Loading...
Logo TinLit
Read Story - Intuisi
MENU
About Us  


Ternyata menyendiri itu melelahkan. Ditambah menyendiri karena sedang menunggu seseorang yang tak kunjung datang. Melelahkan sekaligus menyebalkan. Ya, itulah keadaanku sekarang. Aku sedang duduk termangu di depan kelas. Tidak sendiri. Tapi terasa sendiri. Sepi? Tidak. Bahkan sekarang tengah diadakan acara classmeeting di sekolah. Ramai? Ya, ramai sekali. Bahkan teriakan demi teriakan menggelegar di setiap perlombaan yang diadakan. Tapi aku merasa berbeda. Tidak seperti yang lain yang bersorak ria menikmati setiap acara yang ada. Entahlah. 

Aku masih setia dengan posisiku--duduk melamun-- dan setia dengan suasana hatiku. Yang sepi.  Sekilas aku memikirkan hal-hal aneh. Yang terkadang membuatku cekikikan sendiri membayangkannya. Inilah salah satu sifatku sekarang. GaJe--Gak Jelas. Tak jarang banyak murid yang lewat di depanku melemparkan tatapan yang dapat aku artikan sebagai tatapan yang menyebutku aneh. Aku tak mempedulikannya. Karena aku teringat akan perkataan teman kecilku, "Jangan ubah sifatmu. Jadilah diri sendiri. Karena itu akan lebih menyenangkan. Mungkin nantinya banyak yang akan menjauhimu dan memandangmu aneh, karena sifatmu. Tapi ingatlah ini. Kau itu berbeda. Kau itu istimewa. Jangan kau hiraukan perkataan orang lain. Ingatlah itu. My little girl." Seperti itulah katanya, sebelum dia benar-benar meninggalkanku. Bukan meninggalkan yang artinya sudah berbeda dunia lagi, tapi meninggalkan yang artiannya karena dia pindah sekolah ke luar negeri. 
Aku isi hari-hariku dengan celotehan-celotehan yang selalu mereka lemparkan padaku. Sebenarnya aku sangat jengah dan muak dengan semuanya. Tapi aku tak bisa melawan. Aku hanyalah gadis sekaligus murid yang bisa dibilang cupu. Dengan kacamata bulat, rambut dikepang dua, dan seragam yang kebesaran. Selain sifatku yang gaje, hal ini juga yang membuatku selalu dipandang berbeda dari yang lain. Jika kalian bertanya apakah aku punya teman atau sahabat? Aku bisa menjawab iya dan bisa juga tidak. Emang aku punya seorang yang sangat dekat denganku. Tapi itu dulu. Teman kecilku, Rian. Yang sekarang dia telah pindah ke luar negeri bersama keluarganya. Dan untuk sekarang, aku masih bingung menyebut salah satu temanku sebagai apa. Mungkin sekarang bisa disebut teman dekat atau yang biasa disebut sahabat. Tapi tidak sepenuhnya sebagai sahabat. Karena dia juga mempunyai  teman spesial sendiri. Lebih dekat daripada aku. 

Saat aku bersama teman dekatku itu, Yura namanya, aku merasa nyaman dengannya. Dia menyenangkan bagiku. Dia selalu mendengarkan curhatan ku tentang teman masa kecilku. Entah dia menyimaknya atau tidak, tapi aku merasa senang jika ada yang mau mendengarkan ku cerita. Sedikit menghilangkan rasa rindu akan kehadiran Rian. Dan Yura juga selalu curhat tentang persoalan percintaannya yang selalu kandas di tengah jalan. Terkadang aku juga bingung, mengapa Yura bisa segampang itu memindahkan hatinya dari satu cowok ke cowok yang lain. Tidak sepertiku. Hatiku sangatlah tertutup. Tapi aku punya alasan untuk itu. Rian. Ya, karena dirinya aku rela menunggu sampai sekarang. Bodoh mungkin menunggu seseorang yang tidak pasti akan datang. Tapi inilah aku. Aku termasuk salah seorang yang konsisten akan keputusanku. Meskipun akhirnya aku harus menanggung akibat yang tak ku harapkan sekalipun. Karena aku sudah terbiasa dengan semua ini. 

