bisa apa? Melawan akan membuat nyawanya terancam. Itulah kenapa begitu malaikat maut yang lebih milih model tersebut melemparkannya kembali ke rusun, buru-buru Randy masuk ke kontrakan Raina.

Raina yang sedang menikmati makan malam menoleh, kaget. “Kenapa lo? Kayak habis dikejar anjing saja.”

Tanpa ba-bi-bu, Randy langsung menceritakan penglihatannya barusan, yang tentu membuat Raina hanya bisa menyerngitkan alis. Antara percaya dan tidak percaya.

“Ada gila-gilanya itu malaikat.” Sama seperti Randy, Raina juga mencemooh makhluk tersebut dengan emosi. Namun, keduanya sama-sama tidak berani mengumpat, takut kuwalat. “Omong-omong, hari ke sepuluh itu kalau nggak salah besok malam ya?”

Randy mengangguk lemah. “Gue belum siap mati.”

“Pada dasarnya memang nggak pernah ada orang yang benar-benar siap buat mati. Bahkan orang bundir saja itu sebenarnya takut sama kematian,” kata Raina sesaat sebelum memasukkan suapan terakhir ke mulutnya. “Terus, rencana lo apa? Kita nggak mungkin kan dapat uang 500 juta dalam semalam?”

“Bagaimana kalau lo ikut gue ke rumah buat ambil –”

“Nggak!” Raina serta-merta memotong ucapan Randy. “Gue nggak mau ditangkap polisi. Bokap gue memang kriminal, tapi gue bukan.”

Randy berdecih kesal. “Dengerin dulu! Siapa juga yang nyuruh lo nyolong? Gue cuma minta lo masuk ke rumah gue, ambil cek, lalu bawa cek itu ke rumahnya Mona. Begitu doang.”

“Apa bedanya? Sama-sama nyolong, kan?”

“Ini bukan pencurian. Kan gue yang nyuruh!” bujuk Randy lengkap menggunakan mata memelas. Sebagai penyanyi dan bintang film, berakting tidak susah baginya.  “Toh, rumah gue kosong. Nggak akan ada yang curiga.” Dia menghela napas pendek, putus asa. “Tapi kalau lo nggak mau ya nggak apa-apa, palingan besok pagi gue bakal mati, terus lo nggak dapat duit dan pacar lo bakal digebukin sama penaih hutang. Masa depan kalian bakal suram deh. Gue mah mati dan nggak punya urusan apa-apa lagi dunia ini. Paling cuma keluarga, teman dan penggemar saja yang nangisin gue.”

Nyatanya, Raina malah melakukan perintah Randy tidak peduli sekeras apa gadis itu berusaha menahan diri pada awalnya. Dan begitulah dia ada di depan rumah Randy kemudian, sebuah rumah tiga lantai yang berada di pinggiran kota. Dan persis yang dikatakan oleh empunya rumah, lingkungan di sana sangat sepi.

Raina sendiri bisa masuk karena Randy memberikan kode akses rumahnya. Hal yang masih tidak bisa Raina terima, mengingat dia orang asing. Tidakkah Randy curiga sedikit padanya?

“Memang lo mau merampok gue?”

“Memang lo nggak takut? Gue anak kriminal lho.”

“Kan lo sendiri yang bilang, yang kriminal itu bokap lo, bukan lo.”

Raina tersenyum kecil. “Tetap saja. Yang orang tahu, gue punya darah kriminal. Dikasih makan duit haram juga.”

“Persetan!” Randy mengajak Raina menaiki tangga. “Lo pikir yang makan makanan haram cuma keluarga lo doang? Gue saja demen.”

“Ya kan haram dan halal kita beda. Eh, ini kita mau ke mana sih?”

Randy menjawab santai, “Kamar gue. Ceknya ada di sana. Bay the way ya, Rain, ini bukan hanya soal boleh minum alkohol atau babi doang.”

“Maksudnya?”

“Soal makanan haram. Keluarga lo hanya kebetulan miskin saja, makanya pas makan uang haram kelihatan.”

Raina yang kebingungan hanya bisa mengerutkan kening. Namun di sini dia hanya menganggap kalau Randy sedang mencoba menghiburnya. Menenangkan Raina untuk meraih hatinya supaya dikasihani. Basa-basi alias tidak tulus.

Sayangnya, setelah hampir dua jam mereka mencari cek yang dimaksud tidak kunjung ditemukan. Malah, dari luar sebuah mobil tiba memasuki pekarangan, memaksa Raina untuk bersembunyi sebelum akhirnya ditemukan oleh Maria.

“MALING LO YA?”

