Loading...
Logo TinLit
Read Story - Di Punggungmu, Aku Tahu Kau Berubah
MENU
About Us  

Aku, tas hitam Aditya, kembali tergantung di pojok kamar, menyaksikan pagi yang dimulai tanpa tergesa. Tidak ada alarm yang dibanting, tidak ada langkah tergopoh-gopoh menuju kamar mandi. Hanya suara ketikan pelan dan aroma teh manis buatan nenek yang menguar dari dapur.

Aditya duduk di meja belajarnya, wajahnya serius. Layar laptop menampilkan dokumen kosong dengan judul yang baru saja ia ketik: "Surat untuk Diri Sendiri."

Hari ini adalah tugas akhir dari proyek literasi. Tema besar semester ini: “Kenali Dirimu, Cintai Dirimu.” Seluruh siswa diminta menulis surat yang tidak ditujukan untuk orang lain, melainkan untuk diri mereka di masa depan.

Tangannya sempat berhenti. Lalu ia mulai menulis:

Hai, Dit.

Kalau lo lagi baca ini, berarti lo udah lebih tua, lebih berpengalaman. Mungkin lo udah tahu siapa diri lo sebenarnya, atau mungkin masih nyari—nggak apa-apa.

Gue nulis ini dari kamar kita yang sempit, di hari Minggu pagi. Masih pakai tas yang sama, masih suka main Roblox, masih belum tahu hidup ini mau dibawa ke mana. Tapi gue lagi belajar. Belajar nerima, belajar ngerasa, belajar nggak nyalahin diri terus-terusan.

Kadang gue ngerasa kayak beban buat semua orang. Nenek nggak pernah bilang gitu, tapi gue tahu biaya hidup, listrik, kuota, semua itu berat. Dan gue belum bisa bantu banyak.

Tapi akhir-akhir ini, gue mulai ngerti. Ternyata bantuin orang nggak harus gede. Kadang, cukup dengan tetap hidup, tetap mencoba, itu aja udah bantu mereka yang sayang sama lo.

Jadi, buat lo yang baca ini nanti, gue cuma pengin bilang: terima kasih. Karena lo udah bertahan. Karena lo nggak menyerah waktu semuanya gelap. Karena lo milih jalan yang nggak gampang, tapi lo jalani juga.

Semoga lo udah bisa bilang ke diri sendiri, "Gue cukup, gue berharga." Karena dari sini, gue udah mulai percaya itu.

Salam dari Aditya yang masih bingung, tapi nggak takut lagi.

Surat itu tidak ditunjukkan ke siapa-siapa. Tapi sore harinya, Aditya mencetaknya dan menyimpannya di dalam saku kecilku, di balik resleting yang jarang dibuka. Ia bilang, “Nanti suatu hari, kalau gue lagi ngerasa hancur, ingetin gue ya.”

Sejak hari itu, aku bukan sekadar tas yang membawa buku dan laptop. Aku jadi penjaga rahasia kecil yang sangat berarti.

Senin pagi, sekolah terasa berbeda. Mungkin karena mendung yang menggantung, atau karena kabar yang cepat menyebar di kalangan siswa: Raka, teman sekelas Aditya yang jarang bicara, diketahui sedang mengalami depresi berat dan dirawat di rumah sakit jiwa setelah mencoba bunuh diri.

Suasana kelas sunyi. Tak ada yang tahu harus berkata apa.

Aditya duduk diam, menggenggam ponselnya, membuka obrolan terakhir dengan Raka. Hanya satu kalimat:

"Gue capek, Dit. Tapi lo kayaknya ngerti, ya?"

Waktu itu Aditya cuma membalas: "Iya. Gue ngerti. Tapi gue masih di sini."

Dan sekarang Raka tidak bisa membalas apa pun lagi.

