Loading...
Logo TinLit
Read Story - Big Secret
MENU
About Us  

Mba Rara seperti kakak bagiku. Ia dengan senang hati membantuku dandan. Ia melarangku berpenampilan seadanya. Katanya, ini bukan saatnya lagi jadi anak kecil. Harus tampakkan taringnya.

Jujur, aku tak mengenali sosok yang tengah menatapku balik itu. Gaun amethyst itu tampak pas ditubuhnya. Riasannya tak mencolok sekali, kesannya natural, dengan rambut sepunggungnya digerai, hanya diselipkan jepit cantik beraksen kupu-kupu.

“Gimana? Keren kan?” Mba Rara tak kalah cantiknya, dengan dress marun yang membentuk tubuhnya selutut. Penuh kerut dan aksen. Rambutnya disanggul rendah, tapi tetap menawan. Tak salah pilih sekretaris memang Kakek.

“Mba yang keren.” Jawabku. Membuka pintu kamar. Tamu mulai berdatangan selepas maghrib. Kebanyakan memang bertampang tua, dan tampak akrab dengan Kakek. Aku diseret Kakek dan diperkenalkan kemana-mana. Dari yang mereka tahu, aku selama ini dibawa ke Paris oleh Ibuku.  

Acaranya memang pakai MC, terkesan teroragnisir. Pun dengan pengamanan polisi. Kalau ini Pak Yanto yang bilang. Tentu aja karena kebanyakan yang datang, bukan sembarangan orang. Tak ada standing party, semua tamu duduk dengan tenang, mendengarkan. Yang kulihat hanya sedikit anak muda yang nampak bersliweran. Aku mengendap mengambil sop bakso ikan yang dijaga Mbok Jum.

“Suka bakso ikan?” rasanya seperti kepergok. Mau tak mau aku berbalik juga. Dan tak kusangka, melihat Tanuya wijaya itu lagi. “Hai,” bibirnya tersenyum lebar. Aku hampir tak mengenalinya, karena dia pakai kemeja batik. Berbeda dengan tadi siang yang memakai jas resmi.

“I, Iya, silakan,” aku bergeser kearah kursi disamping stand. Mbok Jum mulutnya komat kamit, entah mau bilang apa. Tapi melayani permintaan bakso cowo itu. Aku makan dalam diam.

“Boleh duduk sini?” ia menunjuk kursi disampingku. Aku hanya mengangguk. Sopan sekali dia. Ia mulai menyuap baksonya. “Ehm, enak sekali ya,” gumamnya diantara kunyahan. Aku hanya mengangguk-anggukkan kepala. Tak terasa bakso kami habis bersamaan. “Maaf ya, belum memberitahu. Aku Tanuya Wijaya, cucu Ibrahim Hilal.” Ibrahim Hilal? Dari Hilal Grup? Setahuku itu Grup besar yang bergerak dibidang property.

“Ehm, apa kamu juga jadi bagian dari proyek perkenalan Kakek?” tanyaku langsung. Aku tak suka basa-basi.

Ia tersenyum samar. “Mungkin benar. Tiba-tiba saja Kakek Ibrahim menghubungiku tadi sore dan menyuruhku kemari.” Ia menunjuk lelaki tua disamping Kakek, yang tak kalah tuanya dari Kakek.

“Maaf soal itu, aku tak tahu apa maksud Kakek. Ini pun diluar persetujuanku. Aku-“

“Aku tak keberatan.” Sahutnya cepat. Membuatku melongo dibuatnya. “Untuk ajang kenal dulu, bukan?”

Aku setuju dengannya. Dan tak butuh waktu lama bagi kami untuk larut dalam obrolan. Dia cukup komunikatif. Pun nyambung dengan obrolanku tentang bisnis, walau dia lebih memahami bangunan dibandingkan dengan bisnis.

“Wah, sudah kenal ya?” Kakek mendekat dengan wajah sumringah.

“Tadi siang kan sudah ketemu,” sahutku.

“Baguslah. Lanjutkan aja ngobrolnya.” Kakek balik kanan dengan cepat dan kembali berbaur dengan kawan-kawannya.