Raina hanya bisa membantu, menatap Maria yang siap menyerangnya dengan pentungan. Tahu-tahu Raina merasakan kepalanya berdenyut, nyeri sebelum akhirnya dia tidak sadarkan diri. 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
The Difference
9805      2224     2     
Romance
Diana, seseorang yang mempunyai nazar untuk berhijab setelah ada seseorang yang mengimami. Lantas siapakah yang akan mengimami Diana? Dion, pacar Diana yang sedang tinggal di Amerika. Davin, sahabat Diana yang selalu berasama Diana, namun berbeda agama.
Dialog Tanpa Kata
18742      5048     19     
Romance
Rasi mencintai Sea dalam diam Hingga suatu hari Sea malah dinikahi oleh Nolan kakak dari Rasi Namun pernikahan Sea dan Nolan yang terlihat aneh Membuat Rasi bebas masuk ke kehidupan Sea Bahkan selalu menjadi orang pertama saat Sea membutuhkan bantuan Akankah Sea berpaling pada Rasi atau lagilagi perasaan Rasi hanya sebuah dialog dalam hati yang tak akan pernah terucap lewat kata Sea pada Rasi Ras...
Yu & Way
271      218     5     
Science Fiction
Pemuda itu bernama Alvin. Pendiam, terpinggirkan, dan terbebani oleh kemiskinan yang membentuk masa mudanya. Ia tak pernah menyangka bahwa selembar brosur misterius di malam hari akan menuntunnya pada sebuah tempat yang tak terpetakan—tempat sunyi yang menawarkan kerahasiaan, pengakuan, dan mungkin jawaban. Di antara warna-warna glitch dan suara-suara tanpa wajah, Alvin harus memilih: tet...
Pacarku Pergi ke Surga, Tapi Dia Lupa Membawa Buku Catatan Biru Tua Itu
3794      877     7     
Fantasy
Lily adalah siswa kelas 12 yang ambisius, seluruh hidupnya berputar pada orbit Adit, kekasih sekaligus bintang pemandunya. Bersama Adit, yang sudah diterima di Harvard, Lily merajut setiap kata dalam personal statement-nya, sebuah janji masa depan yang terukir di atas kertas. Namun, di penghujung Juli, takdir berkhianat. Sebuah kecelakaan tragis merenggut Adit, meninggalkan Lily dalam kehampaan y...
Sahara
23932      3791     6     
Romance
Bagi Yura, mimpi adalah angan yang cuman buang-buang waktu. Untuk apa punya mimpi kalau yang menang cuman orang-orang yang berbakat? Bagi Hara, mimpi adalah sesuatu yang membuatnya semangat tiap hari. Nggak peduli sebanyak apapun dia kalah, yang penting dia harus terus berlatih dan semangat. Dia percaya, bahwa usaha gak pernah menghianati hasil. Buktinya, meski tubuh dia pendek, dia dapat menja...
Unexpectedly Survived
299      254     0     
Inspirational
Namaku Echa, kependekan dari Namira Eccanthya. Kurang lebih 14 tahun lalu, aku divonis mengidap mental illness, tapi masih samar, karena dulu usiaku masih terlalu kecil untuk menerima itu semua, baru saja dinyatakan lulus SD dan sedang semangat-semangatnya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang SMP. Karenanya, psikiater pun ngga menyarankan ortu untuk ngasih tau semuanya ke aku secara gamblang. ...
The Savior
4631      1741     10     
Fantasy
Kisah seorang yang bangkit dari kematiannya dan seorang yang berbagi kehidupan dengan roh yang ditampungnya. Kemudian terlibat kisah percintaan yang rumit dengan para roh. Roh mana yang akan memenangkan cerita roman ini?
SiadianDela
9363      2513     1     
Romance
Kebahagiaan hanya bisa dicapai ketika kita menikmatinya bersama orang yang kita sayangi. Karena hampir tak ada orang yang bisa bahagia, jika dia tinggal sendiri, tak ada yang membutuhkannya, tak ada orang yang ingin dia tolong, dan mungkin tak ada yang menyadari keberadaanya. Sama halnya dengan Dela, keinginan bunuh diri yang secara tidak sadar menjalar dikepalanya ketika iya merasa sudah tidak d...
Rinai Kesedihan
814      551     1     
Short Story
Suatu hal dapat terjadi tanpa bisa dikontrol, dikendalikan, ataupun dimohon untuk tidak benar-benar terjadi. Semuanya sudah dituliskan. Sudah disusun. Misalnya perihal kesedihan.
Di Bawah Langit Bumi
4026      1877     87     
Romance
Awal 2000-an. Era pre-medsos. Nama buruk menyebar bukan lewat unggahan tapi lewat mulut ke mulut, dan Bumi tahu betul rasanya jadi legenda yang tak diinginkan. Saat masuk SMA, ia hanya punya satu misi: jangan bikin masalah. Satu janji pada ibunya dan satu-satunya cara agar ia tak dipindahkan lagi, seperti saat SMP dulu, ketika sebuah insiden membuatnya dicap berbahaya. Tapi sekolah barunya...