Loading...
Logo TinLit
Read Story - FaraDigma
MENU
About Us  

Setelah Aldino kembali ke dalam dapur, Digma menyusul masuk. Ia langsung mendekat pada gadis itu.

"Lo nggak apa-apa, Ra?" tanya Digma cepat. Matanya menyorot khawatir.

Fara tak menjawab. Ia bangkit dari kursi dan menatap Digma kesal.

"Kenapa lo siram dia?!"

Digma mengusap kepalanya kasar. "Gue nggak punya pilihan, Ra."

"Pilihan apa sih maksud lo?" teriak Fara frustasi. "Lo sadar nggak sih lo tuh korban rundungan Gery dan lo keliatan nggak takut sama dia. Lo siapa sih?"

Digma terdiam. Ia melirik Aldino tajam yang langsung dijawab gelengan. Ia mulai curiga Aldino diam-diam membongkar rahasianya.

"Gue ... gue–" Lidah Digma kelu. Matanya beralih beberapa kali.

"Lo manusia kan?"

"I-iya manusia."

"Harusnya lo punya rasa takut lah! Lo harusnya tau kalo dengan nyiram Gery dia bakal lebih ngerundung lo dan lo dalam bahaya! Gue nggak mau lo sampe kayak ..." omelan Fara menjeda. Kini hanya terdengar suara napasnya yang naik turun. Namun matanya yang berkaca-kaca tak lepas dari Digma.

Tak tahan dengan suasana tegang, Aldino maju dan melerai keduanya.

"Udah ... udah ... gue udah muak liat pertengkaran rumah tangga di rumah antara bokap sama nyokap gue. Gue nggak mau liat lagi di sini." Ia lalu mendorong punggung Digma agar maju dan masuk keruangan lebih dalam.

Membuat Fara yang di depan Digma mau tak mau ikut berjalan maju hingga ke pintu paling ujung.

Setelah melewati dapur dan pintu terbuka, suasana restoran yang sedang ramai pun menyambut mereka. Aroma makanan dan minuman langsung menguar di ruangan bergaya minimalis ini.

Begitu sampai di area makan, seorang pria dengan apron hitam menyambut mereka.

"Udah aman, Bro?" sapa pria itu santai.

"Yoi, Bro. Makasih banyak buat tempatnya!" jawab Aldino sambil menepuk bahu temannya.

"Gue juga makasih banget buat kunci jawa—" pria itu refleks menghentikan ucapannya begitu Aldino memberi kode gelengan kepala. Ia langsung beralih menyuruh Digma dan Fara ikut antre di meja pemesanan.

Sambil mengantre, seorang pria berambut gondrong tiba-tiba menyelak antrean. Digma menatapnya tak percaya.

"Mas, mohon antre, ya," ucapnya sopan tapi tegas.

Namun cowok itu hanya menoleh malas dan berdecak. "Suka-suka gue, lah."

Melihat sikap yang keterlaluan itu, Digma menarik bahunya pelan. "Mohon antre, ya. Lo nggak denger tadi?"

Cowok itu menepis tangan Digma dan menantang, "Lo mau apa, hah?"

Tanpa aba-aba, Aldino maju dan menghantam wajah cowok itu dengan satu pukulan keras.

"Banyak bacot, anjir!" makinya. "Kalau nggak bisa antre, jangan makan di sini!"

Digma buru-buru menahan bahu Aldino. Kalau cowok itu sudah marah, bisa repot sendiri.

"Dia nyebelin banget, Bang!" gerutu Aldino, masih emosi. "Monyet lo ya!"

Digma dan teman barista itu pun menarik Aldino ke meja makan. Sementara cowok pengacau tadi langsung diusir keluar.

Tak lama kemudian, mereka sudah duduk di meja nomor khusus. Berkat insiden tadi, mereka mendapat izin memesan tanpa antre.

"Sorry," tukas Aldino setelah mendapat tatapan heran dari Fara. "Kalau gue lapar emang bawaannya pengen makan orang," kata Aldino sambil tertawa kecil.

Fara akhirnya ikut tertawa. "Nggak apa-apa. Salah dia juga kok. Udah tahu ramai, malah nyelak."

"Iya kan. Dikira yang mau makan dia doang? Lah kita antre di sana mau ngapain? Bayar Zakat?"

