Loading...
Logo TinLit
Read Story - Pangeran Benawa
MENU
About Us  

“Hilangnya seorang pangeran akan mengguncang daerah pesisir, bahkan bukan tidak mungkin akan meledakkan puncak Merbabu,” berkata Ki Getas Pendawa.

“Kita berdua sudah paham tentang keputusan yang akan dijalankan oleh Angger Adipati,” Ki Buyut Mimbasara berucap lirih,”Masih bersemayam dalam hatiku, apakah Paman Pangeran Parikesit dapat membantu kita meski sekedar memberi keterangan alasan penculikan ini.”

“Kakang,” Ki Getas Pendawa mencoba menghibur kerabatnya yang berusia tidak terpaut jauh dengannya,”Aku dapat pastikan bahwa Paman Pangeran akan mengerahkan seluruh yang ia miliki untuk menemukan Pangeran Benawa. Namun yang aku risaukan adalah Paman Pangeran akan kehilangan pengamatan dalam dirinya.”

“Paman Parikesit adalah orang yang telah sangat mendalam mengenali dirinya sendiri,” kata Ki Buyut Mimbasara.

Ki Getas Pendawa mengangguk. Katanya kemudian,”Tetapi kita juga paham bahwa Paman Pangeran akan menjungkirbalik Merbabu demi cucunya.”

Ki Buyut Mimbasara menarik nafas dalam-dalam, ia membenarkan kata-kata Ki Getas Pendawa. Ia bergumam kemudian,”Dan itu bukan pekerjaan yang sulit baginya.” Sejenak kemudian ia bangkit berdiri. Katanya,”Aku kira Angger Tanur telah dapat menenangkan dirinya, harapanku adalah perawatan padanya semalam akan mampu menunjang keinginannya untuk menjelaskan kepada kita.”

Maka kemudian dua orang berilmu tinggi dan berwawasan luas itu mengayun langkah menuju sebuah pondok kecil tempat Kang Tanur ditempatkan.

“Bagaimana keadaanmu?” bertanya Ki Buyut sambil menganggukkan kepala.

Kang Tanur membalas pertanyaan itu dengan senyum dan mengedipkan mata. Ia meringis kesakitan ketika mencoba untuk duduk.

“Tetaplah berbaring,” kata Ki Buyut kemudian,”Kau harus dapat menenangkan diri, Tanur.” Kang Tanur mengangguk pelan.

“Apakah kau dapat berbicara walau sedikit?” bertanya Ki Getas Pendawa lalu ia menoleh pada Ki Buyut. Ki Buyut mengangguk pelan. Kang Tanur mengangguk sambil tetap berusaha menahan rasa sakit yang mendera bagian dalam tubuhnya.

“Aku mendengarmu menyebut satu nama, Kiai Rontek. Benarkah?” bertanya Ki Buyut. Pada saat itu Ki Getas Pendawa beringsut maju lalu memegang kedua telapak kaki Kang Tanur. Sesaat kemudian aliran tenaga inti Ki Getas Pendawa merambat memasuki pembuluh darah hingga bagian dada. Terasa oleh Kang Tanur udara hangat menerobos dan melonggarkan setiap pembuluh darah dan mengendurkan simpul otot sehingga tubuhnya mulai bergetar. Tiba-tiba angin dingin seperti mengusir udara hangat yang sedang bekerja di dalam tubuhnya. Wajah Kang Tanur yang sebelumnya seperti tak teraliri darah pun berubah terlihat lebih segar. Sebenarnya Ki Getas Pendawa sedang mengobati bagian dalam tubuh Kang Tanur dengan tenaga inti yang mempunyai dua watak yang berbeda. Demikianlah kemudian peluh bergulir menuruni kening Ki Getas Pendawa yang bergaris banyak. Garis yang membujur lintang itu seperti sebuah lukisan dari pejalanan panjang hidupnya. Setiap kerut yang terlihat padanya menyimpan satu makna yang dalam. Ki Getas Pendawa mengalami peralihan tahta dari Majapahit pada Demak. Ia juga menjadi salah satu orang yang bersinggungan dengan apa-apa yang terjadi dalam lingkar kekuasaan di Demak. Sejenak kemudian, Ki Getas Pendawa menarik kedua telapak tangannya. Ia menarik nafas lega melihat perubahan yang terjadi pada Kang Tanur.

Dalam pada itu, Kang Tanur seperti memperoleh tenaga baru. Lambat laun ia mulai dapat menggerakkan lebih banyak anggota tubuhnya. Dengan dibantu seorang cantrik muda, ia mencoba duduk diatas pembaringan dan bersandar pada dinding papan. Setelah beberapa saat ia mencoba mengingat kembali perjalanannya di masa lalu bersama Kiai Rontek, Kang Tanur lalu berkata,” Benar, Ki Buyut. Bahkan aku mengenalnya untuk masa yang cukup lama.”

