Loading...
Logo TinLit
Read Story - DARI NOL KE SERAGAM
MENU
About Us  

Hari-hari kami berlalu dengan ritme yang mulai terasa berbeda. Reyhan dan aku sudah bukan sekadar teman sekelas yang sesekali menyapa. Kehadirannya mulai menjadi bagian yang aku tunggu-tunggu setiap hari. Tapi, entah kenapa, hati ini juga kerap kali dibuat bingung dan malu sendiri.
Pagi itu, suasana kelas terasa hangat. Matahari masuk lewat jendela, menebar cahaya lembut ke setiap sudut ruangan. Aku duduk di mejaku, mencoba fokus pada buku pelajaran, tapi pikiranku terus melayang ke Reyhan yang duduk tak jauh dariku.
Saat aku mengangkat kepala, kami bertatapan. Aku cepat-cepat menunduk, wajahku panas, sementara hatiku berdetak lebih kencang dari biasanya.
“Kenapa kamu kayak gitu sih?” tanya Reyhan pelan, suaranya hampir seperti bisikan.
Aku menoleh sedikit, masih berusaha menyembunyikan rasa malu. “Apa maksudmu?”
Dia tersenyum kecil, “Kamu selalu salah tingkah kalau aku lihat.”
Aku membalas dengan senyum canggung, “Mungkin karena kamu yang mulai duluan.”
Dia tertawa pelan, dan suasana jadi lebih ringan. Aku merasa lega, tapi tetap saja ada gelombang getaran di dada yang sulit ku jelaskan.
Jam istirahat tiba, dan aku berdiri untuk ke kantin. Tak sengaja, aku bertabrakan dengan Reyhan di lorong. Kami berdua saling terkejut, dan aku melihat wajahnya berubah merah seperti aku.
“Kamu gimana?” tanyaku cepat, berusaha menyembunyikan rasa grogi.
“Aku? Aku... baik,” jawabnya terbata-bata.
Kami berjalan bersama menuju kantin, saling menghindari tatapan, tapi tanpa sadar tangan kami sempat bersentuhan. Detik itu, seolah listrik kecil menyambar ujung-ujung jari, membuat aku terpaku sejenak.
Setelah beberapa saat, aku memberanikan diri berkata, “Maaf ya, tadi aku agak ceroboh.”
Reyhan tersenyum, “Aku juga nggak fokus tadi.”
Kami tertawa bersama, dan canggung itu mulai mencair perlahan. Aku merasa ada kehangatan yang tumbuh makin dalam, tapi aku juga takut kalau perasaan ini terlalu cepat terungkap.
Hari-hari berikutnya, kami semakin sering berinteraksi. Kadang saat di kelas, Reyhan membantu menjelaskan pelajaran yang aku kurang paham. Kadang pula kami berbagi cerita tentang hal-hal yang tidak pernah aku bagi dengan siapapun sebelumnya.
Aku mulai merasa Reyhan bukan hanya teman biasa. Dia adalah seseorang yang mengerti aku, dengan segala kelebihan dan kekuranganku.
Suatu sore, saat kami duduk berdua di taman sekolah, Reyhan tiba-tiba memegang tanganku. Jantungku langsung berdegup kencang, dan aku merasa seluruh tubuhku hangat.
“Kamu tahu, Alya,” katanya pelan, “aku senang bisa kenal kamu. Kamu membuat hari-hariku lebih berarti.”
Aku menatap matanya yang jujur dan tulus, dan tanpa sadar aku tersenyum.
“Aku juga, Reyhan.”
Saat itu aku tahu, kami sudah melewati batas pertemanan biasa. Ada sesuatu yang lebih dalam, sesuatu yang membuat aku merasa takut dan bahagia sekaligus.
Tapi aku juga sadar, perjalanan kami masih panjang. Ada banyak hal yang harus kami hadapi bersama, dan aku ingin kami tetap kuat melewati semuanya.
Untuk sekarang, aku hanya ingin menikmati setiap detik yang kami punya. Detik-detik yang membuat aku merasa hidup, dan jatuh cinta dengannya. 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Kuburan Au
815      544     3     
Short Story
Au, perempuan perpaduan unik dan aneh menurut Panji. Panji suka.
Maroon Ribbon
533      389     1     
Short Story
Ribbon. Not as beautiful as it looks. The ribbon were tied so tight by scars and tears till it can\'t breathe. It walking towards the street to never ending circle.
Lost you in Netherland
644      402     0     
Short Story
Kali ini aku akan benar - benar kehilangannya !!
Kenangan Terakhir Bersama Seorang Sahabat
901      539     2     
Short Story
Kisah ini mengingatkanku, ketika kita pertama kali bertemu denganmu. tapi pada akhirnya kau...
Can You Hear My Heart?
708      421     11     
Romance
Pertemuan Kara dengan gadis remaja bernama Cinta di rumah sakit, berhasil mengulik masa lalu Kara sewaktu SMA. Jordan mungkin yang datang pertama membawa selaksa rasa yang entah pantas disebut cinta atau tidak? Tapi Trein membuatnya mengenal lebih dalam makna cinta dan persahabatan. Lebih baik mencintai atau dicintai? Kehidupan Kara yang masih belia menjadi bergejolak saat mengenal ras...
Sweetest Thing
2362      1160     0     
Romance
Adinda Anandari Hanindito "Dinda, kamu seperti es krim. Manis tapi dingin" R-
SURAT CINTA KASIH
598      432     6     
Short Story
Kisah ini menceritakan bahwa hak kita adalah mencintai, bukan memiliki
Interaksi
552      378     0     
Romance
Ada manusia yang benar benar tidak hidup di bumi, sebagian dari mereka menciptakan dunia mereka sendiri. Seperti halnya Bulan dan Yolanda. Bulan, yang terlalu terobsesi dengan buku novel dan Yolanda yang terlalu fanatik pada Korea. Dua duanya saling sibuk hingga berteman panjang. Saat mereka mencapai umur 18 dan memutuskan untuk kuliah di kampus yang sama, perasaan takut melanda. Dan berencana u...
No Longer the Same
634      447     1     
True Story
Sejak ibunya pergi, dunia Hafa terasa runtuh pelan-pelan. Rumah yang dulu hangat dan penuh tawa kini hanya menyisakan gema langkah yang dingin. Ayah tirinya membawa perempuan lain ke dalam rumah, seolah menghapus jejak kenangan yang pernah hidup bersama ibunya yang wafat karena kanker. Kakak dan abang yang dulu ia andalkan kini sibuk dengan urusan mereka sendiri, dan ayah kandungnya terlalu jauh ...
Secret’s
4318      1377     6     
Romance
Aku sangat senang ketika naskah drama yang aku buat telah memenangkan lomba di sekolah. Dan naskah itu telah ditunjuk sebagai naskah yang akan digunakan pada acara kelulusan tahun ini, di depan wali murid dan anak-anak lainnya. Aku sering menulis diary pribadi, cerpen dan novel yang bersambung lalu memamerkannya di blog pribadiku. Anehnya, tulisan-tulisan yang aku kembangkan setelah itu justru...