Loading...
Logo TinLit
Read Story - Lentera
MENU
About Us  

Seorang gadis yang mempunyai paras ayu dengan rambut hitam legam sebahu itu tengah berdiri menghadap tiang bendera dengan pandangan agak mendongak keatas. Baru beberapa menit yang lalu gadis itu terlihat menyeka keringat dikeningnya tapi saat ini gadis itu sudah mengulangi pergerakan itu. 


Beberapa siswa atau siswi yang lewat disekitarnya pun tak luput untuk memandangnya, banyak diantaranya yang tak segan berkomentar tentang gadis itu, entah komentar baik atau buruk. Gadis itu hanya menghela napas pelan. Sudah biasa, gumamnya dalam hati. 


Renata, atau lebih lengkapnya gadis itu bernama Renata Azalea. Juara lomba cipta puisi bulan lalu yang diselenggarakan tepat dihari yang menurutnya sangat tidak tepat. Bahkan disaat orang lain sedang hangatnya membicarakan keluarganya, ia malah harus berkutat dengan kata-kata puitis dan menyatukannya untuk menjadi kalimat yang bermakna. 


Renata Azalea, nama yang sering sekali disebut sebagai ratu puisi disekolahnya karena kemahirannya untuk merangkai kata-kata menjadi puisi dengan cepat. 


Renata Azalea. Bahkan para guru yang mengajarnya pun tak akan ragu untuk menyebut namanya jika ditanya siapa murid yang cocok untuk mengikuti olimpiade antar sekolah. 


***


Waktu sudah menunjukkan pukul lima lewat sepuluh sore. Tapi, gadis yang sejak tadi terlihat sibuk menulis dibukunya itu baru saja usai mengerjakan tugas yang diberikan oleh Pak Hakim, guru mata pelajaran matematika. Sebenarnya matematika adalah mata pelajaran dijam pertama hari ini, Pak Hakim memberikan tugas tambahan untuk Renata tak lain adalah untuk mengganti nilai ulangan harian yang diadakan pagi tadi sewaktu Renata terlambat. 
Helaan napas lega begitu terdengar diruang kelas itu, tak ingin membuang waktu Renata segera membereskan alat tulisnya yang berserakan diatas meja. Sesekali melirik kearah jam tangannya untuk memastikan apakah ia sudah sangat terlambat pulang kerumah atau tidak. 


Dengan langkah cepat ia segera keluar dari ruang guru setelah tadi mengumpulkan tugasnya. Dalam hati ia berharap bisa lebih cepat sampai kerumah daripada sang Mama. 
Bisa ribet urusannya kalo Mama yang udah sampai duluan, gerutunya. Secepat kilat Renata menyetop taksi yang lewat didepannya. Setelah menyebutkan alamat rumahnya Renata langsung mengecek ponselnya, melihat apakah ada pesan dari Mamanya atau tidak. 


Dalam keheningan yang tercipta didalam taksi Renata tak hentinya berdoa agar bisa lebih cepat sampai kerumah, tidak ada harapan lain selain itu. 20 menit setelahnya taksi pun berhenti tepat didepan gerbang berwarna hitam, gerbang yang sengaja dipasang oleh pemilik rumah untuk melindungi rumah megah dari lingkungan luar. 


Setelah memberikan beberapa lembar  uang kepada supir taksi Renata bergegas masuk kedalam rumah, helaan napas tersengar lega saat menyadari tidak adanya mobil Dena, Ibu Renata.  Tapi kelegaan itu tak berlangsung lama, karena tepat saat setelah menutup pintu langsung terdengar suara dan seseorang yang muncul dihadapannya. 


***


18.30 wib. 


Itulah beberapa angka yang terlihat dari ponselnya. Pasti sebentar lagi makan malam, batinnya. Sungguh hari yang melelahkan menurutnya, makan malam sebentar lagi ia akan bertemu dengan Ibunya. Sebenarnya ia tidak sanggup untuk berhadapan dengan Dena saat ini, dalam benaknya selalu berusaha menghindari pertemuan dengan Dena. 
Entah apa yang terjadi, yang pasti setelah kejadian sebulan lalu Renata merasa ada sekat antara dirinya dengan Dena. 