Dahi Ki Buyut Mimbasara berkerut mendengar ucapan Kang Tanur. Lalu katanya,”Ceritakanlah atau mungkin kau pernah menceritakan itu padaku tetapi aku membutuhkan seseorang untuk dapat mengerti letak persoalan ini.”

Kang Tanur menarik nafas dalam-dalam. Ia akan mengatakan apa saja yang ia ketahui tentang Kiai Rontek. Memang sedikit rasa khawatir mendatangi hatinya, namun Kang Tanur telah berjanji pada dirinya sendiri untuk menjaga Pangeran Benawa lebih dari apa yang ia miliki maka Kang Tanur telah bersiap dengan segala kemungkinan yang dapat terjadi. Sesaat Kang Tanur menatap mata dua orang Pajang yang mempunyai ketinggian ilmu melebihi Adipati Pajang, kemudian,”Kiai berdua, aku harap keterangan yang akan aku utarakan ini akhirnya dapat membuat penyebab penculikan Pangeran Benawa menjadi jelas.”

Ki Buyut Mimbasara bergantian memandang dengan Ki Getas Pendawa, lalu keduanya menganggukkan kepala. Maka kemudian Kang Tanur menceritakan awal perkenalannya dengan Kiai Rontek.

****

Memang sebenarnya Kiai Rontek telah jauh meninggalkan padepokan beratus-ratus tombak jaraknya. Tubuh Pangeran Benawa yang berada diatas pundaknya sama sekali tidak memberi pengaruh yang cukup besar pada kecepatan Kiai Rontek yang sangat lincah menyusup setiap celah pohon dan menembus pekat malam dalam belantara yang rapat. Dalam keadaan seperti itu, Pangeran Benawa tetap bersikap tenang seperti tidak terjadi apa-apa. Bersama Ki Buyut dan kadang-kadang Arya Penangsang, ia terbiasa melakukan perjalanan yang tidak dapat dijangkau nalar. Tetapi bagaimanapun Pangeran Benawa adalah seorang anak yang berusia belia, ketika ia mengingat ayah dan ibunya, Ki Buyut dan sanak kadang lalu ia pun merasa pilu.

Di tengah malam yang pekat dan kabut yang rapat menutup lereng Merbabu, Kiai Rontek berdesis,”Aku tidak akan membunuhmu malam ini. Kematianmu akan menjadi peristiwa yang sangat mudah dilupakan oleh Mas Karebet. Selain itu, kau memang tidak pantas menerima kematian dan aku mempunyai alasan yang kuat untuk membiarkanmu hidup saat ini.” Sorot  matanya yang tajam seakan mampu menembus jantung Pangeran Benawa.

Walalupun Pangeran Benawa tidak menjadi takut saat mendengar ancaman Kiai Rontek yang akan membunuhnya, tetapi jantungnya mendadak berdentang keras. Terbayang olehnya bahwa ia tidak akan dapat lagi bertemu dengan semua orang yang disayanginya. Wajah Ki Buyut Mimbasara, Adipati Hadiwijaya, ibunya, kakeknya dan saudara tua angkatnya Danang Sutawijaya bergantian membayangi pelupuk mata Pangeran Benawa. Dalam pada itu, keyakinan Ki Buyut Mimbasara bahwa Jaka Wening adalah bocah lelaki yang mempunyai watak tenang pun terbukti. Pangeran Benawa segera menenangkan hatinya, ia mencoba mengalihkan kenangan-kenangan itu pada upaya untuk mengamati keadaan. Nalar Pangeran Benawa bekerja keras mencatat setiap kekhususan yang ia lihat sepanjang perjalanan pada malam buta dalam kecepatan Kiai Rontek yang melebihi anak panah.

Kiai Rontek menurunkan Pangeran Benawa kemudian ia berdiri tegak menghadap lubang besar. Lubang besar terlihat dihadapannya tampak seperti rongga mulut seekor ular yang menganga lebar. Sementara itu Pangeran Benawa mencoba untuk bergerak, namun betapa ia kemudian menjadi jengkel karena tidak ada satu jari pun yang dapat ia gerakkan karena Kiai Rontek telah melumpuhkan simpul utama pada tubuhnya.

“Kau akan menetap disini hingga semua urusanku dengan Mas Karebet telah selesai,” kata Kiai Rontek seraya menebar pandang. Tebing batu berdiri tegak lurus menjulang angkasa. Bebatuan hitam semakin lekat dengan gelapnya malam di sebuah lereng yang terapit oleh dua gunung besar.

“Pangeran!” bergetar bibir Kiai Rontek sambil tajam memandang Pangeran Benawa,”Aku tidak akan menempatkanmu di dalam gua. Kau akan berada di tempat ini barang satu atau dua hari. Aku yakin kau akan dapat menjaga diri bila ada binatang buas yang mendatangimu karena lapar. Aku ingin kau dapat merasakan kepedihan kala kau akan sendirian di lembah ini seorang diri. Mungkin kau akan dapat mengambil sebuah pelajaran karena memang seperti itulah Ki Kebo Kenanga memberi gemblengan pada muridnya.”