"Sitta, ke depan yuk?" 
"Ngapain?" Tanyaku.
"Bersihin lapangan. Ya liat perlombaanlah. Apa lagi? " 
"Gak mau ah. Aku gak suka keramaian." 

Ya inilah aku. Sitta Indiyana. Biasa dipanggil Sitta dan 'cupu' bagi yang tidak suka padaku. Aku adalah orang yang tidak suka dengan hal yang berbau keramaian. Tidak. Bukan dari dulu. Tapi sekarang saja. Setelah kepergian dari Rian. Dulu aku adalah salah satu orang yang sangat suka keramaian. Apalagi keramaian di pasar malam. Sebelum akhirnya Rian pergi. Ya, Rian adalah mentari bagiku. Dia selalu menyemangati ku saat aku benar-benar putus asa. Dia selalu membuatku tersenyum dengan gayanya sendiri. Dan dia juga yang mengajariku untuk menjadi diriku sendiri. Walau yang terakhir aku sebutkan tidak aku jalani sepenuhnya. Bahkan tidak sama sekali. Aku yang sekarang bisa jadi kebalikan dari diriku yang dulu. 

Semua penghuni kelas telah keluar menuju lapangan untuk melihat perlombaan. Kecuali aku yang masih setia dengan buku pelajaran. Bukan maksudku menjadi murid yang sok pintar. Tapi ini adalah salah satu cara aku melampiaskan rasa kesepianku. 

"Eh cupu! Beliin minum sana!" Tiga siswi menghampiriku. Dan aku sudah menebak siapa mereka. 
"Hm, i-iya."
"Cepet!"
"Mmm, ta-tapi..."
"Apa lagi?! Cepet sana pergi!"
Aku menadahkan tanganku. Meminta uang untuk membeli minum. Tapi bukannya memberi uang, mereka malah memberiku tamparan keras di tanganku. 
"Di sini yang babu siapa?! Lo kan?! Jadi pake uang lo!" Bentak salah satu dari ketiganya. 

Aku segera pergi dan menuju ke koperasi. Bagi kalian yang penasaran mengapa aku diperlakukan seperti ini? Jawabanku satu. Bingung. Aku juga tidak tahu menahu apa sebabnya mereka selalu menjadikanku layaknya seperti babu mereka. Padahal dari dulu, awal masuk SMA, aku tidak merasa berurusan ataupun punya masalah dengan mereka. Sebenarnya, ingin rasanya aku melawan. Tapi, hatiku selalu memerintahkanku untuk menjaga kesabaranku. Menangis? Itu sering ku lakukan. Bukan di depan mereka ataupun yang lain. Tapi menangis dalam diam. Ya, aku memilih untuk memendam rasa kesalku pada mereka. Tidak. Tidak untuk selamanya aku begini. Karena terbesit rasa di hatiku menginginkanku melawan ini semua. 

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 1 4 0 0
Submit A Comment
Comments (10)
  • Irmafer

    We love Sitta

    Comment on chapter One
  • Revaa

    Lanjut thor say, wkwk

    Comment on chapter Four
  • Nida

    Lovelove

    Comment on chapter Prolog
  • Alya

    Ternyata Arda. Lovelove my hero,ups sitta'hero wkwk

    Comment on chapter Three
  • Alya

    Huh, siapa cowok itu...

    Comment on chapter Two
  • nfyhazizah

    Yang sabar ya sitta... Lovelove

    Comment on chapter One
  • Alya

    Rian kenapa pergi huh

    Comment on chapter Prolog
  • nfyhazizah

    Bikin penasaran Riannya..

    Comment on chapter One
  • risaaryani

    Greget kayak pengen gigit si Zalfa sama gengnya! Pengen nampol nih tangan. Aargh

    Comment on chapter Two
  • risaaryani

    Sittaaa????