Tawa Fara kembali pecah. Membuat Digma diam-diam menatap gadis itu dengan lembut. Bibir merah mudanya melengkung manis, memperlihatkan deretan gigi rapi. Untuk pertama kalinya, Digma merasa melihat sesuatu yang lebih manis dari satu toples gula di rumahnya.

Tak lama, makanan datang. Digma sigap membantu menata piring dan memberikan alat makan ke Fara.

Fara tersenyum dan mengangguk sebagai tanda terima kasih. Aroma spagheti carbonara di depannya benar-benar menggoda setelah seharian penuh drama.

"Ra, maafin gue ya," tukas Digma sambil menunduk. Matanya lalu menyorot tulus.

Fara mengangguk pelan. "Gue juga tadi nggak bermaksud marah. Gue cuma ... takut."

"Gue paham." Digma melemparkan senyumannya. Memberi ketenangan di tengah kegelisahan mereka.

"Jadi lo ... temannya Digma, ya?" Fara kini beralih menatap Aldino. Kedua alisnya terangkat.

"Bukan sekadar teman, gue mah," jawab Aldino cepat, senyumnya langsung mengembang begitu diajak bicara oleh Fara. Kalau sudah begini, gayanya berubah total. "Sahabat."

"Sahabat ... Digma?" Fara menoleh ke arah Digma di seberang, sedikit bingung, apalagi setelah melihat tatapan tajam cowok itu ke Aldino.

Mendapat sinyal ancaman halus dari Digma, Aldino buru-buru mengoreksi ucapannya. "Maksud gue, mantan sahabat. Hehe."

"Mantan sahabat?" Fara mengernyit. "Maksudnya gimana tuh?"

Digma mengambil alih percakapan. "Intinya dia temen lama gue, Ra. Jangan terlalu serius dengerin omongan dia," potong Digma cepat, khawatir Fara semakin bingung mendengar celotehan Aldino yang suka asal.

Aldino hanya tertawa lalu mengangguk semangat. "Nama kamu Fara, kan?"

"Iya," jawab Fara, masih setengah penasaran.

"Wah, kamu kelewat sih!"

"Kelewat apa?"

"Kelewat cantik!" goda Aldino sambil mengedipkan sebelah mata, menampilkan senyum jahil andalannya.

Digma langsung menginjak kaki Aldino di sebelahnya cukup keras hingga cowok itu menunduk sambil menahan jeritan.

"Aw! Sakit, Bang!" pekiknya, tapi Digma langsung menimpal cepat.

"Dia kerja paruh waktu di restoran ini, Ra. Makanya tadi pas kita lewat, dia kebetulan bantuin kita," jelas Digma seadanya sambil fokus melahap makanan di depannya.

"Bohong!" Aldino menegak mojito miliknya. "Jelasin dong pekerjaan gue yang keren itu, Bang!" protes Aldino tak terima.

Digma hanya diam sambil menyipitkan mata. Aldino pun tak tahan dan mendekat ke arah Fara sambil memamerkan gaya khasnya.

"Sesuai nama gue ya, Ra, Aldino si Troublemaker tapi juga problem-solver. Gue bisa bantu orang kaya—mmphh!"

Mulutnya langsung dibekap Digma. Fara hanya mengerjap, bingung melihat adegan yang mendadak seperti drama komedi.

Digma mendekatkan mulutnya ke telinga Aldino dan berbisik penuh tekanan, "Lo buka suara lagi, gue buka semua rahasia gelap lo."

Mata Aldino membulat. Ia tahu Digma menyimpan cukup banyak 'amunisi' untuk menjatuhkannya. Ia pun mengangkat kedua tangan, tanda menyerah.

Mereka akhirnya fokus menghabiskan makanan masing-masing.

Sambil makan, Fara lalu membuka ponsel dan menggulir feed Instagram. Tapi matanya membelalak saat melihat satu unggahan yang cukup mengagetkan.

๐Ÿ“ธ Foto Gery dan teman-temannya di Nirvana Zone
๐Ÿ“ Caption: Boleh dong infoin gue, kalo ada yang liat Digma sama Fara, langsung DM gue ya!

Fara menelan ludah susah payah. Ia lalu menunjukkan layar ponselnya pada Digma.

"Dig ... dia lagi di Nirvana Zone," ujarnya dengan nada tegang.

