Loading...
Logo TinLit
Read Story - Love Finds
MENU
About Us  

Pagi itu hujan lebat menyirami Surabaya dan sekitarnya, kemudian berhenti pada siang hari, namun cuaca masih mendung dan kemungkinan untuk hujan lagi sangat besar. Udara menjadi sejuk namun sama sekali tidak mempengaruhi kinerja mereka yang bekerja di rumah sakit.

Jean sedang berada di ruang IGD menangani seorang balita lelaki lucu berusia 3 tahun yang menderita sakit perut akut lewat dari 24 jam. Menurut diagnosa dr. James, kemungkinan besar balita itu menderita invaginasi intestine--usus bergeser ke dalam usus itu sendiri. Penyakit yang sangat jarang terjadi pada anak dan berbahaya karena dapat menyebabkan kematian. James langsung menghubungi dokter anak dan bedah anak untuk berdiskusi dan mendapat diagnosa lanjutan untuk penanganan medis lebih jauh.

Wajah balita itu mulai kebiruan dan bibirnya pecah-pecah karena menangis tanpa henti. Ia tidak dapat diberikan minum karena apapun yang masuk kedalam mulutnya akan dimuntahkan. Jean hanya bisa membantu memasangkan infus yang mana cukup sulit mengingat balita itu terus bergerak gelisah. Ibu si balita dilarang masuk karena respon emosionalnya dapat mengganggu pasien lainnya. Hanya ayahnya yang menunggu di dalam sambil memegangi tangan balita tersebut dan tak henti-hentinya berdoa dan memberikan kata-kata penghiburan. Mata Jean berkaca-kaca melihatnya.

James kembali bersama beberapa dokter tepat saat bayi kehilangan kesadaran. Jean segera memanggil dokter untuk bergerak cepat. James meneriakkan beberapa macam obat sementara dr. Lisa--dokter bedah anak--meminta Jean menyiapkan ruang operasi. Sebelum melesat pergi, ia mencengkram lengan James dan memohon, "selamatkan dia James."

 

 

Lagi? Kemari? Devlin menarik nafas di depan pintu maple dengan papan nama hitam berhias huruf emas--dr. Cassandra. Devlin mengetuk tiga kali kemudian mendorong gagang pintu terbuka. Cas mempersilahkan Devlin duduk setelah pintu ditutup.

"Ada temuan baru Cas? Kupikir semua laporan sudah selesai tiga hari lalu waktu aku kemari untuk interogasi korban peledakan kapal?" Devlin bertanya sembari dikelilinginya pandangan ke sekitar ruangan. Jendela di samping tempat duduknya memperlihatkan pemandangan diluar yang mendung. Awan hitam mulai bergerak menyelimuti langit, pemandangan jam tiga sore itu seperti jam lima sore.

Cassandra menarik nafas, matanya terpaku pada jari tangannya yang dimainkan. Ia tidak tau memulai dari mana. "Dev, maafkan aku. Hari ini aku tidak memanggilmu untuk membahas kasus."

Devlin mencondongkan tubuhnya, "ada apa Cas? Dimana kau butuh bantuanku?"

"Kau tidak sibuk, betul?" katanya menatap mata Devlin. Baru kali ini Devlin melihat ke mata sedih Cas, biasanya mata itu selalu tertawa dan berkilat riang.

"Kalau aku sibuk, aku tidak akan berada disini Cas. Kau tau pekerjaan nomor satu untukku." Benarkah? Pikiran sinis terlintas dalam pikirannya. Setelah pertemuan dengan Jean terkahir kali, Devlin merasa hari-harinya lebih hidup. Ia bangun setiap hari dengan harapan bisa bertemu Jean. "Aku bahkan kemari dengan menumpang mobil Setyo. Aku pikir hari ini akan seharian di kantor jadi tidak perlu bawa mobil."

"Dev, aku ingin tau ... ," suaranya mengambang di udara. "Mengenai kau dan Jean."

Devlin terpaku sebentar kemudian mendengus sinis. "Kurasa kalau itu kau bisa bertanya lewat telepon, Cas." Gantian Devlin menatap ke jari-jarinya yang memainkan tempat pensil Cas yang terletak di pinggiran meja. "Itu hal yang sama sekali tidak penting."

