Loading...
Logo TinLit
Read Story - Bulan dan Bintang
MENU
About Us  

Bulan Aurelia Permata, perempuan yang mempunyai pikiran lamban, untungnya dia cantik dan humoris. Satu lagi, Bulan itu pandai memasak jadi, itu bisa menjadi nilai plus bagi dirinya. Contohnya seperti pagi ini, Bulan akan datang berkunjung ke rumah Bintang. Ini memang sudah menjadi kebiasaannya sejak Bulan kenal dengan Bintang. Dulunya, Bintang adalah sosok tetangga yang diinginkan Bulan, namun berbeda dengan Bintang, ia adalah orang yang tidak beruntung mendapat kenyataan bahwa akan mempunyai tetangga seperti Bulan. Mamahnya Bintang juga sudah terbiasa dengan sikap Bulan yang seenaknya menginjakan kaki di rumah Bintang.

“Pasti buat Bintang deh,” tebak bundanya—Salsa yang tiba-tiba muncul di sampingnya.

Bulan melirik sekilas, “Bunda tahu aja sih,” seraya tersenyum bodoh.

“Emang Bintang nggak bosan tiap minggu kamu kasih cupcake mulu?” tanya Salsa menyelidik. Bundanya ini sangat heran dengan tingkah pede Bulan yang tiap minggunya sangat rajin membuat cupcake hanya untuk Bintang.

“Nggak tahu deh Bun, mau Bintang bosen atau enggak, Bulan nggak akan nyerah untuk dapetin hati Bintang!” sahut Bulan semangat 45.

Bundanya hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah laku anak semata wayangnya ini. “Dasar bucin.”

Di sisi lain, laki-laki yang hanya memakai kaos putih polos dan celana boxer minions sudah asyik memainkan PS tercintanya. Padahal rambutnya masih acak-acakan. Tapi jangan khawatir, ia masih terlihat tampan.

Suara pintu dibuka terdengar, Bintang mengalihkan pandangannya dari layar PS ke arah pintu. “Anak perjaka, mentang-mentang hari Minggu malah asyik-asyikan main PS. Mandi dong Tang, tolongin Mama beliin bahan-bahan di supermarket.” Cerocos Vani—mamahnya, berkacak pinggang di depan pintu kamar Bintang.

“Iya Mah,” jawab Bintang santai masih memainkan PS-nya.

Vani berdecak sebal, “Iya-iya tapi masih duduk aja. Mama hitung sampe tiga kalau nggak bangun juga, hari ini PS mama jual!”

"Satu ...."

"Dua ...."

"Ti—”

Bintang langsung grasak-grusuk mencabut kabel-kabel yang tersambung di PS-nya. Dengan jurus lari ngebut ia mengambil handuk lalu masuk ke dalam kamar mandi.

“Nah, baru ganteng,”

ZZZZZ

“Assalamualaikum!” suara Bulan terdengar sedikit berteriak. Alasannya karena satu, pasti  Vani di dapur dan anak gantengnya di kamar.

“Assalamualaikum ...!” Lagi, Bulan mengucapkan salam. Saat Bulan ingin megucapkan yang ketiga kalinya, pintu sudah terbuka dan wajah Vani menyembul di sana.

“Waalaikumsalam. Yaampun Bulan, masuk sini, maaf Tante tadi lagi di dapur.”

Lalu Bulan masuk sambil membawa kotak makan, yang sudah pasti isinya cupcake.

“Bintangnya ada 'kan Tan?” tanya Bulan sopan.

“Ada Sayang, ke kamarnya aja.” Jawab Vani dengan tersenyum ramah. “Eh iya Bul, nanti anterin Bintang ke supermarket ya, tadi Tante suruh dia belanja.” Lanjutnya.

Wah, ini kesempatan emas bagi Bulan. “Siap Tante Vani!!” balas Bulan semangat 45.

Hari ini Bulan bisa menghabiskan waktu seharian penuh bersama pujaan hatinya. Bulan  melangkah menaiki anak tangga dengan senyuman yang tidak mau hilang.

Tanpa harus megetuk pintu dahulu, Bulan langsung masuk ke kamar Bintang.

“Astaghfirullah, Bintang!!” pekik Bulan terkejut melihat pemandangan di depannya.

“LO?! TUTUP MATA LO!!” suara Bintang tak kalah kaget.

3Refleks, Bulan pun langsung menutup matanya dengan satu tangan dan berbalik ke belakang. Sedangkan tangan yang satunya lagi masih setia memegang cupcake tercintanya.

“Udah beluuum?” tanya Bulan penasaran masih dengan posisi sebelah tangan menutup mata.

“Udah.” Jawab Bintang sarkas.

Bulan langsung membalikkan tubuhnya.

“Kalau mau masuk ke kamar orang tuh ketuk dulu. Buta kali lo ya, nggak lihat tulisan yang ada di pintu?!” cecar Bintang dengan wajah kesal.

“Maaf Bintang, Bulan nggak tahu, ini cupcake-nya,” jawabnya lirih seraya memberikan cupcake pada Bintang.