"Nirvana Zone?" Digma mengerutkan kening. "Itu tempat apa, Ra?"

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
A Ghost Diary
5709      1950     4     
Fantasy
Damar tidak mengerti, apakah ini kutukan atau kesialan yang sedang menimpa hidupnya. Bagaimana tidak, hari-harinya yang memang berantakan menjadi semakin berantakan hanya karena sebuah buku diary. Semua bermula pada suatu hari, Damar mendapat hukuman dari Pak Rizal untuk membersihkan gudang sekolah. Tanpa sengaja, Damar menemukan sebuah buku diary di tumpukkan buku-buku bekas dalam gudang. Haru...
Time Travel : Majapahit Empire
57354      6533     10     
Fantasy
Sarah adalah siswa SMA di surabaya. Dia sangat membenci pelajaran sejarah. Setiap ada pelajaran sejarah, dia selalu pergi ke kantin. Suatu hari saat sekolahnya mengadakan studi wisata di Trowulan, sarah kembali ke zaman kerajaan Majapahit 700 tahun yang lalu. Sarah bertemu dengan dyah nertaja, adik dari raja muda Hayam wuruk
KAU, SUAMI TERSAYANG
702      483     3     
Short Story
Kaulah malaikat tertampan dan sangat memerhatikanku. Aku takut suatu saat nanti tidak melihatku berjuang menjadi perempuan yang sangat sempurna didunia yaitu, melahirkan seorang anak dari dunia ini. Akankah kamu ada disampingku wahai suamiku?
Story of time
2531      1027     2     
Romance
kau dan semua omong kosong tentang cinta adalah alasan untuk ku bertahan. . untuk semua hal yang pernah kita lakukan bersama, aku tidak akan melepaskan mu dengan mudah. . .
Loveless
16190      6746     615     
Inspirational
Menjadi anak pertama bukanlah pilihan. Namun, menjadi tulang punggung keluarga merupakan sebuah keharusan. Itulah yang terjadi pada Reinanda Wisnu Dhananjaya. Dia harus bertanggung jawab atas ibu dan adiknya setelah sang ayah tiada. Wisnu tidak hanya dituntut untuk menjadi laki-laki dewasa, tetapi anak yang selalu mengalah, dan kakak yang wajib mengikuti semua keinginan adiknya. Pada awalnya, ...
I Hate My Brother
505      345     1     
Short Story
Why my parents only love my brother? Why life is so unfair??
TITANICNYA CINTA KITA
0      0     0     
Romance
Ketika kapal membawa harapan dan cinta mereka karam di tengah lautan, apakah cinta itu juga akan tenggelam? Arka dan Nara, sepasang kekasih yang telah menjalani tiga tahun penuh warna bersama, akhirnya siap melangkah ke jenjang yang lebih serius. Namun, jarak memisahkan mereka saat Arka harus merantau membawa impian dan uang panai demi masa depan mereka. Perjalanan yang seharusnya menjadi a...
Letter hopes
1241      693     1     
Romance
Karena satu-satunya hal yang bisa dilaukan Ana untuk tetap bertahan adalah dengan berharap, meskipun ia pun tak pernah tau hingga kapan harapan itu bisa menahannya untuk tetap dapat bertahan.
Untuk Takdir dan Kehidupan Yang Seolah Mengancam
890      604     0     
Romance
Untuk takdir dan kehidupan yang seolah mengancam. Aku berdiri, tegak menatap ke arah langit yang awalnya biru lalu jadi kelabu. Ini kehidupanku, yang Tuhan berikan padaku, bukan, bukan diberikan tetapi dititipkan. Aku tahu. Juga, warna kelabu yang kau selipkan pada setiap langkah yang kuambil. Di balik gorden yang tadinya aku kira emas, ternyata lebih gelap dari perunggu. Afeksi yang kautuju...
TWINS STORY
1482      793     1     
Romance
Di sebuah mansion yang sangat mewah tinggallah 2 orang perempuan.Mereka kembar tapi kayak nggak kembar Kakaknya fenimim,girly,cewek kue banget sedangkan adiknya tomboynya pake banget.Sangat berbeda bukan? Mereka adalah si kembar dari keluarga terkaya nomor 2 di kota Jakarta yaitu Raina dan Raina. Ini adalah kisah mereka berdua.Kisah tentang perjalanan hidup yang penuh tantangan kisah tentang ci...