"Benarkah, Dev?" Cas seakan-akan menyuarakan apa yang ada di pikirannya. Devlin menghela nafasnya dengan berat.

"Ya." Bohong.

"Kalau begitu aku tetap ingin tau siapa Jean. Masa lalu kalian." Desak Cas memajukan tubuhnya. Dibetulkannya letak kacamatanya yang berbingkai perak.

"Untuk apa, Cas? Apa hubungannya denganmu?" Devlin menjadi sedikit tersinggung dengan desakan Cas untuk mengetahui masa lalunya terutama dengan Jean. "Hubungan kita strictly professional."

"Menurutmu begitu?" Cas seperti terpukul dan segera memundurkan tubuhnya ke sandaran tinggi kursi putarnya. "Apakah kau tau kalau ... kalau aku menyukaimu? Nah, sudah kukatakan sejujurnya kalau aku menyukaimu, sangat."

Devlin menatap tidak percaya, maksudnya dia selalu tau Cas menyukainya namun tidak pernah terpikir Cas akan menyuarakan perasaannya. Apakah dia orang yang kejam yang alih-alih menolak atau menghindar dari wanita yang menyukainya, Devlin cenderung memprovokasi mereka untuk menyatakan perasaannya.

"Cas, kau bercanda ya? Baik, kalau kau mau tau, akan kuberitau semuanya. Tanyalah." Ketimbang membahas perasaan Cas terhadapnya yang mana Devlin tau bahwa pada akhirnya dia akan harus mematahkan hati Cas, akan lebih baik jika membahas mengenai dirinya, mengenai Jean.

"Siapa Jean?" Cas memajukan lagi tubuhnya, kini matanya berkilat penasaran.

"Tidakkah aku mendapatkan kopi mungkin atau teh? Ruangan ini begitu dingin."

"Ah~ ikut aku." Cassandra bangkit dan meninggalkan ruangan diikuti Devlin. Mereka naik satu lantai ke lantai tiga untuk privasi. Lorong lantai tiga itu diperuntukkan pemeriksaan dengan alat-alat medis canggih seperti mesin MRI, CT scan, Cath-lab, mesin-mesin fisioterapi, serta di sayap sebelahnya berjejer ruang operasi. Lorong itu agak sepi hari ini, hanya beberapa orang keluarga pasien duduk di ruang tunggu menanti hasil operasi.

Di lorong itu pasangan suami istri menangis. Sang istri bahkan tidak sanggup berdiri dan harus ditopang suaminya. Ketika mengalihkan pandangannya, matanya bertemu mata James, dan ekspresi mereka berdua mengeras. Jean sedang dalam pelukan James, terisak-isak. Cassandra menyadari tatapan dingin keduanya seperti dua ksatria beradu pedang es. Dan menggandeng setengah menarik lengan Devlin melewati James, sementara James memeluk lebih erat, mengubur Jean di dadanya.

Cas dan Devlin masuk ke ruang pantry lantai tiga dan Devlin duduk disana. Hening. Cas menyalakan lampu dan tangannya bekerja membuat kopi dengan mesin kopi instan. Beberapa menit kemudian kopi sudah tersaji di depan mereka.

"Kau masih mengatakan tidak ada apa-apa dengan Jean?" Kata Cas tajam. Devlin hanya melihat tanpa emosi kearah Cas.

"Memang tidak ada apa-apa antara aku dan Jean. Tidak dulu dan tidak sekarang, Cas. Kami hanya teman. Sekarang sulit untuk bahkan mengatakan kami berteman." Devlin menyeruput Americano-nya perlahan dan meniupkan udara panasnya ke telapak tangannya. Cas dengan sabar menunggu Devlin melanjutkan.

"Luka-luka ditubuhku sembuh karena tangannya. Jean menyelamatkanku, berkali-kali. Luka parah maupun ringan. Jadi aku seperti bergantung padanya, kami menjadi dekat. Sangat dekat." Devlin menyeruput lagi perlahan sambil mengulang masa-masa perkenalannya dengan Jean, ketika mereka masih manusia lugu. Devlin tersenyum pada dinding kosong. Cas bahkan tidak menyentuh kopinya.

