Loading...
Logo TinLit
Read Story - Reandra
MENU
About Us  

Ghani berlari menuju parkiran. Saat setelah seseorang yang ia pantau akhir muncul juga. Beruntung suasana sekolah sudah sepi karena bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak satu jam yang lalu. Ghani mengambil kunci motor seorang siswi yang hendak ditancapkan ke motor. Siswi tersebut otomatis terkejut dengan kejadian itu.

"Apaan sih l—"

"Ghani?!"

"Ngapain sih lo?! Balikin kunci gua!"

Ghani menyungging kan bibir. Sekarang Vira sedang loncat-loncat untuk meraih kunci motornya. Yang  sengaja Ghani mainkan dengan mengangkat tinggi-tinggi mengunakan tangannya.

"Ghani! Ish!"

"Mau lo apa sih?!"

"Jadi lo yang kirim foto Banu sama Kala lagi berduaan ke ortunya Kala?" Vira sigap menutup mulut Ghani.

"Sttt!"

"Ghani! Gua udah bilang sama lo tutup mulut!"
Ghani menepis tangan Vira dari mulutnya.

"Uang yang gua kasih ke lo kurang?"

Ghani megelengkan kepala. Ghani merogoh saku baju seragamnya. Mengambil uang dari balik saku. Ia meraih tangan Vira dan mengembalikan uang itu pada pemiliknya.

"Gua balikin uang lo!"

"Kenapa lo lakuin itu!"

Vira terdiam tidak menjawab.

"Jawab Vira!" Vira masih diam tidak merespon. Vira bahkan memilih untuk kabur padahal kunci motornya masih pada Ghani.

"Vira! Jawab! Atau gua aduin ke Banu atau Bu Loli!" Vira membalikkan tubuh.

Ghani melangkahkan kaki untuk pergi dari Vira. Vira lari mengejar Ghani, ia meraih lengan Ghani supaya langkahnya terhenti.

"Apa?!" Ghani membalik tubuh.

"Ghani.. Please.. Please... Jangan kasih tau siapa-siapa.."

"Gua mohon sama lo," ucap Vira memelas.

"Oke, gua minta sama lo. Jelasin alasannya kenapa lo lakuin itu ke gua!" ujar Ghani penuh penekanan dengan jakun yang naik turun.

"Oke.. Oke.."

Ghani pun mengajak Vira untuk duduk pada taman yang berada di lingkungan sekolah bersebelahan dengan toilet. Mereka duduk dibangku taman di bawah pohon.

"Jadi gimana?"

"Oke gua ceritain alasan kenapa gua melakukan itu," pungkas Vira. Sebelum bercerita ia menarik napas panjang terlebih dahulu.

"Jadi, karena gua kesel sama Kala. Soalnya dia udah ngerebut Banu partner gua sebagai partner olimpiade bahasa. Padahal ini kali kedua gua bisa pasangan sama dia."

"Gara-gara Kala yang ngehasut Banu. Banu jadi pindah kegiatan olimpiade. Dia lebih milih ikut olimpiade IPS!"

Ghani tertawa simpul. "Jadi karena lo iri ga bisa pasangan sama Banu?"

"Lo suka sama dia?"

"E—" Pipi Vira langsung bersemu merah.

"Vir.. Vir.."

"Kalo lo suka sama dia. Lo harus bersaing sehat. Kalo kaya gini, sikap lo salah banget!"

"Yang ada Banu benci sama lo! Dan dia ga akan pernah tau kalo lo suka sama dia!"

"Terus gua harus gimana?" tanya Vira.

"JADI TERNYATA LO YANG UDAH KIRIM FOTO BANU SAMA KALA?!" pekik Andra yang tiba-tiba datang tepat dihadapan Vira dan Ghani.

Mereka dibuat terperanjat terkejut melihat kedatangan Andra. Sungguh mereka sangat tidak menyadari akan kehadiran Andra. Ghani berdiri ia berusaha untuk melindungi Vira yang ingin dipukul oleh Andra.

"Stop... Stop!"

"Ndra! Dia cewek! Inget!"

Andra tersenyum sinis. "Kenapa lo lebih belain dia?! Dari pada peduli sama sahabat lo?!"