Aku hampir tersedak, saat mendengar ia bicara, “Apa aku sudah bilang? Kamu cantik sekali malam ini,”

 

 

>.<

 

 

Sesuai janji Kakek yang hanya mengenalkan beberapa orang padaku. Totalnya lima orang. Termasuk Tanu, tentu saja. Mereka benar anak-anak konglomerat. Hanya sebagai perkenalan. Selanjutnya basa-basi. Aku tak bisa menangkap obrolan mereka. Terlalu tinggi. Aku mundur di stand ronde.

“Mana date-nya?” Mba Rara tiba-tiba aja udah nongol disampingku.

Date siapa? Noh, pilih salah satu,” aku memajukan dagu kearah gerombolan tadi. Lebih enak makan ronde hangat.

“Lho, malah bikin geng mereka,” muka Mba Rara langsung kaget.

“Enakan makan ronde, Mba.” Kehangatan menjalari tubuhku begitu kusesap kuah wedang ronde nya.

Mba Rara malah menatapku maklum. “Ga papa ya, namanya anak-anak ga pernah kumpul. Jadi kayak reuni mereka.”

“Hahaha, iya, Mba, aku santai saja kok. Mba tau sendiri gimana tanggapanku soal rencana Kakek ini, kan?”

Mba Rara menimpali dengan tawa lepasnya. “Saya penasaran, gimana jodohnya Mba Dayu kelak, semoga saya masih bisa ketemu ya, bikin penasaran aja.”

“Lha kenapa tanya saya, Mba. Saya juga gatau,”

 

>.<

 

Pagi-pagi memang paling pas untuk melongo alias bengong. Ditemani secangkir teh panas dan sepiring pisang goreng. Aku merapatkan sweater ku. Kenapa masih dingin sekali disini? Padahal matahari sudah menampakkan diri diufuk timur.

“Non, masih dingin, kenapa diluar? Mbok pikir, Non duduk didalem.” Mbok Jum tergopoh, menyusulku dari arah dapur.

“Mau lihat diluar aja, Mbok.”

Mbok Jum malah ikut duduk dibangku seberangku. “Masih kabut, Non.”

“Iya, Mbok. Begini juga enak.” Aku mencomot pisang goreng yang sudah mulai dingin.

“Yang kemarin itu ganteng ya Non,”

Aku mengernyit. “Ganteng?”

“Iya, yang duduk sama Non itu, dia mesam-mesem gitu kok.” Mbok Jum berkata sok yakin. Maksudnya Tanuya ya? Memang dia sesenyum itu padaku? “Banyak juga yang ganteng sih, Kakek Non memang best buat nyarikan yang terbaik buat Non.”

Bahasa Mbok Jum pun mulai ada kemajuan. Pakai bahasa dicampur begitu sekarang. “Kakek pun punya banyak syarat, Mbok. Jadi tenang aja.”

“Jadi yang kemarin itu, lulus syarat Kakek semua?” mata Mbok Jum sampai membola mengatakannya.

Aku mengangguk, “Kurang lebih begitu, Mbok.”

“Pantes ya, seolah Non yang disuruh milih,” Mbok Jum terkikih.

“Kenapa sih Mbok? Jangan mikir yang bukan-bukan dulu ya, aku masih belum kepikiran menikah,”

“Lho, Mbok kan bilang begitu. Tapi kan tetap saja itu akhirnya, Non. Mau Non di Jerman atau Prancis pun, pasti akhirnya menikah juga dengan yang dicinta. Waduh, asik ya Non cinta-cintaan. Kangen Mbok jadinya.”

“Yauda, cinta-cintaan aja, Mbok.”

“Kangen suami Mbok deh,” Mbok Jum malah ngeluyur pergi.

Benar yang dikatakan Mbok, akhirnya muaranya disana. Tak bisa dipungkiri. Tapi entah siapa jodohku. Masih misteri.

