Loading...
Logo TinLit
Read Story - Reandra
MENU
About Us  

Hembusan udara pagi yangterasa dingin menyentuh lembut wajah Andra saat ia melangkah memasuki ruang kelas yang masih sepi. Jam pada dinding menunjukkan pukul setengah enam, masih terlalu pagi jika berada di sekolah. Andra menghela napas pelan. Meletakkan tas ransel yang ia kenakan di kursi kemudian mendudukkan diri.

Matanya masih terasa berat sisa kantuk semalam masih bergelayut. Ia memutuskan untuk tidur sejenak sambil menunggu bel masuk berbunyi. Kepala Andra perlahan menunduk, bersandar pada lipatan tangan di atas meja. Suara kicau burung membuat pikiran Andra terasa tenang dan tidak lama ia tertidur.

Beberapa menit berlalu seseorang menepuk pundaknya. Andra yang saat itu masih dalam kondisi belum terlalu sadar menengadahkan kepalanya menyipitkan mata menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam mata. Perlahan ia melihat seorang siswa berdiri dihadapannya dengan baju tak beraturan.

Rambut siswa itu agak kusut, dasinya miring dan tidak lupa dengan lengan baju yang sengaja ia gulung. Andra tidak asing dengan sosok yang ada dihadapannya ini. Siswa itu duduk di sebelah Andra seenaknya dan langsung menaruh kedua kaki di atas meja. Menatap papan tulis kosong sambil mengigit tusuk gigi.

"Udah sembuh lo ternyata?" tanya cowok itu tanpa ragu.

Andra menarik napas dalam. "Mau ngapain lo ke sini?" tanya Andra ketus.

Cowok yang bernama Vandra itu tertawa sinis. "Lo amnesia ya? Lo punya utang sama gua! Gak mau lo bayar?!"

Andra mendengus batinnya terasa kesal namun, apa yang dikatakan Vandra benar. Ia mencoba menahan emosi.

"Gua gak lupa Van. Tapi ini sekolah, bukan tempat buat urusan kayak gitu."

Vandra menyeringai ia memindahkan tusuk gigi ke sisi lain mulutnya. "Justru karena ini sekolah. Lo gak bakal bisa kabur. Dan kalo lo gak bayar gua akan sebarin ke orang-orang kalo lo punya banyak utang tapi gak mau bayar-bayar!"

Andra menatap tajam ke arah Vandra. Ia tahu betul bagaimana anak itu. Sejak dulu ia terkenal dengan sebutan pembuat onar atau pembully yang suka menekan siswa lain.

"Gua bakal bayar gak akan kabur! Tapi gak sekarang, gua belum ada uangnya!" tekan Andra.

Vandra mencondongkan tubuh ke depan, wajahnya semakin dekat. Ia menarik kerah baju Andra tiba-tiba hal itu membuat Andra terkejut.

"Gua ingetin sama lo. Lo berurusan dengan orang yang salah!"

Andra terdiam. Ada sesuatu dalam nada suara Vandra yang tidak hanya berisi ancaman. Ada beban, sesuatu yang lebih dalam dari sekadar balas budi.

"Lo nggak bisa terus-terusan maksa gue kayak gini," jawab Andra.

Ucapan tersebut sukses membuat Vandra naik pitam. Ia semakin mengeratkan kerah baju Andra hingga rasanya seperti tercekik. Andra terbatuk pelan, mencoba melepaskan cengkeraman Vandra yang semakin keras. Nafasnya terengah, namun matanya tetap menatap lurus tanpa gentar. Andra terbatuk ia mencoba melepaskan cengkeraman tangan Vandra yang semakin kuat. Napasnya seperti diujung tanduk. Namun, ia tetap berani menatap Vandra tanpa gentar.

"Lo pikir lo siapa ha?! Lo cuma pecundang yang suka numpuk banyak utang! Manusia gak punya masa depan!"

Kata-kata itu membuat sulutan emosi diri Andra. Ia menepis kuat tangan Vandra dengan sisa tenaga yang ada. "Gua bukan pecundang! Lo gak tau apa-apa yang gua alamin!"

Suasana ruang kelas yang semula sepi mendadak banyak bisik-bisik dan ramai. Beberapa siswa mulai memperhatikan bahkan sisa yang bukan dari kelasnya pun juga ada melihat dari jendela kelas. Mereka tahu dan melihat tetapi tidak ada yang berani ikut campur serta melerai. Karena jika mereka ikut campur bisa menjadi target berikutnya.

"Lepasin Andra! Jauh-jauh lo dari dia!" 

Tubuh Vandra didorong mejauh dari Andra. Seorang gadis tiba-tiba masuk ke dalam urusan mereka tanpa takut. Wajahnya serius tatapannya menajam ke arah Vandra.

"Gua denger semuanya dan gak akan diem dengan apa yang udah lo lakuin ke sepupu gua!"

"Gak usah ikut campur lo!" jawab Vandra. Ia masih berusaha untuk menarik baju Andra.