"LO TAU MASALAH INI! TAPI LO DIEM AJA, WAKTU ITU KITA BAHAS MASALAH INI BARENG-BARENG!" teriak Andra penuh kekesalan.

Andra memberi pukulan pada Ghani tanpa aba-aba hingga Ghani terjatuh. Vira yang berada di tempat kejadian merasa panik akan keadaan Ghani. Ia lantas membantu Ghani berdiri dan berusaha menjauhkan Andra dari Ghani.

"STOP! STOP! CUKUP, GHANI GA SALAH! GUA YANG SALAH!"

"LO BOLEH PUKUL GUA! JANGAN GHANI!" Vira berdiri di depan Ghani sambil merentangkan tangan seakan melindungi Ghani dari serangan Andra lagi.

"Oke, ikut gua ke Bu LoLi!"

Andra meraih lengan kanan Vira. Ia melangkah menuju ruang guru yang berapa di lantai dua dengan tergesa. Sementara itu, Ghani berjalan terseok mengikuti Andra dan Vira di belakang.

***

"Andra sakit.. Andra!"

"ARGH!" Andra meringis sakit sebab tangannya digigit oleh Vira.

"Vira!" pekik Andra.

Vira berhasil melepaskan tangan ia dari Andra. Cewek itu lantas berlari dari Andra dan Ghani yang mengejarnya. Suasana sekolah saat itu sudah sepi karena sudah bel sejak dua jam yang lalu.

"Vira! Loli harus tanggung jawab!" hardik Andra.

Vira masih berlari sambil sesekali melihat ke arah belakang. Ia sudah turun dari tangga lantai dua. Dan sekarang hendak menuju parkiran. Kedua cowok itu masih mengejarnya. Kini ia telah sampai di parkiran hendak mengambil kunci motor dari balik saku baju sekolah.

"Lah, kunci gua ke mana?!" Vira masih mencari kunci motor nya. Ia mencari dan mencari di dalam tas hingga saku rok, namun nihil.

"Cari apa?hmm?" tanya Ghani yang sudah berada di belakang nya.

Vira lantas melangkah mundur perlahan Ghani pun melangkah maju perlahan juga. Dengan gerakan cepat Vira pun me balik badan dan kembali berusaha untuk kabur. Andra yang baru saja sampai di pintu belakang parkiran lantas berbelok arah menuju lorong sekolah untuk bisa sampai di pintu depan atau pintu masuk parkiran sekolah.

"BA! MAU KENA SIH CANTIK, BURU-BURU AMAT!" goda Andra yang sudah sampai di depan pintu depan parkiran.

Hal itu membuat Vira sunguh terkejut, ia menghentikan langkah tiba-tiba dan menabrak dada bidang Andra. Andra refleks meraih pergelangan tangan Vira supaya cewek itu tidak kabur kembali.

"Andra please, lepasin gua.." rajuk Vira.

"Enak aja lo! Loli hampir buat sahabat gua gagal ikut olimpiade!" murka Andra. Andra kemudian menarik lengan Vira, namun Vira menyeret kakinya ia terus berusaha pergi. Andra yang ngeram lantas mengendong tubuh Vira ala bridal style.

"Andra! Lepasin gua!" teriak Vira. Tetapi Andra menulikan pendengarannya.

Tidak lama mereka sampai di depan pintu ruang guru. Napas Andra tersengal, ia langsung menurunakan Vira. Andra memberi isyarat pada Ghani untuk memegangi Vira. Cowok itu mendekatkan ke jendela ruang guru mencari Bu Loli, yang kebetulan ada di ruang guru dan sedang berbicara dengan seseorang.

"Masuk duluan, Ghan," pintu Andra.

"Lo duluan deh," sahut Ghani. Andra hanya berdecak.

Andra sertamerta mengetuk pintu terlebih dulu dan menyembulkan kepala dari balik pintu. "Assalamualaikum ibu," ucap Andra.

Bu Loli menoleh ke sumber suara, "waalaikum salam masuk, Andra."

***

Anak saya kenapa ya bu?"

"Nilainya terendah lagi?"

"Maaf ya bu, anak saya memang ga pinter kaya kakaknya. Sering sakit juga."