"Kemudian kukenalkan dia pada Mike, teman yang seperti saudaraku. Mike menikahinya setahun kemudian. Kami tetap berteman, sampai di suatu operasi berbahaya, Mike meninggal." Cas memperhatikan wajah Devlin yang berubah warna seakan-akan darahnya ditarik gravitasi bumi.

Devlin menarik nafas dan melihat cangkirnya yang hampir kering dan direguknya sekaligus. "Kemudian, ada tawaran pindah ke Surabaya dan aku menerimanya. Kami putus kontak setelah itu. Baru di acara sponsorship kemarin aku bertemu Jean lagi setelah dua tahun tanpa kabar." Devlin menatap Cas dan seakan baru sadar dimana dia sekarang, dia mengerjap-ngejapkan matanya. "Apakah kau akan minum latte-mu?"

"Neah ... untukmu, minumlah." Cas menyodorkan cangkir kopinya ke Devlin. "Kau mencintainya."

Devlin terbatuk-batuk mendengar kata-kata Cas barusan, itu bukan pertanyaan, itu pernyataan. "Perlu kuluruskan sesuatu padamu Cas. Aku tidak akan jatuh cinta pada siapapun." Satu kebohongan lainnya, pikirnya pahit.

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (10)
  • dede_pratiwi

    Ceritanya keren. ku udah like and komen. tolong mampir ke ceritaku juga ya judulnya 'KATAMU' jangan lupa like. makasih :)

    Comment on chapter Bab 1
  • YUYU

    @aisalsa09 lanjut sis wkwkwk...

    Comment on chapter Bab 15
  • aisalsa09

    Aku baru baca smpe part 15, kok jadi takut James otak kematian Mike ya? Wkwk. Ya ampun otakku

    Comment on chapter Bab 15
  • YUYU

    Kang isa.. dah ak revisi elipsisnya hahaha... nuhun kang. Ada lg?

    Comment on chapter Bab 1
  • YUYU

    ???? Tq bgt diarah keun

    Comment on chapter Bab 1
  • YUYU

    Oooo... Bsk ak japri y

    Comment on chapter Bab 1
  • Kang_Isa

    Paragraf 13.

    Apa yang akan terjadi pak? ....

    ( Apa yang terjadi, Pak? .... )

    Begitu pun pargraf di bawahnya.
    ---- "Jangan khawatir pak. Istri bapak ----
    ( ---- "Jangan khawatir, Pak. Istri Bapak ---- )

    Kayaknya masih ada lagi, deh. Aku baru baca sampai bab 4 dulu. Suka dari alurnya, menarik. Kalau tanda baca bisa sambil jalan, hehehe.

    Comment on chapter Bab 1
  • Kang_Isa

    Di bab 1, paragraf 9.
    Di situ ada kalimat:
    ---- Devlin.....? -----
    Elipsis, atau titik tiga di apit oleh spasi. ( ... )
    Kalau ditambahi dengan tanda tanya. ( ...? )
    Begitu pun untuk tanda seru atau lainnya. ( ...! / ...?! )

    Comment on chapter Bab 1
  • YUYU

    Terima kasih @Kang_Isa bgn mana atuh kang mohon petunjuknya... ak coba cek n edit.

    Comment on chapter Bab 1
  • Kang_Isa

    Halo, Yuyu. Salam kenal, ya. Ceritanya cukup menarik, alurnya lumayan menyentuh. Segi tanda baca, sama beberapa kosakata masih ada yang kurang pas kalau menurutku. Salam semangat, ya.