“Kau akan melihat apa saja yang aku tinggalkan untukmu, kau akan melihatnya tatkala matahari mulai bersinar terang. Tetapi kau tidak akan pernah mencoba kabur dariku, percayalah!” usai mengatup rapat bibirnya, tubuh Kiai Rontek tiba-tiba menghilang dari pandang mata Pangeran Benawa.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • dede_pratiwi

    nice story broh. ditunggu kelanjutannya :)

    Comment on chapter Penaklukan Panarukan 1
Similar Tags
Ballistical World
10145      1998     5     
Action
Elias Ardiansyah. Dia adalah seorang murid SMA negeri di Jakarta. Dia sangat suka membaca novel dan komik. Suatu hari di bulan Juni, Elias menemukan dirinya berpindah ke dunia yang berbeda setelah bangun tidur. Dia juga bertemu dengan tiga orang mengalami hal seperti dirinya. Mereka pun menjalani kehidupan yang menuntun perubahan pada diri mereka masing-masing.
REASON
9570      2312     10     
Romance
Gantari Hassya Kasyara, seorang perempuan yang berprofesi sebagai seorang dokter di New York dan tidak pernah memiliki hubungan serius dengan seorang lelaki selama dua puluh lima tahun dia hidup di dunia karena masa lalu yang pernah dialaminya. Hingga pada akhirnya ada seorang lelaki yang mampu membuka sedikit demi sedikit pintu hati Hassya. Lelaki yang ditemuinya sangat khawatir dengan kondi...
complicated revenge
22218      3430     1     
Fan Fiction
"jangan percayai siapapun! kebencianku tumbuh karena rasa kepercayaanku sendiri.."
Aku Mau
11825      2231     3     
Romance
Aku mau, Aku mau kamu jangan sedih, berhenti menangis, dan coba untuk tersenyum. Aku mau untuk memainkan gitar dan bernyanyi setiap hari untuk menghibur hatimu. Aku mau menemanimu selamanya jika itu dapat membuatmu kembali tersenyum. Aku mau berteriak hingga menggema di seluruh sudut rumah agar kamu tidak takut dengan sunyi lagi. Aku mau melakukannya, baik kamu minta ataupun tidak.
Konstelasi
945      491     1     
Fantasy
Aku takut hanya pada dua hal. Kehidupan dan Kematian.
Balada Cinta Balado
16147      3239     19     
Humor
"Hidup atau dilahirkan memang bukan pilihan kita, tapi dalam HIDUP KITA HARUS MEMILIKI PILIHAN". Mungkin itu adalah kalimat yang tepat untuk menggambarkan kehidupanku sekarang ini. Kehidupan yang sangat Liar Binasa menyedihkan. Aku sering dijadikan bahan bertema kehidupan oleh teman dan juga keluargaku sendiri. Aku tidak pernah menyangka rencana kehidupanku yang sudah disiapkan dengan ...
Love and your lies
5811      1409     0     
Romance
You are the best liar.. Xaveri adalah seorang kakak terbaik bagi merryna. Sedangkan merryna hanya seorang gadis polos. Dia tidak memahami dirinya sendiri dan mencoba mengencani ardion, pemain basket yang mempunyai sisi gelap. Sampai pada suatu hari sebuah rahasia terbesar terbongkar
Monologue
868      585     1     
Romance
Anka dibuat kesal, hingga nyaris menyesal. Editor genre misteri-thriller dengan pengalaman lebih dari tiga tahun itu, tiba-tiba dipaksa menyunting genre yang paling ia hindari: romance remaja. Bukan hanya genre yang menjijikkan baginya, tapi juga kabar hilangnya editor sebelumnya. Tanpa alasan. Tanpa jejak. Lalu datanglah naskah dari genre menjijikkan itu, dengan nama penulis yang bahkan...
Enigma
1723      922     3     
Inspirational
Katanya, usaha tak pernah mengkhianati hasil. Katanya, setiap keberhasilan pasti melewati proses panjang. Katanya, pencapaian itu tak ada yang instant. Katanya, kesuksesan itu tak tampak dalam sekejap mata. Semua hanya karena katanya. Kata dia, kata mereka. Sebab karena katanya juga, Albina tak percaya bahwa sesulit apa pun langkah yang ia tapaki, sesukar apa jalan yang ia lewati, seterjal apa...
Begitulah Cinta?
17946      2716     5     
Romance
Majid Syahputra adalah seorang pelajar SMA yang baru berkenalan dengan sebuah kata, yakni CINTA. Dia baru akan menjabat betapa hangatnya, betapa merdu suaranya dan betapa panasnya api cemburu. Namun, waktu yang singkat itu mengenalkan pula betapa rapuhnya CINTA ketika PATAH HATI menderu. Seakan-akan dunia hanya tanah gersang tanpa ada pohon yang meneduhkan. Bagaimana dia menempuh hari-harinya dar...