Loading...
Logo TinLit
Read Story - Menyulam Kenangan Dirumah Lama
MENU
About Us  

Di sudut halaman rumah lama kami, tepat di bawah pohon mangga yang sudah keriput dimakan waktu, tergantung satu ayunan kayu sederhana. Tali tambangnya sudah berbulu, dudukannya sudah retak sedikit di ujungnya, tapi tetap tergantung seperti tidak pernah menyerah pada waktu.

Ayunan itu tidak mahal, bukan buatan pabrik. Ayah merakitnya sendiri. Dari papan bekas peti buah dan tali tambang yang dibeli di pasar minggu. Tapi bagiku dan Dira, ayunan itu lebih dari sekadar mainan.

Ia adalah tempat merajut tawa. Tempat menyimpan rahasia. Tempat belajar melepaskan—dan kembali percaya bahwa angin akan membawa kita ke tempat yang lebih baik.

 

Setiap sore sepulang sekolah, kami berebut naik. Kadang sampai nangis, kadang sampai adu kertas gunting batu. Tapi tidak pernah benar-benar marah. Karena kami tahu, siapa pun yang akhirnya duduk di sana, satu hal pasti terjadi: sore akan berubah jadi cerita.

“Dira dulu yaa!”

“Gak mau! Tadi juga kamu duluan!”

Biasanya, kami akan mengalah kalau Ibu datang membawa pisang goreng. Sore hari, ayunan, dan makanan hangat—kombinasi yang tak terkalahkan. Bahkan rebutan pun jadi tak penting.

Kadang, saat giliran menunggu, kami duduk di bawah pohon. Menyaksikan siapa pun yang sedang mengayun seolah sedang menjelajahi dunia, padahal cuma naik turun tak lebih dari setengah meter. Tapi rasanya seperti terbang.

Angin sore selalu jadi teman yang setia. Ia datang tak pernah terlalu kuat, tapi cukup untuk membuat rambut berkibar dan suara hati terasa lebih jernih. Dan ketika kami mengayun perlahan, daun-daun mangga seolah ikut bertepuk tangan kecil di atas.

 

Ayah pernah bilang, hidup itu seperti naik ayunan.

“Kadang kamu harus mundur dulu, supaya bisa melaju ke depan.”

Waktu kecil, aku tidak terlalu paham. Tapi kini, kata-kata itu seperti nasihat paling bijak yang pernah aku dengar.

Karena memang begitu adanya.

Ada masa-masa dalam hidup ketika kita merasa sedang melambat, bahkan mundur. Tapi ternyata, itu adalah bagian dari langkah besar yang sedang disiapkan. Seperti ayunan—semakin jauh mundur, semakin tinggi kita bisa terbang ke depan.

 

Ayunan itu juga jadi saksi bisu pertama kali Dira patah hati.

Aku masih ingat betul sore itu. Ia duduk di ayunan, wajahnya murung, matanya sembap. Biasanya dia cerewet atau marah-marah minta dorongan lebih kencang, tapi sore itu dia diam.

Aku duduk di batu besar dekat pohon, menunggunya bicara.

“Nggak enak ya, jadi orang yang nggak dipilih,” katanya akhirnya, suara pelan tertiup angin.

Aku menoleh, tidak langsung tahu harus jawab apa. Lalu aku berkata,

“Kalau kamu bukan yang dia pilih, mungkin kamu bukan tujuannya. Tapi bisa jadi, kamu tujuan orang lain yang sedang nyasar.”

Dira menoleh. “Kamu belajar dari mana ngomong kayak gitu?”

Aku tertawa. “Dari sinetron sore!”

Kami tertawa berdua, dan tawa itu menyelamatkan sore yang tadinya sunyi. Ayunan tetap bergerak pelan, seperti menenangkan Dira tanpa kata. Sore itu, kami belajar satu hal:

Kalau kamu duduk cukup lama di ayunan, dengan angin dan keheningan, semua rasa sakit akan terdengar lebih ringan.