Alea tak habis akal ia mengeluarkan ponselnya dan membuka kamera. Mengarahkan kamera tersebut ke wajah Vandra.

"Ayo sini kalo lo masih berani sama Andra!"

"Halo guys. Di sini gua dan sepupu gua lagi sarapan pagi tiba-tiba ada anak sok jagoan mau buat masalah sama sepupu gua. Dia tadi narik kerah baju sepupu gua terus sekarang dia masih gangguin gua," kata Alea dramatis sambil menunjukkan wajah Vandra dan mengarahkan kamera ke sekeliling kelas.

"Guys banyak yang liat kita tapi gak ada yang berani sama dia. Kalo ada yang berani bantuin kita mereka bakal jadi bahan olokan selanjutnya soalnya," lanjut Alea ia masih merekam wajah Vandra.

Vandra menghela napas kasar ia mengacak rambut kasar perlahan ia melangkah mundur. "Lo belum selesai sama gua!" katanya dingin, sebelum pergi begitu saja.

***
Perasaan Andra lega melihat Vandra pergi keluar ruang kelas. Beberapa siswa dan siswi yang menonton langsung memberikan jalan pada Vandra beberapa lainnya saling berbisik. Tak lama usai Vandra pergi mereka pun satu persatu kembali ke kelas masing-masing kembali dengan rutinitas mereka.

"Minum dulu," Alea memberikan satu botol air mineral yang kebekutan baru ia beli.

"Lo sama Vandra, ada masalah apasih? Kok lo gak cerita sama gua. Lo gak anggep gua ada dihidup lo?" protes Alea.

Andra menatap botol air mineral yang berada di meja kemudian menatap Alea. Untuk pertama kalinya ia baru merasakan apa itu namanya perhatian keluarga. Alea yang menyadari Andra terus menatap air mineral tanpa mau mengambilnya langsung menyodorkan air tersebut.

"Ini minum dulu. Abis itu lo harus cerita sama gua!"

Andra menerima botol itu tanpa ragu. Ditegurnya air itu, sedikit cukup meredakan tenggorokannya yang terasa perih akibat cengkeraman Vandra.

"Gua gak enak kalo cerita sama lo. Takut jadi beban ke lo."

Alea duduk di samping Andra yang kebetulan kosong karena teman sebangku Andra sedang sakit-Kala.

"Jangan ngomong kaya gitu ih! Kita sodara jadi harus saling bantu, bagaimana pun kondisinya."

Andra mengangguk pelan, perasaanya mulai terbuka sebab percaya dengan Alea. Ia mulai bercerita tentang awal mula ia mempunyai utang pada Vandra, tentang Cakka yang mengambil uang tabungannya dan tentang semua utu yang membuatnya merasa terpojok.

"Gua sebenarnya gak mau lu ya utang sama orang. Tapi, keadaan yang buat gua begini."

"Gua butuh uang buat bayar SPP sama buku LKS yang nunggak. Tadinya gua udah punya uangnya tapi, uang gua diambil Cakka. Karena gua gak tau lagi harus pinjem kemana jadi gua terpaksa pinjem ke Vandra."

"Gua mau pinjem Banu tapi gak enak dia juga lagi ada masalah. Mau pinjem lo gua gak enak sama keluarga lo. Soalnya Bunda sama Om selalu bantuin gua." Alea mendengarkan Andra tanpa memotong pembicaraan dan menghakimi. 

"Vandra gak bisa kaya gitu pakai masalah lo buat senjata. Lo harus lapor ke guru BK atau ke Bu Loli," cetus Alea menggebu.

"Jangan gua gak mau masalah ini semakin melebar. Kalo gua lapor BK gua takut bukan gua aja yang kena tapi lo juga."

"Tapi kalo lo gak lapor Vandra bisa semakin menjadi. sekolah harus jadi tempat yang aman buat semua siswa," pungkas Alea.

Andra menggeleng pelan. "Al, izinin gua buat selasain ini sendiri ya gua yakin gua bisa."

Alea menarik napas panjang, lalu menghembuskan pelan. "Oke kalo itu yang lo mau. Gua cuma bisa setujuin. Tapi kalo lo butuh bantuan jangan sungkan buat bilang ke gua ya. Lo udah gua anggap seperti abang gua sendiri!" 

"Terima kasih, Alea," ujar Andra perlahan, suaranya penuh kehangatan. "Karena sudah ada di sini, di saat gue merasa begitu asing dengan dunia."

Alea tersenyum, mengangguk pelan. "Tidak perlu terima kasih. Kita semua punya tempat di dunia ini dan kebahagiaan. Kadang-kadang kita hanya perlu sedikit waktu untuk menemukannya."