Sore itu, Aditya tidak pulang langsung. Ia duduk di perpustakaan, kali ini bersama Ayu dan Alif. Mereka bertiga saling diam cukup lama sebelum Ayu berkata pelan, “Gue pernah hampir kayak Raka. Waktu bokap ninggalin nyokap. Gue ngerasa nggak ada yang peduli.”

Alif menunduk. “Gue juga. Dulu sempat nyimpen cutter di laci meja. Buat jaga-jaga, katanya. Tapi akhirnya gue kasih ke guru BK. Cuma... gue belum pernah cerita ke siapa-siapa.”

Aditya hanya mendengarkan. Tapi dalam hatinya, kata-kata itu terukir.

Tiba-tiba, ia angkat bicara. “Gimana kalau kita bikin forum kecil? Bukan yang gede-gede. Cuma tempat curhat. Nggak usah bawa nama sekolah. Anonim aja.”

Ayu mengangkat alis. “Di Discord?”

“Bisa,” jawab Aditya. “Atau forum tulisan. Kayak blog gitu. Tapi kita yang moderasi. Kita yang jaga.”

Dan begitu saja, benih kecil itu tumbuh.

Selama dua minggu, Aditya dan dua temannya sibuk. Mereka membangun situs kecil dengan nama:

“Teman Tak Terlihat”

Tempat di mana siapa pun bisa menulis, tanpa nama, tanpa takut dihakimi. Tempat di mana satu kalimat sederhana seperti “Lo nggak sendirian” bisa menyelamatkan hari seseorang.

Postingan pertama diunggah oleh pengguna bernama "HutanDalamKepala":

"Kadang gue ngerasa kayak rumah yang udah lama ditinggalin. Tapi tulisan-tulisan di sini bikin gue nyadar: ternyata masih ada yang mau mampir.”

Aditya menutup laptopnya. Hari itu capek sekali, tapi hatinya hangat.

Ia mengeluarkan kertas surat dari saku kecilku dan membacanya ulang. Satu kalimat terakhirlah yang paling mengena:

“Semoga lo udah bisa bilang ke diri sendiri, 'Gue cukup, gue berharga.'”

Ia menghela napas dan berbisik, “Gue mulai percaya.”

Dan aku, si tas hitam, hanya bisa diam menyimpan semuanya. Karena perjalanan menemukan diri sendiri memang tidak selalu besar dan dramatis. Kadang, ia berawal dari satu surat kecil... untuk diri sendiri.