 

Setelah beberapa tahun, ayunan itu mulai jarang dipakai. Kami mulai tumbuh. Mainan kami berubah: dari ayunan ke ponsel, dari suara angin ke suara notifikasi.

Tapi kadang, saat liburan atau saat pulang ke rumah lama, aku akan duduk di sana. Mengayun pelan. Mendengarkan suara tali yang menggesek dahan. Membiarkan angin sore menyapa pipi yang kini lebih sering sibuk dari pada tenang.

Dan di situ, aku bisa merasa jadi anak kecil lagi—walau hanya sebentar.

 

Sore ini aku duduk lagi di ayunan itu. Tidak ada siapa-siapa. Hanya aku, daun mangga, dan langit yang pelan-pelan mulai berubah warna.

Kupandangi rumah lama dari sudut ini. Terlihat tenang. Tapi aku tahu, di balik temboknya, ada ribuan cerita yang pernah tumbuh. Ayunan ini, hanya salah satunya.

Kakiku menggantung, tidak menyentuh tanah. Kupelankan ayunannya, menikmati ritme yang tidak tergesa-gesa. Karena hidup tidak selalu harus cepat. Kadang, yang paling menyentuh justru saat kita melambat dan mengingat.

“Apa kamu masih ingat tawa kami?”

“Apa kamu masih ingat percakapan sore itu?”

“Apa kamu masih mau jadi tempat pulang?”

Ayunan tidak menjawab. Tapi dari cara dia tetap bertahan, aku tahu: ia ingat. Dan ia setia.

 

Sebelum meninggalkan halaman itu, aku menyentuh tali ayunannya sekali lagi.

Terlalu banyak hal telah berubah dalam hidupku. Tapi ayunan ini tetap. Tetap di tempatnya. Tetap mengayun pelan kalau ditiup angin. Dan tetap menyimpan versi diriku yang dulu: polos, ceria, dan belum tahu rasanya khawatir berlebihan.

Aku menulis di catatan kecil dan menyelipkannya ke celah kayu ayunan:

"Untuk ayunan yang tidak pernah lelah:

Terima kasih telah membuatku merasa terbang,

bahkan saat hidupku terasa diam di tempat."

Lalu aku tersenyum. Karena aku tahu, tidak semua hal yang membawa kita tinggi harus punya mesin. Kadang, cukup tali dan papan kayu—dan kenangan yang tak pernah hilang.

 

Refleksi:

Dalam hidup, kadang kita hanya butuh satu sore, satu angin pelan, dan satu tempat tenang untuk kembali mengingat siapa diri kita sebenarnya. Ayunan di bawah pohon tua itu tidak bergerak karena angin, tapi karena kita pernah percaya pada keajaiban sederhana: bahwa hidup bisa tetap indah, bahkan hanya dengan duduk dan mengayun pelan.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • juliartidewi

    Mengingatkanku pada kebaikan2 ortu setelah selama ini hanya mengingat kejelekan2 mereka aja.