Bintang menerima cupcake itu. “Nggak tahu gimana? Setiap Minggu 'kan lo kesini!” bentak Bintang frustasi. 

Bulan tidak menjawab dan hanya menunduk saja. Kayaknya Bintang marah besar padanya.

Bintang berdecak sebal. “Ya udah, gue minta maaf.”

“Iya, Bulan maafin kok Tang,” benar-benar bodoh. Harusnya di sini yang dimaafkan adalah Bulan bukan Bintang.

“Bego.” Umpat Bintang kesal.

"Bulan boleh jujur nggak?" tanya Bulan penasaran.

Bintang menoleh dan berdehem.

“Bintang makin ganteng kalo shirtless gitu,” ucapnya cengengesan. Bukan polos namanya kalau begini, tapi bego.

“BULAAAAAANNNNN!!!” teriak Bintang murka.

ZZZZZ

Sudah hampir tiga jam mereka berkeliling mencari bahan-bahan yang akan dibeli. Selama itu juga Bintang mendiami Bulan karena kejadian tadi.

“Bulan pegel banget nih Tang,” keluh Bulan mengerecutkan bibirnya.

Sebenarnya ini bukan kali pertama Bulan mengeluh seperti tadi. Ini sudah hampir seratus dua puluh kali Bulan mengeluh kalau dihitung-hitung.

“Bintang! Masih marah ya sama Bulan?” tanyanya lagi dan lagi.

Yang ditanya tidak sama sekali menjawab. Jangankan menjawab, menoleh saja tidak.

“Ya udah, Bulan mau pulang aja deh,” katanya memelas. “Pulang sendiri...kok,”

“Bagus deh,” celetuk Bintang tanpa diduga-duga.

Bulan menatap Bintang kaget. Giliran Bulan mengatakan dirinya akan pulang sendiri saja baru dijawab, Bintang ini benar-benar menyebalkan! Langsung saja Bulan pergi tanpa peduli kalau-kalau Bintang memanggilnya. Tapi, sepertinya tidak akan mungkin.

Sedangkan Bintang sebenarnya dari tadi hanya mengerjai Bulan. Bahan-bahan yang ia akan beli sudah lengkap dari dua jam yang lalu, ia hanya ingin balas dendam pada sikap kurang ajar Bulan tadi. Tanpa Bulan sadari Bintang pun segera membayar ke kasir dan berjalan pelan menuju parkiran.

“Dasar, cewek oon,” Bintang bergumam sendiri setelah melihat Bulan yang masih berjalan belum jauh dengan kepala menunduk. Langsung saja Bintang menepikan mobilnya dan keluar untuk menarik Bulan.

“Sini lo!” Bentak Bintang menarik Bulan mendekat pada mobilnya.

Bulan pun hanya bisa menurut saja. Mau bagaimana lagi? Jantungnya berpacu dengan cepat hanya karena pergelangan tangannya ditarik oleh pujaan hatinya. Manusia yang sangat-sangat tidak fokus.

“Apa lo nggak mikir?!” bentak Bintang.

“Mikir apa?” balas Bulan polos.

"Lo tuh kesini nggak bawa ponselnggak bawa uang, penampilan udah kayak gembel. Kenapa tetap aja nekat?” cecarnya lalu langsung berjalan masuk ke dalam mobil. Bulan pun mengikutinya.

“Nggak sempet mikir. Bulan udah capek dan juga males mikir,” jawabnya lemas.

Bintang memutar bola matanya sebal. Bagaimana ia bisa sesabar ini menghadapi kelakuan perempuan aneh di sampingnya.

“Bintang khawatir ya? Ah iya pasti Bintang khawatir,” katanya tiba-tiba dan menoel-noel pipi Bintang.

“Nggak usah terlalu percaya diri.”

“Ya elah, galak amat,” desis Bulan pelan.

Bulan langsung menjauhkan tangannya dari Bintang dan fokus kembali melihat jalanan dari kaca mobil.

“Bulan...” panggil Bintang.

Yang dipanggil sudah kegirangan duluan, ia yakin pasti Bintang akan minta maaf karena ucapan pedasnya tadi.

“Kenapa, Tang?” tanyanya penasaran.

“Lo belum mandi ya?” tanya balik Bintang.

Ah, Bulan jamin pasti Bintang akan berkata bahwa dirinya cantik saat belum mandi sekali pun.

“Iya, kenapa? Can—”

Belum sempat melanjutkan omongannya, Bintang langsung memotong.

“Pantesan, bau banget.”

Sial sial sial!! Bulan hanya bisa merutuki dirinya sendiri. Ia sadar Bintang tetaplah Bintang, bukan Romeo, bukan Sang Rama, ataupun Pangeran yang ada di negeri dongeng. Bintang tetaplah Bintang yang dingin, tidak tahu diri, dan tukang menyakiti orang lain. Camkan itu!

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • Pat

    Bintang tuh "pacarable" banget !! Hahaha ..