Bu Loli sejak adi hanya terdiam. Menunggu momen yang tepat. Ketika orang tua siswa dihadapannya ini sudah selesai berbicara. Kini, giliran Bu Loli untuk berbicara.

"Begini ibu, yang saya ingin sampaikan kepada ibu."

"Tapi mohon maaf sebelumnya ibu,  mungkin yang saya sampaikan adalah hal yang sensitif. Tapi ini demi kebaikan ibu dan anak ibu."

"Jadi Kala kenapa ya bu? Anak saya buat ulah apa?"

Bu Loli menarik napas dalam dan lantas tersenyum.

"Ibu, setiap anak memiliki potensi dan kemampuan masing-masing. Mungkin ada yang pintar di bilang akademik, ada juga yang pinter di bidang non-akademik seperti melukis,menggambar."

"Pintar akademik bukanlah tolak ukur kepintaran anak. Bahkan ada yang kurang menguasai akademik dan non akademik, namun dia pandai mengelola emosional, pandai menjadi pemimpin teman-temannya."

"Setiap anak memiliki hal spesial sendiri-sendiri. Anak yang kembar saja berbeda, apalagi kakak beradik yang jarak umurnya dua tahun atau lebih. Yang mau saya sampaikan pada ibu, Kala memiliki potensi yang berbeda dengan Aksa."

"Saya tahu Aksa yang pintar dalam bidang akademik. Disisi lain berkebalikan dengan Kala. Mungkin disemester lalu nilai Kala masih banyak yang pas KKM. Tapi, disisi lain yang saya lihat Kala memiliki potensi di bidang menggambar dan melukis."

"Yang mau saya sampaikan pada ibu bahwa seharusnya ibu patut berbangga hati dengan Kala. Karena dia sudah sangat berusaha keras untuk mewujudkan mimpi ibu untuk bisa menyamai Aksa." jelas Bu Loli. Lantas Bu Loli memberikan piala serta sertifikat copy-an milik Kala.

Namira menatap dalam. Ini membaca perlahan sertifikat ditangannya yang tertulis JUARA 1 OLIMPIADE IPS. ARUMI NASHA ANIKALA.

Bulir air mata pun luruh dari mata Namira.

"Ini beneran, bu?" Namira menatap Bu Loli tidak percaya. Bu Loli hanya mengangguk kan kepala.

"Alhamdulilah..Kala, kamu hebat nak!"

Ucap Namira dalam hati, tetapi perasaan Namira masih kalut. Ia masih ingin protes pada Bu Loli yang seenaknya memasangkan Kala dengan anak kurang ajar bernama Banu. Yang seharusnya Kala fokus belajar malah asik berpacaran.

"Tapi bu, saya ke sini juga ingin menyampaikan protes sama ibu."

"Protes apa, bu mohon maaf?"

"Karena olimpiade ini anak saya jadi jarang di rumah. Bilang nya belajar buat olimpiade malah pacaran!"

Tok.. Tok... Tok..

"Assalamualaikum ibu.." Andra masuk ke ruang guru yang kebetulan sangat sepi tidak ada guru selain Bu Loli. Andra menyalami Bu Loli sebelum berbicara. Diikuti Ghani dan Vira.

"Ibu—" Andra menghentikan kalimatnya ketika ingin berbicara pada Bu Loli. Karena, Vira yang berusaha melepaskan cengkraman tangan Ghani.

"Andra sebentar ya ibu lagi ada tamu," kata Bu Loli. Andra menatap Namira yang sudah tahu jika itu adalah Bunda-nya Kala.

"Ibu, ibu harus dengarin saya dulu bu.."

"Andra.. Ibu lagi ada tamu, Andra."

"Ibu! Ini penting!" Vira masih berusaha melepaskan lengannya dari tangan Ghani.

"Ibu, ini Vira yang udah kirim foto ke orang tua nya Kala. Yang bilang kalo Kala sama Banu pacaran!" seru Andra.

Seketika Bu Loli dan Namira mantap Banu kemudian mengalihkan pandangan ke Vira.

"Bu, lihat ini bu." Andra memberikan ponsel Vira pada Bu Loli.

