Setiap pagi aku mulai hari dengan rutinitas yang sudah sangat familiar. Bangun sebelum matahari terbit, lalu bersiap membuka toko kecil milik ibu di pinggir jalan rumah kami. Toko itu bukanlah sesuatu yang besar atau mewah. Tapi bagiku, toko ini adalah harapan kecil yang kami jaga bersama.
Saat membuka pintu kaca toko, aku langsung mengecek pesan-pesan dari pelanggan yang masuk lewat ponsel. Ada yang memesan baju lewat online, ada juga yang mau datang langsung ke toko. Aku harus siap melayani semuanya dengan baik. Setiap pesanan harus aku siapkan dan kemas dengan rapi. Tidak jarang aku harus menulis nama pembeli dan alamat mereka satu per satu agar tidak keliru.
Mengerjakan ini sambil bersekolah bukan perkara mudah. Kadang aku merasa waktu sehari tidak cukup. Setelah pulang sekolah, aku langsung ke toko, berlari dari satu tugas ke tugas lain, mulai dari membungkus barang, menghitung stok, mengatur rak-rak baju, hingga melayani pembeli yang datang. Kadang tangan terasa pegal, kaki lelah berdiri lama, tapi aku tak pernah mengeluh. Aku tahu bahwa semua ini adalah perjuangan.
Masalah terbesar yang sering aku hadapi adalah soal biaya. Ongkos transportasi setiap hari ke sekolah dan toko sering kali membuatku harus berpikir dua kali. Aku harus naik angkutan umum yang kadang penuh dan berdesakan. Ada hari-hari di mana aku harus memilih antara membeli makan siang atau membayar ongkos pulang.
Aku masih ingat betul satu hari saat uang di dompetku hanya cukup untuk naik angkutan. Aku melewatkan makan siang di sekolah dan menunggu sampai aku pulang ke rumah untuk makan bersama keluarga. Kadang perasaan lapar itu begitu menyiksa, tapi aku mencoba menahannya demi agar semuanya tetap berjalan.
Di sekolah, aku bukan murid yang selalu mendapatkan nilai terbaik. Aku bukan yang paling pintar, tapi aku selalu berusaha mengerjakan tugas dan belajar dengan sungguh-sungguh. Aku tahu pendidikan adalah jalan untuk keluar dari keterbatasan yang kami hadapi. Aku ingin masa depan yang lebih baik, bukan hanya untuk diriku tapi juga untuk ibu dan adik-adikku.
Keluarga kecil kami bukan orang yang kaya. Kami hidup sederhana, kadang harus berhemat agar kebutuhan sehari-hari terpenuhi. Aku sering melihat ibu berjuang dengan jualan baju ini. Kadang ibu harus turun ke pasar untuk mencari barang baru, kadang harus melayani pembeli sampai malam. Aku ingin membantu meringankan beban ibu dengan ikut mengelola toko, walaupun aku masih pelajar.
Ada kalanya aku merasa capek sekali. Pulang sekolah, kerja di toko, lalu harus belajar tugas sekolah sampai larut malam. Kadang aku ingin menyerah, tapi aku ingat alasan aku terus berjuang. Aku ingin hidup yang lebih baik, dan aku percaya kerja keras tidak akan mengkhianati hasil.
Selain membantu toko, aku juga punya waktu untuk hal-hal kecil yang aku sukai. Aku suka menggambar dan menulis di buku harian. Setiap malam, sebelum tidur, aku menulis tentang apa yang aku rasakan, apa yang aku harapkan, dan apa yang aku impikan. Menulis membantu aku melepaskan segala penat yang menumpuk dan memberiku semangat baru untuk menghadapi hari esok.
Aku sering membayangkan suatu hari toko ini bisa berkembang lebih besar. Aku ingin bisa membuka cabang baru atau bahkan punya usaha sendiri. Aku ingin membahagiakan ibu yang selama ini sudah berjuang keras untuk kami. Aku ingin bisa membiayai sekolah adik-adikku supaya mereka punya kesempatan yang lebih baik.
Tapi aku juga sadar, semua itu bukan hal mudah. Ada banyak rintangan yang harus kuhadapi. Mulai dari keterbatasan modal, persaingan bisnis, hingga waktu yang terbatas karena aku masih sekolah. Aku belajar untuk sabar dan terus belajar dari pengalaman setiap hari.
Aku juga mulai mengenal arti tanggung jawab yang sesungguhnya. Tidak mudah untuk mengelola usaha kecil sambil menjalani sekolah. Ada saat di mana aku harus memilih mengorbankan waktu bermain atau tidur demi menyelesaikan pekerjaan. Aku belajar untuk mengatur waktu dengan baik dan membuat prioritas.
Kadang aku merasa sendiri menghadapi semua ini. Teman-temanku di sekolah kadang tidak mengerti kesibukanku, mereka sibuk dengan hal-hal yang berbeda. Tapi aku tahu, aku harus kuat dan fokus pada tujuan.
Di tengah kesibukan, aku juga belajar banyak tentang orang-orang di sekitar. Pelanggan yang sering datang, tetangga yang ramah, dan ibu yang selalu memberi semangat. Mereka semua menjadi bagian dari hidupku dan memberiku kekuatan.
Aku percaya, setiap usaha kecil yang aku lakukan sekarang akan menjadi pondasi untuk masa depan yang lebih baik. Aku yakin kalau aku tidak menyerah, suatu saat nanti aku bisa mencapai apa yang aku impikan.
Meski langkahku masih panjang dan terkadang berat, aku berjanji akan terus berjalan. Aku akan terus belajar, bekerja keras, dan tidak pernah kehilangan harapan.
Karena aku tahu, sebelum aku jadi apa-apa, aku sudah ada. Dengan segala perjuangan dan mimpi yang ku bawa dalam hati.
“Dalam setiap langkah kecil yang kuambil, aku menanam benih mimpi yang kelak akan tumbuh menjadi kenyataan.”