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
TRAUMA
141      126     0     
Romance
"Menurut arti namaku, aku adalah seorang pemenang..akan ku dapatkan hatimu meskipun harus menunggu bertahun lamanya" -Bardy "Pergilah! Jangan buang waktumu pada tanaman Yang sudah layu" -Bellova
Ending
5513      1462     9     
Romance
Adrian dan Jeana adalah sepasang kekasih yang sering kali membuat banyak orang merasa iri karena kebersamaan dan kemanisan kedua pasangan itu. Namun tak selamanya hubungan mereka akan baik-baik saja karena pastinya akan ada masalah yang menghampiri. Setiap masalah yang datang dan mencoba membuat hubungan mereka tak lagi erat Jeana selalu berusaha menanamkan rasa percayanya untuk Adrian tanpa a...
Looking for J ( L) O ( V )( E) B
2326      973     5     
Romance
Ketika Takdir membawamu kembali pada Cinta yang lalu, pada cinta pertamamu, yang sangat kau harapkan sebelumnya tapi disaat yang bersamaan pula, kamu merasa waktu pertemuan itu tidak tepat buatmu. Kamu merasa masih banyak hal yang perlu diperbaiki dari dirimu. Sementara Dia,orang yang kamu harapkan, telah jauh lebih baik di depanmu, apakah kamu harus merasa bahagia atau tidak, akan Takdir yang da...
Because Love Un Expected
27      24     0     
Romance
Terkadang perpisahan datang bukan sebagai bentuk ujian dari Tuhan. Tetapi, perpisahan bisa jadi datang sebagai bentuk hadiah agar kamu lebih menghargai dirimu sendiri.
Crystal Dimension
383      274     1     
Short Story
Aku pertama bertemu dengannya saat salju datang. Aku berpisah dengannya sebelum salju pergi. Wajahnya samar saat aku mencoba mengingatnya. Namun tatapannya berbeda dengan manusia biasa pada umumnya. Mungkinkah ia malaikat surga? Atau mungkin sebaliknya? Alam semesta, pertemukan lagi aku dengannya. Maka akan aku berikan hal yang paling berharga untuk menahannya disini.
Aku Lupa Cara Mendeskripsikan Petang
615      424     2     
Short Story
Entah apa yang lebih indah dari petang, mungkin kau. Ah aku keliru. Yang lebih indah dari petang adalah kita berdua di bawah jingganya senja dan jingganya lilin!
TRIANGLE
357      237     1     
Romance
Semua berawal dari rasa dendam yang menyebabkan cella ingin menjadi pacarnya. Rasa muak dengan semua kata-katanya. Rasa penasaran dengan seseorang yang bernama Jordan Alexandria. "Apakah sesuatu yang berawal karena paksaan akan berakhir dengan sebuah kekecewaan? Bisakah sella membuatnya menjadi sebuah kebahagiaan?" - Marcella Lintang Aureliantika T R I A N G L E a s t o r ...
Bersua di Ayat 30 An-Nur
998      509     3     
Romance
Perjalanan hidup seorang wanita muslimah yang penuh liku-liku tantangan hidup yang tidak tahu kapan berakhir. Beberapa kali keimanannya di uji ketaqwaannya berdiri diantara kedengkian. Angin panas yang memaksa membuka kain cadarnya. Bagaimana jika seorang muslimah seperti Hawna yang sangat menjaga kehormatanya bertemu dengan pria seperti David yang notabenenya nakal, pemabuk, pezina, dan jauh...
Dessert
1162      625     2     
Romance
Bagi Daisy perselingkuhan adalah kesalahan mutlak tak termaafkan. Dia mengutuk siapapun yang melakukannya. Termasuk jika kekasihnya Rama melakukan penghianatan. Namun dia tidak pernah menyadari bahwa sang editor yang lugas dan pandai berteman justru berpotensi merusak hubungannya. Bagaimana jika sebuah penghianatan tanpa Daisy sadari sedang dia lakukan. Apakah hubungannya dengan Rama akan terus b...
Kalopsia
835      601     2     
Romance
Based of true story Kim Taehyung x Sandra Sandra seharusnya memberikan sayang dan cinta jauh lebih banyak untuk dirinya sendiri dari pada memberikannya pada orang lain. Karna itu adalah bentuk pertahanan diri Agar tidak takut merasa kehilangan, agar tidak tenggelam dalam harapan,  agar bisa merelakan dia bahagia dengan orang lain yang ternyata bukan kita.  Dan Sandra ternyata lupa karna meng...