"Diem lo!" hardik Andra. Membuat Vira ciut nyali.

Alis Bu Loli mengernyit memperhatikan setiap slide pada foto tersebut.

"Ibu, coba tolong dicek di HP ibu. Apa benar nomor whatsapp ini yang mengirimkan gambar ini?"

Namira mengambil ponsel nya dari dalam tas. Ia lantas membuka whatsapp dan mencocokkan nomor milik Vira dengan nomor yang mengirimkannya foto Kala sedang berduaan dengan cowok.

"Benar bu ini."

"Minta maaf lo, minta maaf!" Andra mendorong tubuh Vira hingga terjatuh ke lantai dengan posisi duduk.

"Andra!" protes Bu Loli yang melihat perlakuan kasar Andra.

"Maaf bu ga sengaja." Bela Andra.

"Bantuin Vira cepet, Andra!"

"Ii—iya bu.."

Vira lantas berdiri dengan dibantu Andra. Selepas itu ia meraih tangan Namira. Matanya sudah berkaca-kaca.

"Ibu, maafin saya. Saya yang salah. Saya yang udah buat fitnah ke Kala." Vira mencium telapak tangan Namira, namun Namira menepisnya.

Namira tertegun, hatinya bergemuruh. Ia menelan banyak air ludah.

"Kenapa kamu lakuin itu ke anak saya! Kenapa?!" sentak Namira.

Bu Loli pun berdiri berusaha menengahi. Saat tubuh Vira diguncang dan kedua bahunya dicengram kuat oleh Namira. Vira tidak dapat berbicara hanya tangisan yang keluar.

"Jawab! Kenapa?!"

"Ibu, sudah ibu.." Bu Loli memberi isyarat pada Andra. Udah menjauhkan Vira dari Namira.

"Duduk dulu bu. Tenangkan diri ibu," ujar Bu Loli.

"Jadi, kenapa kamu melakukan itu pada anak saya?!"

Vira memainkan kuku jarinya. Ia menahan air matanya yang hampir keluar. Andra menyenggol bahu Vira meminta Vira untuk segera menjawab pertanyaan Namira.

"Kan karena saya kesal sama anak ibu. Soalnya dia udah merebut patrner saya bu. Harusnya Banu ikut olimpiade bahasa tapi dia malah keluar dan pindah ke olimpiade IPS."

"Mau maafin saya, bu.."

Vira meraih tangan Namira, namun ditepis. Namira tidak ingin menyalami Vira. Ia menyampirkan tas slingbag di pundak kanannya mengambil tas dari tempat duduk.

"Saya kecewa dengan sekolah ini ibu! Saya harap kejadian ini tidak terulang kembali!"

"Saya pamit."

Dengan perasaan penuh amarah dan rasa bersalah. Namira berjalan cepat, langkah kakinya kini menuju parkiran sekolah. Namira membuka pintu mobil dan segera masuk ke dalam mobil. Ia mengenakan seatbelt menyala kan mesin mobil.

"Maafin bunda, Kala.."

"Maaf.."