***

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Tic Tac Toe
817      658     2     
Mystery
"Wo do you want to die today?" Kikan hanya seorang gadis biasa yang tidak punya selera humor, tetapi bagi teman-temannya, dia menyenangkan. Menyenangkan untuk dimainkan. Berulang kali Kikan mencoba bunuh diri karena tidak tahan dengan perundungannya. Akan tetapi, pikirannya berubah ketika menemukan sebuah aplikasi game Tic Tac Toe (SOS) di smartphone-nya. Tak disangka, ternyata aplikasi itu b...
Main Character
3888      2002     0     
Romance
Mireya, siswi kelas 2 SMA yang dikenal sebagai ketua OSIS teladanramah, penurut, dan selalu mengutamakan orang lain. Di mata banyak orang, hidupnya tampak sempurna. Tapi di balik senyum tenangnya, ada luka yang tak terlihat. Tinggal bersama ibu tiri dan kakak tiri yang manis di luar tapi menekan di dalam, Mireya terbiasa disalahkan, diminta mengalah, dan menjalani hari-hari dengan suara hati y...
CTRL+Z : Menghapus Diri Sendiri
266      232     1     
Inspirational
Di SMA Nirwana Utama, gagal bukan sekadar nilai merah, tapi ancaman untuk dilupakan. Nawasena Adikara atau Sen dikirim ke Room Delete, kelas rahasia bagi siswa "gagal", "bermasalah", atau "tidak cocok dengan sistem" dihari pertamanya karena membuat kekacauan. Di sana, nama mereka dihapus, diganti angka. Mereka diberi waktu untuk membuktikan diri lewat sistem bernama R.E.S.E.T. Akan tetapi, ...
PUZZLE - Mencari Jati Diri Yang Hilang
1013      683     0     
Fan Fiction
Dazzle Lee Ghayari Rozh lahir dari keluarga Lee Han yang tuntun untuk menjadi fotokopi sang Kakak Danzel Lee Ghayari yang sempurna di segala sisi. Kehidupannya yang gemerlap ternyata membuatnya terjebak dalam lorong yang paling gelap. Pencarian jati diri nya di mulai setelah ia di nyatakan mengidap gangguan mental. Ingin sembuh dan menyembuhkan mereka yang sama. Demi melanjutkan misinya mencari k...
Halo Benalu
2807      1034     1     
Romance
Tiba-tiba Rhesya terlibat perjodohan aneh dengan seorang kakak kelas bernama Gentala Mahda. Laki-laki itu semacam parasit yang menempel di antara mereka. Namun, Rhesya telah memiliki pujaan hatinya sebelum mengenal Genta, yaitu Ethan Aditama.
Je te Vois
2164      1201     0     
Romance
Dow dan Oi sudah berteman sejak mereka dalam kandunganklaim kedua Mom. Jadi tidak mengherankan kalau Oi memutuskan ikut mengadopsi anjing, Teri, yang merupakan teman baik anjing adopsi Dow, Sans. Bukan hanya perihal anjing, dalam segala hal keduanya hampir selalu sama. Mungkin satu-satunya yang berbeda adalah perihal cita-cita dan hobi. Dow menari sejak usia 8 tahun, tapi bercita-cita menjadi ...
Catatan Takdirku
2337      1223     6     
Humor
Seorang pemuda yang menjaladi hidupnya dengan santai, terlalu santai. Mengira semuanya akan baik-baik saja, ia mengambil keputusan sembarangan, tanpa pertimbangan dan rencana. sampai suatu hari dirinya terbangun di masa depan ketika dia sudah dewasa. Ternyata masa depan yang ia kira akan baik-baik saja hanya dengan menjalaninya berbeda jauh dari dugaannya. Ia terbangun sebegai pengamen. Dan i...
Seharusnya Aku Yang Menyerah
242      201     0     
Inspirational
"Aku ingin menyerah. Tapi dunia tak membiarkanku pergi dan keluarga tak pernah benar-benar menginginkanku tinggal." Menjadi anak bungsu katanya menyenangkan dimanja, dicintai, dan selalu dimaafkan. Tapi bagi Mutia, dongeng itu tak pernah berlaku. Sejak kecil, bayang-bayang sang kakak, Asmara, terus menghantuinya: cantik, pintar, hafidzah, dan kebanggaan keluarga. Sementara Mutia? Ia hanya mer...
Me vs Skripsi
3595      1488     154     
Inspirational
Satu-satunya yang berdiri antara Kirana dan mimpinya adalah kenyataan. Penelitian yang susah payah ia susun, harus diulang dari nol? Kirana Prameswari, mahasiswi Farmasi tingkat akhir, seharusnya sudah hampir lulus. Namun, hidup tidak semulus yang dibayangkan, banyak sekali faktor penghalang seperti benang kusut yang sulit diurai. Kirana memutuskan menghilang dari kampus, baru kembali setel...
Andai Kita Bicara
1472      964     3     
Romance
Revan selalu terlihat tenang, padahal ia tak pernah benar-benar tahu siapa dirinya. Alea selalu terlihat ceria, padahal ia terus melawan luka yang tak kasat mata. Dua jiwa yang sama-sama hilang arah, bertemu dalam keheningan yang tak banyak bicaratetapi cukup untuk saling menyentuh. Ketika luka mulai terbuka dan kenyataan tak bisa lagi disembunyikan, mereka dihadapkan pada satu pilihan: tetap ...