"Renata... "


Tanpa menunggu panggilan kedua Renata langsung bergegas keluar dari kamarnya menuju asal suara tersebut. Setelah sampai terlihatlah seorang wanita paruh baya yang sudah siap dimeja makan menunggu kedatangannya. Tatapannya yang tajam seketika membuat Renata benar-benar enggan bertatap mata dengan wanita itu. 


"Kalo sudah tahu jam berapa kita makan malam kenapa harus dipanggil, buang-buang waktu... " ucap wanita itu tegas


Renata hanya diam menundukkan kepala, pikirannya melayang berusaha mencari tahu apa yang membuat mamanya berubah dalam waktu 1 bulan. Dalam mimpinya sekalipun tidak pernah ia berpikir akan seperti ini. 


Suara dentingan sendok makan yang bertemu dengan piring pun membuyarkan segala pemikiran singkat milik Renata, ia menatap Dena yang sudah memulai makan terlebih dahulu. Renata melihat bagaimana cara makan Dena yang terbilang tenang, bahkan sangat tenang. Dena seolah tidak peduli apa Renata sudah mulai makan atau belum, tatapannya terlalu fokus pada hidangan dipiringnya. 


Setelah mengambil nasi beserta lauknya Renata mulai makan dengan diam, segala pertanyaan yang ingin ditanyakan sejak beberapa minggu lalu, ralat 1 bulan yang lalu kini hanya sampai ditenggorokan. Suara seolah tidak ada saat sudah berhadapan dengan Dena. 


Renata tidak tahu, benar-benar tidak tahu mengapa Dena berubah. Jika setiap manusia akan berubah setelah mengalami hal seperti keluarganya lalu kenapa ia tidak. Mengapa ia sama sekali tudak bisa seperti Dena yang saat ini mempunya sifat acuh tak acuh pada lingkungan sekitarnya termasuk pada dirinya sendiri yang notabenenya adalah anaknya. 
Sungguh ia masih terlalu kecil untuk mengerti masalah orang dewasa seperti kedua orang tuanya. 


***


Keesokan paginya seperti biasa. Kebiasaan yang baru berjalan selama 1 bulan ini, Renata sarapan seorang diri karena Dena selalu berangkat bekerja lebih pagi bahkan saat ayam pun baru mulai berkokok. 


Tak ingin terlalu lama dalam kesendirian Renata bergegas berangkat ke sekolah dengan mengendarai motor bebek warna putih miliknya, Renata dengan fokus menatap jalan didepannya. 


Terlihat dipinggir jalan beberapa orang dengan seragam berwarna orange sedang memyapu jalanan, ada juga yang mengangkut sampah yang ada ditong sampah pinggir jalan yang telah disediakan. Ini adalah hal yang lumayan sering ia lihat saat hendak berangkat sekolah. 
Dalam hati ia bersyukur karena memiliki kedua orang tua yang memiliki pendapatan yang lebih dari cukup. Tak bisa ia bayangkan bagaimana jika kedua orang tuanya harus bekerja seperti itu, walaupun itu pekerjaan yang halal tetap saja ia tak akan tega melihat kedua orang tuanya harus bersusah payah bekerja seperti itu untuk biaya kebutuhannya. 


Tak terasa ia sudah sampai di sekolahnya, SMA Merpati. Sekolah swasta yang telah mendidiknya lebih dari 2 tahun, ya 2 tahun karena saat ini ia sudah berada dikelas 12. Kelulusan dan tetek bengeknya sudah tepat berada didepan matanya, ia harus siap untuk melewati itu semua tentunya dengan cara giat belajar agar mendapatkan nilai yang sempurna dan bisa membanggakan kedua orang tuanya. 


Setelah memarkirkan motornya Renata  berjalan santai menuju kelasnya, melewati lorong kelas 11 dan 12. Bisa ia lihat ada beberap anak yang tengah membaca buku dikursi yang disediakan dilorong ini. Saat ia sedang memperhatikan seorang lelaki yang tengah duduk tak sengaja matanya bertubrukan dengan lelaki itu. 
Renata menahan napas saat lelaki itu melemparkan senyum tulus untuknya. 