Bulir air mata luruh dari kedua mata Namira jatuh dipipi Namira. Namira menarik napas perlahan beruha menenangkan diri. Hampir setengah jam ia berada diparkiran dengan mesin mobil yang menyala. Dan akhirnya setelah tenang, Namira mulai menjalankan mobil menuju rumah sakit Harapan Kita tempat Kala dirawap inap.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
TITANICNYA CINTA KITA
0      0     0     
Romance
Ketika kapal membawa harapan dan cinta mereka karam di tengah lautan, apakah cinta itu juga akan tenggelam? Arka dan Nara, sepasang kekasih yang telah menjalani tiga tahun penuh warna bersama, akhirnya siap melangkah ke jenjang yang lebih serius. Namun, jarak memisahkan mereka saat Arka harus merantau membawa impian dan uang panai demi masa depan mereka. Perjalanan yang seharusnya menjadi a...
Bifurkasi Rasa
170      145     0     
Romance
Bifurkasi Rasa Tentang rasa yang terbagi dua Tentang luka yang pilu Tentang senyum penyembuh Dan Tentang rasa sesal yang tak akan pernah bisa mengembalikan waktu seperti sedia kala Aku tahu, menyesal tak akan pernah mengubah waktu. Namun biarlah rasa sesal ini tetap ada, agar aku bisa merasakan kehadiranmu yang telah pergi. --Nara "Kalau suatu saat ada yang bisa mencintai kamu sedal...
Penantian Panjang Gadis Gila
593      453     5     
Romance
Aku kira semua akan baik-baik saja, tetapi pada kenyataannya hidupku semakin kacau. Andai dulu aku memilih bersama Papa, mungkin hidupku akan lebih baik. Bersama Mama, hidupku penuh tekanan dan aku harus merelakan masa remajaku.
Bottle Up
3403      1427     2     
Inspirational
Bottle Up: To hold onto something inside, especially an emotion, and keep it from being or released openly Manusia selalu punya sisi gelap, ada yang menyembunyikannya dan ada yang membagikannya kepada orang-orang Tapi Attaya sadar, bahwa ia hanya bisa ditemukan pada situasi tertentu Cari aku dalam pekatnya malam Dalam pelukan sang rembulan Karena saat itu sakitku terlepaskan, dan senyu...
Sampai Kau Jadi Miliku
1942      951     0     
Romance
Ini cerita tentang para penghuni SMA Citra Buana dalam mengejar apa yang mereka inginkan. Tidak hanya tentang asmara tentunya, namun juga cita-cita, kebanggaan, persahabatan, dan keluarga. Rena terjebak di antara dua pangeran sekolah, Al terjebak dalam kesakitan masa lalu nya, Rama terjebak dalam dirinya yang sekarang, Beny terjebak dalam cinta sepihak, Melly terjebak dalam prinsipnya, Karina ...
Only One
2309      1371     13     
Romance
Hidup di dunia ini tidaklah mudah. Pasti banyak luka yang harus dirasakan. Karena, setiap jalan berliku saat dilewati. Rasa sakit, kecewa, dan duka dialami Auretta. Ia sadar, hidup itu memang tidaklah mudah. Terlebih, ia harus berusaha kuat. Karena, hanya itu yang bisa dilakukan untuk menutupi segala hal yang ada dalam dirinya. Terkadang, ia merasa seperti memakai topeng. Namun, mungkin itu s...
Palette
6923      2655     6     
Romance
Naga baru saja ditolak untuk kedua kalinya oleh Mbak Kasir minimarket dekat rumahnya, Dara. Di saat dia masih berusaha menata hati, sebelum mengejar Dara lagi, Naga justru mendapat kejutan. Pagi-pagi, saat baru bangun, dia malah bertemu Dara di rumahnya. Lebih mengejutkan lagi, gadis itu akan tinggal di sana bersamanya, mulai sekarang!
REGAN
11470      3573     4     
Romance
"Ketika Cinta Mengubah Segalanya." Tampan, kaya, adalah hal yang menarik dari seorang Regan dan menjadikannya seorang playboy. Selama bersekolah di Ganesha High School semuanya terkendali dengan baik, hingga akhirnya datang seorang gadis berwajah pucat, bak seorang mayat hidup, mengalihkan dunianya. Berniat ingin mempermalukan gadis itu, lama kelamaan Regan malah semakin penasaran. Hingga s...
Dalam Satu Ruang
286      223     2     
Inspirational
Dalam Satu Ruang kita akan mengikuti cerita Kalila—Seorang gadis SMA yang ditugaskan oleh guru BKnya untuk menjalankan suatu program. Bersama ketiga temannya, Kalila akan melalui suka duka selama menjadi konselor sebaya dan juga kejadian-kejadian yang tak pernah mereka bayangkan sebelumnya.
Hidden Words Between Us
1475      676     8     
Romance
Bagi Elsa, Mike dan Jo adalah dua sahabat yang paling disayanginya nomor 2 setelah orang tuanya. Bagi Mike, Elsa seperti tuan putri cantik yang harus dilindunginya. Senyum dan tawa gadis itu adalah salah satu kebahagiaan Mike. Mike selalu ingin menunjukkan sisi terbaik dari dirinya dan rela melakukan apapun demi Elsa. Bagi Jo, Elsa lebih dari sekadar sahabat. Elsa adalah gadis pertama yang ...