    Comment on chapter Bab 1
Similar Tags
JATUH CINTA
1455      690     3     
Romance
Cerita cinta anak SMA yang sudah biasa terjadi namun jelas ada yang berbeda karena pemerannya saja berbeda. Dia,FAIZAR HARIS AL KAFH. Siswa kelas 10 SMAN 1 di salah satu kota. Faizar,seorang anak yang bisa dibilang jail dengan muka sok seriusnya itu dan bisa menyeramkan disaat tertentu. Kenalkan juga, ALYSA ANASTASIA FAJRI. seorang gadis dengan keinginan ingin mencari pengalaman di masa S...
You Can
1293      796     1     
Romance
Tentang buku-buku yang berharap bisa menemukan pemilik sejati. Merawat, memeluk, hingga menyimpannya dengan kebanggaan melebihi simpanan emas di brankas. Juga tentang perasaan yang diabaikan pemiliknya, "Aku menyukainya, tapi itu nggak mungkin."
Abay Dirgantara
6979      1583     1     
Romance
Sebenarnya ini sama sekali bukan kehidupan yang Abay inginkan. Tapi, sepertinya memang semesta sudah menggariskan seperti ini. Mau bagaimana lagi? Bukankah laki-laki sejati harus mau menjalani kehidupan yang sudah ditentukan? Bukannya malah lari kan? Kalau Abay benar, berarti Abay laki-laki sejati.
Someday Maybe
11350      2145     4     
Romance
Ini kisah dengan lika-liku kehidupan di masa SMA. Kelabilan, galau, dan bimbang secara bergantian menguasai rasa Nessa. Disaat dia mulai mencinta ada belahan jiwa lain yang tak menyetujui. Kini dia harus bertarung dengan perasaannya sendiri, tetap bertahan atau malah memberontak. Mungkin suatu hari nanti dia dapat menentukan pilihannya sendiri.
Sang Penulis
10688      2379     4     
Mystery
Tak ada yang menyangka bahwa sebuah tulisan dapat menggambarkan sebuah kejadian di masa depan. Tak ada yang menyangka bahwa sebuah tulisan dapat membuat kehidupan seseorang menjadi lebih baik. Dan tak ada juga yang menyangka bahwa sebuah tulisan dapat merusak kehidupan seseorang. Tapi, yang paling tak disangka-sangka adalah penulis tulisan itu sendiri dan alasan mengapa ia menuliskan tulisan i...
A Ghost Diary
5510      1791     4     
Fantasy
Damar tidak mengerti, apakah ini kutukan atau kesialan yang sedang menimpa hidupnya. Bagaimana tidak, hari-harinya yang memang berantakan menjadi semakin berantakan hanya karena sebuah buku diary. Semua bermula pada suatu hari, Damar mendapat hukuman dari Pak Rizal untuk membersihkan gudang sekolah. Tanpa sengaja, Damar menemukan sebuah buku diary di tumpukkan buku-buku bekas dalam gudang. Haru...
JEOSEUNGSAJA 'Malaikat Maut'
10994      2600     1     
Fan Fiction
Kematian adalah takdir dari manusia Seberapa takutkah dirimu akan kematian tersebut? Tidak ada pilihan lain selain kau harus melaluinya. Jika saatnya tiba, malaikat akan menjemputmu, memberikanmu teh penghilang ingatan dan mengirim mu kedimensi lain. Ada beberapa tipikel arwah manusia, mereka yang baik akan mudah untuk membimbingnya, mereka yang buruk akan sangat susah untuk membimbingny...
IMAGINATIVE GIRL
2815      1383     2     
Romance
Rose Sri Ningsih, perempuan keturunan Indonesia Jerman ini merupakan perempuan yang memiliki kebiasaan ber-imajinasi setiap saat. Ia selalu ber-imajinasi jika ia akan menikahi seorang pangeran tampan yang selalu ada di imajinasinya itu. Tapi apa mungkin ia akan menikah dengan pangeran imajinasinya itu? Atau dia akan menemukan pangeran di kehidupan nyatanya?
KATAK : The Legend of Frog
435      351     2     
Fantasy
Ini adalah kisahku yang penuh drama dan teka-teki. seorang katak yang berubah menjadi manusia seutuhnya, berpetualang menjelajah dunia untuk mencari sebuah kebenaran tentangku dan menyelamatkan dunia di masa mendatang dengan bermodalkan violin tua.
Aku Tidak Berlari
750      524     0     
Romance
Seorang lelaki memutuskan untuk keluar dari penjara yang ia buat sendiri. Penjara itu adalah rasa bersalahnya. Setelah bertahun-tahun ia pendam, akhirnya ia memutuskan untuk menceritakan kesalahan yang ia buat semasa ia sekolah, terhadap seorang perempuan bernama Polyana, yang suatu hari tiba-tiba menghilang.