 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Satu Nama untuk Ayahku
9560      2278     17     
Inspirational
Ayah...... Suatu saat nanti, jikapun kau tidak lagi dapat kulihat, semua akan baik-baik saja. Semua yang pernah baik-baik saja, akan kembali baik-baik saja. Dan aku akan baik-baik saja meski tanpamu.
Naskah Novelku
7      4     1     
Inspirational
Ini cerita kita, penulis kecil yang nulis tanpa suara. Naskah dikirim, tanpa balasan. Postingan sepi, tanpa perhatian. Kadang bertanya, “Apakah aku cukup baik?” Aku juga pernah di sana. Hingga suatu malam, bermimpi berada di perpustakaan raksasa, dan menemukan buku berjudul: “Naskah Novelku.” Saat bangun, aku sadar: Menulis bukan soal dibaca banyak orang, Tapi soal terus berka...
Lepas SKS
321      276     0     
Inspirational
Kadang, yang buat kita lelah bukan hidup tapi standar orang lain. Julie, beauty & fashion influencer yang selalu tampil flawless, tiba-tiba viral karena video mabuk yang bahkan dia sendiri tidak ingat pernah terjadi. Dalam hitungan jam, hidupnya ambruk: kontrak kerja putus, pacar menghilang, dan yang paling menyakitkan Skor Kredit Sosial (SKS) miliknya anjlok. Dari apartemen mewah ke flat ...
Sebab Pria Tidak Berduka
266      224     1     
Inspirational
Semua orang mengatakan jika seorang pria tidak boleh menunjukkan air mata. Sebab itu adalah simbol dari sebuah kelemahan. Kakinya harus tetap menapak ke tanah yang dipijak walau seluruh dunianya runtuh. Bahunya harus tetap kokoh walau badai kehidupan menamparnya dengan keras. Hanya karena dia seorang pria. Mungkin semuanya lupa jika pria juga manusia. Mereka bisa berduka manakala seluruh isi s...
Negaraku Hancur, Hatiku Pecah, Tapi Aku Masih Bisa Memasak Nasi Goreng
2541      1091     1     
Romance
Ketika Arya menginjakkan kaki di Tokyo, niat awalnya hanya melarikan diri sebentar dari kehidupannya di Indonesia. Ia tak menyangka pelariannya berubah jadi pengasingan permanen. Sendirian, lapar, dan nyaris ilegal. Hidupnya berubah saat ia bertemu Sakura, gadis pendiam di taman bunga yang ternyata menyimpan luka dan mimpi yang tak kalah rumit. Dalam bahasa yang tak sepenuhnya mereka kuasai, k...
Kaca yang Berdebu
249      198     1     
Inspirational
Reiji terlalu sibuk menyenangkan semua orang, sampai lupa caranya menjadi diri sendiri. Dirinya perlahan memudar, seperti bayangan samar di kaca berdebu; tak pernah benar-benar terlihat, tertutup lapisan harapan orang lain dan ketakutannya sendiri. Hingga suatu hari, seseorang datang, tak seperti siapa pun yang pernah ia temui. Meera, dengan segala ketidaksempurnaannya, berjalan tegak. Ia ta...
Simfoni Rindu Zindy
2589      1515     0     
Inspirational
Zindy, siswi SMA yang ceria dan gigih, terpaksa tumbuh lebih cepat sejak ayahnya pergi dari rumah tanpa kabar. Di tengah kesulitan ekonomi dan luka keluarga yang belum sembuh, Zindy berjualan di sekolah demi membantu ibunya membayar SPP. Bermodal keranjang jinjing dan tekad baja, ia menjadi pusat perhatian terkadang diejek, tapi perlahan disukai. Dukungan sahabatnya, Rara, menjadi pondasi awal...
Supernova nan Indah merupakan Akhir dari Sebuah Bintang
4165      1398     1     
Inspirational
Anna merupakan seorang gadis tangguh yang bercita-cita menjadi seorang model profesional. Dia selalu berjuang dan berusaha sekuat tenaga untuk menggapai cita-citanya. Sayangnya, cita-citanya itu tidak didukung oleh Ayahnya yang menganggap dunia permodelan sebagai dunia yang kotor, sehingga Anna harus menggunakan cara yang dapat menimbulkan malapetaka untuk mencapai impiannya itu. Apakah cara yang...
My Private Driver Is My Ex
1059      711     10     
Romance
Neyra Amelia Dirgantara adalah seorang gadis cantik dengan mata Belo dan rambut pendek sebahu, serta paras cantiknya bak boneka jepang. Neyra adalah siswi pintar di kelas 12 IPA 1 dengan julukan si wanita bermulut pedas. Wanita yang seperti singa betina itu dulunya adalah mantan Bagas yaitu ketua geng motor God riders, berandal-berandal yang paling sadis pada geng lawannya. Setelahnya neyra di...
Me vs Skripsi
3857      1597     154     
Inspirational
Satu-satunya yang berdiri antara Kirana dan mimpinya adalah kenyataan. Penelitian yang susah payah ia susun, harus diulang dari nol? Kirana Prameswari, mahasiswi Farmasi tingkat akhir, seharusnya sudah hampir lulus. Namun, hidup tidak semulus yang dibayangkan, banyak sekali faktor penghalang seperti benang kusut yang sulit diurai. Kirana memutuskan menghilang dari kampus, baru kembali setel...