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Werewolf Game
596      444     2     
Mystery
Saling menuduh, mencurigai, dan membunuh. Semua itu bisa terjadi di Werewolf Game. Setiap orang punya peran yang harus disembunyikan. Memang seru, tapi, apa jadinya jika permainan ini menjadi nyata? Cassie, Callahan, dan 197 orang lainnya terjebak di dalam permainan itu dan tidak ada jalan keluar selain menemukan Werewolf dan Serial Killer yang asli. Bukan hanya itu, permainan ini juga menguak k...
Junet in Book
3365      1294     7     
Humor
Makhluk yang biasa akrab dipanggil Junet ini punya banyak kisah absurd yang sering terjadi. Hanyalah sesosok manusia yang punya impian dan cita-cita dengan kisah hidup yang suka sedikit menyeleweng tetapi pas sasaran. -Notifikasi grup kelas- Gue kaget karena melihat banyak anak kelas yang ngelus pundak gue, sambil berkata, "Sabar ya Jun." Gue cek grup, mata gue langsung auto terbel...
About love
1300      608     3     
Romance
Suatu waktu kalian akan mengerti apa itu cinta. Cinta bukan hanya sebuah kata, bukan sebuah ungkapan, bukan sebuah perasaan, logika, dan keinginan saja. Tapi kalian akan mengerti cinta itu sebuah perjuangan, sebuah komitmen, dan sebuah kepercayaan. Dengan cinta, kalian belajar bagaimana cinta itu adalah sebuah proses pendewasaan ketika dihadapkan dalam sebuah masalah. Dan disaat itu pulalah kali...
My Reason
725      478     0     
Romance
pertemuan singkat, tapi memiliki efek yang panjang. Hanya secuil moment yang nggak akan pernah bisa dilupakan oleh sesosok pria tampan bernama Zean Nugraha atau kerap disapa eyan. "Maaf kak ara kira ini sepatu rega abisnya mirip."
Enigma
1723      922     3     
Inspirational
Katanya, usaha tak pernah mengkhianati hasil. Katanya, setiap keberhasilan pasti melewati proses panjang. Katanya, pencapaian itu tak ada yang instant. Katanya, kesuksesan itu tak tampak dalam sekejap mata. Semua hanya karena katanya. Kata dia, kata mereka. Sebab karena katanya juga, Albina tak percaya bahwa sesulit apa pun langkah yang ia tapaki, sesukar apa jalan yang ia lewati, seterjal apa...
Perfect Love INTROVERT
10927      2028     2     
Fan Fiction
Ballistical World
10144      1997     5     
Action
Elias Ardiansyah. Dia adalah seorang murid SMA negeri di Jakarta. Dia sangat suka membaca novel dan komik. Suatu hari di bulan Juni, Elias menemukan dirinya berpindah ke dunia yang berbeda setelah bangun tidur. Dia juga bertemu dengan tiga orang mengalami hal seperti dirinya. Mereka pun menjalani kehidupan yang menuntun perubahan pada diri mereka masing-masing.
Princess Harzel
17366      2549     12     
Romance
Revandira Papinka, lelaki sarkastis campuran Indonesia-Inggris memutuskan untuk pergi dari rumah karena terlampau membenci Ibunya, yang baginya adalah biang masalah. Di kehidupan barunya, ia menemukan Princess Harzel, gadis manis dan periang, yang telah membuat hatinya berdebar untuk pertama kali. Teror demi teror murahan yang menimpa gadis itu membuat intensitas kedekatan mereka semakin bertamba...
Paragraf Patah Hati
5946      1928     2     
Romance
Paragraf Patah Hati adalah kisah klasik tentang cinta remaja di masa Sekolah Menengah Atas. Kamu tahu, fase terbaik dari masa SMA? Ya, mencintai seseorang tanpa banyak pertanyaan apa dan mengapa.
CINLOV (KARENA CINTA PASTI LOVE)
16967      2118     4     
Romance
Mala dan Malto dua anak remaja yang selalu memperdebatkan segala hal, Hingga akhirnya Valdi kekasih Mala mengetahui sesuatu di balik semua cerita Mala tentang Malto. Gadis itu mengerti bahwa yang ia cintai sebenarnya adalah Malto. Namun kahadiran Syifa teman masa kecil malto memperkeruh semuanya. Kapur biru dan langit sore yang indah akan membuat kisah cinta Mala dan Malto semakin berwarna. Namu...