    Comment on chapter Bagian Satu
Similar Tags
Aku Sakit
5704      1549     30     
Romance
Siapa sangka, Bella Natalia, cewek remaja introvert dan tidak memiliki banyak teman di sekolah mendadak populer setelah mengikuti audisi menyanyi di sekolahnya. Bahkah, seorang Dani Christian, cowok terpopuler di Bernadette tertarik pada Bella. Namun, bagaimana dengan Vanessa, sahabat terbaik Bella yang lebih dulu naksir cowok itu? Bella tidak ingin kehilangan sahabat terbaik, tapi dia sendiri...
Imperfect Rotation
237      206     0     
Inspirational
Entah berapa kali Sheina merasa bahwa pilihannya menggeluti bidang fisika itu salah, dia selalu mencapai titik lelahnya. Padahal kata orang, saat kamu melakukan sesuatu yang kamu sukai, kamu enggak akan pernah merasa lelah akan hal itu. Tapi Sheina tidak, dia bilang 'aku suka fisika' hanya berkali-kali dia sering merasa lelah saat mengerjakan apapun yang berhubungan dengan hal itu. Berkali-ka...
Bimasakti dan Antariksa
227      177     0     
Romance
Romance Comedy Story Antariksa Aira Crysan Banyak yang bilang 'Witing Tresno Jalaran Soko Kulino'. Cinta tumbuh karena terbiasa. Boro terbiasa yang ada malah apes. Punya rekan kerja yang hobinya ngegombal dan enggak pernah serius. Ditambah orang itu adalah 'MANTAN PACAR PURA-PURANYA' pas kuliah dulu. "Kamu jauh-jauh dari saya!" Bimasakti Airlangga Raditya Banyak yang bila...
Kenangan Masa Muda
7089      1954     3     
Romance
Semua berawal dari keluh kesal Romi si guru kesenian tentang perilaku anak jaman sekarang kepada kedua rekan sejawatnya. Curhatan itu berakhir candaan membuat mereka terbahak, mengundang perhatian Yuni, guru senior di SMA mereka mengajar yang juga guru mereka saat masih SMA dulu. Yuni mengeluarkan buku kenangan berisi foto muda mereka, memaksa mengenang masa muda mereka untuk membandingkan ti...
DEVANO
738      453     1     
Romance
Deva tidak pernah menyangka jika pertemuannya dengan Mega bisa begitu berpengaruh untuk hidupnya. Dan untuk pertama kalinya setelah hari itu, Dio-mantan sahabatnya, ikut campur dalam urusannya. Padahal, biasanya cowok itu akan bersikap masa bodo. Tidak peduli pada semua yang Deva lakukan. Ternyata, pertemuan itu bukan hanya milik Deva. Tapi juga Dio di hari yang sama. Bedanya Deva lebih berun...
Pacarku Pergi ke Surga, Tapi Dia Lupa Membawa Buku Catatan Biru Tua Itu
2129      526     7     
Fantasy
Lily adalah siswa kelas 12 yang ambisius, seluruh hidupnya berputar pada orbit Adit, kekasih sekaligus bintang pemandunya. Bersama Adit, yang sudah diterima di Harvard, Lily merajut setiap kata dalam personal statement-nya, sebuah janji masa depan yang terukir di atas kertas. Namun, di penghujung Juli, takdir berkhianat. Sebuah kecelakaan tragis merenggut Adit, meninggalkan Lily dalam kehampaan y...
Gunay and His Broken Life
8736      2540     0     
Romance
Hidup Gunay adalah kakaknya. Kakaknya adalah hidup Gunay. Pemuda malang ini telah ditinggal ibunya sejak kecil yang membuatnya secara naluri menganggap kakaknya adalah pengganti sosok ibu baginya. Hidupnya begitu bergantung pada gadis itu. Mulai dari ia bangun tidur, hingga kembali lagi ke tempat tidur yang keluar dari mulutnya hanyalah "kakak, kakak, dan kakak" Sampai memberi makan ikan...
Simplicity
10644      2477     0     
Fan Fiction
Hwang Sinb adalah siswi pindahan dan harus bertahanan di sekolah barunya yang dipenuhi dengan herarki dan tingkatan sesuai kedudukan keluarga mereka. Menghadapi begitu banyak orang asing yang membuatnya nampak tak sederhana seperti hidupnya dulu.
She Is Falling in Love
555      351     1     
Romance
Irene membenci lelaki yang mengelus kepalanya, memanggil nama depannya, ataupun menatapnya tapat di mata. Namun Irene lebih membenci lelaki yang mencium kelopak matanya ketika ia menangis. Namun, ketika Senan yang melakukannya, Irene tak tahu harus melarang Senan atau menyuruhnya melakukan hal itu lagi. Karena sialnya, Irene justru senang Senan melakukan hal itu padanya.
Lost Daddy
5405      1212     8     
Romance
Aku kira hidup bersama ayahku adalah keberuntungan tetapi tidak. Semua kebahagiaan telah sirna semenjak kepergian ibuku. Ayah menghilang tanpa alasan. Kakek berkata bahwa ayah sangat mencintai ibu. Oleh sebab itu, ia perlu waktu untuk menyendiri dan menenangkan pikirannya. Namun alasan itu tidak sesuai fakta. AYAH TIDAK LAGI MENCINTAIKU! (Aulia) Dari awal tidak ada niat bagiku untuk mendekati...