    Comment on chapter Bab 15: Boneka Tanpa Mata
Similar Tags
Because Love Un Expected
26      23     0     
Romance
Terkadang perpisahan datang bukan sebagai bentuk ujian dari Tuhan. Tetapi, perpisahan bisa jadi datang sebagai bentuk hadiah agar kamu lebih menghargai dirimu sendiri.
I Can't Fall In Love Vol.1
2895      1188     1     
Romance
Merupakan seri pertama Cerita Ian dan Volume pertama dari I Can't Fall In Love. Menceritakan tentang seorang laki-laki sempurna yang pindah ke kota metropolitan, yang dimana kota tersebut sahabat masa kecilnya bernama Sahar tinggal. Dan alasan dirinya tinggal karena perintah orang tuanya, katanya agar dirinya bisa hidup mandiri. Hingga akhirnya, saat dirinya mulai pindah ke sekolah yang sama deng...
Bisikan yang Hilang
120      109     3     
Romance
Di sebuah sudut Malioboro yang ramai tapi hangat, Bentala Niyala penulis yang lebih suka bersembunyi di balik nama pena tak sengaja bertemu lagi dengan Radinka, sosok asing yang belakangan justru terasa akrab. Dari obrolan ringan yang berlanjut ke diskusi tentang trauma, buku, dan teknologi, muncul benang-benang halus yang mulai menyulam hubungan di antara mereka. Ditemani Arka, teman Radinka yan...
Ada Apa Esok Hari
310      241     0     
Romance
Tarissa tak pernah benar-benar tahu ke mana hidup akan membawanya. Di tengah hiruk-pikuk dunia yang sering kali tak ramah, ia hanya punya satu pegangan: harapan yang tak pernah ia lepaskan, meski pelan-pelan mulai retak. Di balik wajah yang tampak kuat, bersembunyi luka yang belum sembuh, rindu yang tak sempat disampaikan, dan cinta yang tumbuh diam-diamtenang, tapi menggema dalam diam. Ada Apa E...
Wilted Flower
610      470     3     
Romance
Antara luka, salah paham, dan kehilangan yang sunyi, seorang gadis remaja bernama Adhira berjuang memahami arti persahabatan, cinta, dan menerima dirinya yang sebenarnya. Memiliki latar belakang keluarga miskin dengan ayah penjudi menjadikan Adhira berjuang keras untuk pendidikannya. Di sisi lain, pertemuannya dengan Bimantara membawa sesuatu hal yang tidak pernah dia kira terjadi di hidupnya...
Metanoia
98      86     0     
Fantasy
Aidan Aryasatya, seorang mahasiswa psikologi yang penuh keraguan dan merasa terjebak dalam hidupnya, secara tak sengaja terlempar ke dalam dimensi paralel yang mempertemukannya dengan berbagai versi dari dirinya sendiri—dari seorang seniman hingga seorang yang menyerah pada hidup. Bersama Elara, seorang gadis yang sudah lebih lama terjebak di dunia ini, Aidan menjelajahi kemungkinan-kemungkinan...
Kakak
1427      749     1     
Inspirational
Fatih seorang anak yang lahir dikeluarga biasa, yang dibesarkan oleh Mama dan Tante Danum. Namun, suatu ketika ia harus ditinggal oleh Mama dan Tante Danum karena suatu hal yang Fatih sendiri tidak tahu apa, ia tidak menerima penjelasan yang layak. Untungnya selama ditinggal Fatih ditemani seorang lelaki bernama Nala, yang merupakan Guru BK disekolahnya. Awalnya Fatih tidak suka dengan keberadaan...
Under The Same Moon
416      279     4     
Short Story
Menunggumu adalah pekerjaan yang sudah bertahun-tahun kulakukan. Tanpa kepastian. Ketika suatu hari kepastian itu justru datang dari orang lain, kau tahu itu adalah keputusan paling berat untukku.
ALUSI
10178      2551     3     
Romance
Banyak orang memberikan identitas "bodoh" pada orang-orang yang rela tidak dicintai balik oleh orang yang mereka cintai. Jika seperti itu adanya lalu, identitas macam apa yang cocok untuk seseorang seperti Nhaya yang tidak hanya rela tidak dicintai, tetapi juga harus berjuang menghidupi orang yang ia cintai? Goblok? Idiot?! Gila?! Pada nyatanya ada banyak alur aneh tentang cinta yang t...
Ansos and Kokuhaku
3677      1235     9     
Romance
Kehidupan ansos, ketika seorang ditanyai bagaimana kehidupan seorang ansos, pasti akan menjawab; Suram, tak memiliki teman, sangat menyedihkan, dan lain-lain. Tentu saja kata-kata itu sering kali di dengar dari mulut masyarakat, ya kan. Bukankah itu sangat membosankan. Kalau begitu, pernah kah kalian mendengar kehidupan ansos yang satu ini... Kiki yang seorang remaja laki-laki, yang belu...