    Comment on chapter One
Similar Tags
Senja Kedua
3822      1399     2     
Romance
Seperti senja, kau hanya mampu dinikmati dari jauh. Disimpan di dalam roll kamera dan diabadikan di dalam bingkai merah tua. Namun, saat aku memiliki kesempatan kedua untuk memiliki senja itu, apakah aku akan tetap hanya menimatinya dari jauh atau harus kurengkuh?
Rêver
7351      1991     1     
Fan Fiction
You're invited to: Maison de rve Maison de rve Rumah mimpi. Semua orang punya impian, tetapi tidak semua orang berusaha untuk menggapainya. Di sini, adalah tempat yang berisi orang-orang yang punya banyak mimpi. Yang tidak hanya berangan tanpa bergerak. Di sini, kamu boleh menangis, kamu boleh terjatuh, tapi kamu tidak boleh diam. Karena diam berarti kalah. Kalah karena sudah melepas mi...
Reach Our Time
11044      2563     5     
Romance
Pertemuan dengan seseorang, membuka jalan baru dalam sebuah pilihan. Terus bertemu dengannya yang menjadi pengubah lajunya kehidupan. Atau hanya sebuah bayangan sekelebat yang tiada makna. Itu adalah pilihan, mau meneruskan hubungan atau tidak. Tergantung, dengan siapa kita bertemu dan berinteraksi. Begitupun hubungan Adiyasa dan Raisha yang bertemu secara tak sengaja di kereta. Raisha, gadis...
Kisah Alya
340      240     0     
Romance
Cinta itu ada. Cinta itu rasa. Di antara kita semua, pasti pernah jatuh cinta. Mencintai tak berarti romansa dalam pernikahan semata. Mencintai juga berarti kasih sayang pada orang tua, saudara, guru, bahkan sahabat. Adalah Alya, yang mencintai sahabatnya, Tya, karena Allah. Meski Tya tampak belum menerima akan perasaannya itu, juga konflik yang membuat mereka renggang. Sebab di dunia sekaran...
When You Reach Me
7772      2028     3     
Romance
"is it possible to be in love with someone you've never met?" alternatively; in which a boy and a girl connect through a series of letters. [] Dengan sifatnya yang kelewat pemarah dan emosional, Giana tidak pernah memiliki banyak teman seumur hidupnya--dengan segelintir anak laki-laki di sekolahnya sebagai pengecualian, Giana selalu dikucilkan dan ditakuti oleh teman-teman seba...
Satu Koma Satu
16312      2929     5     
Romance
Harusnya kamu sudah memudar dalam hatiku Sudah satu dasawarsa aku menunggu Namun setiap namaku disebut Aku membisu,kecewa membelenggu Berharap itu keluar dari mulutmu Terlalu banyak yang kusesali jika itu tentangmu Tentangmu yang membuatku kelu Tentangmu yang membirukan masa lalu Tentangmu yang membuatku rindu
Pilihan Terbaik
4991      1501     9     
Romance
Kisah percintaan insan manusia yang terlihat saling mengasihi dan mencintai, saling membutuhkan satu sama lain, dan tak terpisahkan. Tapi tak ada yang pernah menyangka, bahwa di balik itu semua, ada hal yang yang tak terlihat dan tersembunyi selama ini.
Melawan Tuhan
2944      1111     2     
Inspirational
Tenang tidak senang Senang tidak tenang Tenang senang Jadi tegang Tegang, jadi perang Namaku Raja, tapi nasibku tak seperti Raja dalam nyata. Hanya bisa bermimpi dalam keramaian kota. Hingga diriku mengerti arti cinta. Cinta yang mengajarkanku untuk tetap bisa bertahan dalam kerasnya hidup. Tanpa sedikit pun menolak cahaya yang mulai redup. Cinta datang tanpa apa apa Bukan datang...
Just a Cosmological Things
966      546     2     
Romance
Tentang mereka yang bersahabat, tentang dia yang jatuh hati pada sahabatnya sendiri, dan tentang dia yang patah hati karena sahabatnya. "Karena jatuh cinta tidak hanya butuh aku dan kamu. Semesta harus ikut mendukung"- Caramello tyra. "But, it just a cosmological things" - Reno Dhimas White.
Kamu VS Kamu
1972      1042     3     
Romance
Asmara Bening Aruna menyukai cowok bernama Rio Pradipta, si peringkat pertama paralel di angkatannya yang tampangnya juga sesempurna peringkatnya. Sahabatnya, Vivian Safira yang memiliki peringkat tepat di bawah Rio menyukai Aditya Mahardika, cowok tengil yang satu klub bulu tangkis dengan Asmara. Asmara sepakat dengan Vivian untuk mendekatkannya dengan Aditya, sementara ia meminta Vivian untu...