Loading...
Logo TinLit
Read Story - Selaras Yang Bertepi
MENU
About Us  

Langkah kaki menaiki tangga menuju lantai dua, di mana letak jurusan IPS berada, bahwa langkah tersebut menuju sebuah ruangan kelas dua belas. Saat itu bel jam pulang telah berbunyi nyaring, lantas kelas Elin belum kunjung bubar, terdengar penjelasan materi sejarah.

Serasa sunyi ruangan bersamaan ada bisikkan menanyakan kapan akan segera pulang, hiruk keramaian luar kelas berseliweran Lalu lalang menuruni tangga, sontak itu menjadi perdebatan dalam gumaman. Terutama cowok yang ingin segera rampung, dengan sesuatu rencana yang akan dilakukan, yaitu sebuah obrolan anak tongkrongan.

Pintu bergaya kupu-kupu terbuka lebar, berdiri tubuh pada tepi kiri mengamati wajah kekasih dari kejauhan, lalu senyuman tipis bagai rasa kagum. Diambil benda berukuran pipih dari dalam kantung celana, memfokuskan kamera ponsel untuk bisa mengambil gambar lebih jelas dengan memperbesar ukuran, dalam hitungan detik tombol tersentuh beberapa kali.

“Pak, kapan pulangnya saya mau kerja, kelas lain sudah pada pulang?” Rendra mulai membuka suara, sudah pasti semua setuju dengan pertanyaan tersebut, apalagi cowok yang geram ingin segera menyudahi pembahasan sejarah.

“Bereskan buku-buku ke dalam tas, pimpin doa!” jawab guru pengajar berjalan menuju tempat duduk sambil menunggu semua selesai berberes, anggukkan kepala sebagai tanda arah untuk berdoa disegerakan.

“Berdoa di dalam hati mulai!” sebuah doa dipanjatkan atas rasa syukur telah belajar hari ini , “Berdoa selesai”

“Selamat sore, hati-hati pulangnya!”

“Sore.” serentak diikuti berjalan meninggalkan tempat duduk masing-masing, perlahan ruangan seakan berubah kesunyian, menyisakan bentuk kurang beraturan.

“Darian, kamu sudah lama di sini?”

“Lumayan. Serius banget belajarnya, sampai aku yang lihat dari luar enggak tahu!”

“Aku enggak tahu kalau kamu tunggu di sini, biasanya kan di tangga” menggandeng lengan tangan sebelah kanan, sambil berjalan terakhir menuruni tangga, sesekali melihat wajah Darian dengan menampilkan wajah tersenyum.

“Habis aku sudah kangen, enggak boleh?” rayu Darian dengan nada suara bikin cewek yang mendengar bisa meleleh, apalagi itu sudah membuat Elin semakin salah tingkah dengan mengalihkan pandangan ke samping.

“Boleh sih.”

“Mau jalan ke mana, heem?” terus menatap wajah sambil menunggu jawaban, “Nonton? Makan?”

“Makan. Aku sudah lapar gara-gara dari tadi belajar terus, habis itu kita bersepeda keliling sini saja, gimana?” jawab Elin sebentar lagi akan sampai di area parkir khusus mobil baik milik guru maupun siswa-siswi, karena area ini tidak begitu luas sebab banyak yang mengenakan sepeda motor.

“Kamu mau makan apa?”

Melewati beberapa siswa masih asyik bercanda.

“Terserah”

“Bakso?”

“Enggak ah, bosan makan bakso terus”

“Terus mau makan apa? Mie ayam?” saran Darian belum menentukan rekomendasi lain, meski sebenarnya agak bengung jika harus dijawab terserah.

“Enggak mau, tadi di kantin habis makan mie ayam”

“Apa ya?” Darian berpikir apa yang akan dibeli, karena pilihan itu tidak mau.

“Terserah”

“Nasi goreng?”

“Bosen, yang lain”

“Kita makan sushi atau steak daging? Gimana kalau steak di restoran dekat pertigaan?”

“Terserah kamu saja, aku ikut....”

                             ***

Seragam putih abu-abu telah berganti. Kini hanya mengenakan kaos polos lengan pendek, celana pendek berwarna cream dan celemek hitam. Musik dari gitar akustik menemani, meski hanya beberapa lagu terdengar dari sound sistem pada pojok ruangan.

“Masih saja mikirin Elin, dia sekarang lagi sibuk pacaran. Sudahlah enggak usah dipikir, lihat salah satu cewek-cewek itu dari tadi lihatin elo terus, coba ajak kenalan. Siapa tahu kalian cocok, enggak usah kebanyakan mikir....” saran Ghazi hanya duduk sambil menikmati keramaian kafe miliknya, tidak lupa meminum es teh untuk mereda dahaga usai melayani.

“Percuma, yang ada gue malah bikin itu cewek sakit hati, gara-gara terlalu berharap sama orang yang enggak punya perasaan buat dia. Mending pura-pura enggak tahu, biar pelan-pelan dia pergi sendiri....”

“Curhat elo?” duduk di kursi barista berdekatan dengan posisi kursi milik Rendra, “Kalau dicerna kata-kata itu lebih fokus ke elo sendiri”

“Gha. Biasanya setiap hari rabu gue enggak masuk kerja, gara-gara mau makan lalapan sama Elin. Tapi sekarang enggak, dia sekarang lagi makan lalapan enggak ya sama Darian?”

“Mana gue tahu, coba elo telepon, dia sekarang ada di mana. Sekalian larang ajak Darian beli di tempat favorit kalian”

“Enggak ah, elo kan tahu Darian pernah chat gue pakai hp Elin supaya jauhi hubungan mereka berdua, terutama jaga jarak dari Elin. Awalnya sih sakit hati....”

“Sampai seterusnya bakal sakit hati juga...” lanjut Ghazi sudah bisa menebak apa yang sedang dirasakan, karena itu Ghazi mencoba membuat situasi hati Rendra tidak berlarut-larut dalam kesedihan.

Rendra dan Ghazi kembali saling mendiamkan setelah percakapan terus berulang-ulang, walaupun begitu tidak ada rasa bosan dari diri Ghazi untuk menyudahi obrolan, melainkan mencoba mendukung apapun keputusan yang diambil. Sebab tentang perasaan bukanlah hal mudah dituntaskan dengan sekejap, butuh kekuatan batin jika setiap saat terjadi sesuatu.

Tutur kata tetap terjaga dengan menggunakan kelembutan, agar tidak ada tanda memancing emosi hingga perdebatan, jika sudah membahas Elin. Sudah bisa dipastikan hati Rendra akan mudah sensitif terhadap penjabaran buruk. Sekeras-kerasnya akan memberikan tameng kuat dalam menjaga nama baik cinta dalam diam, hanya untuk Elin seorang!

Rendra jalan ke belakang sambil membawa wadah tempat gelas kotor, terlihat tumpukan gelas dan piring kotor. Segera dibilas sambil mendengar musik yang sedang diputar pada sound sistem kafe, sekarang jam menunjukkan pukul delapan malam.

Kembali lagi Rendra ke tempat semula, tidak lupa membawa tas sekolah yang dibawa tadi. Sembari menunggu pelanggan datang, Ghazi juga ikut belajar bersama, karena besok ada ulangan.

Datanglah Farrel juga membawa tas sekolah, “Sudah dimulai nih?”

“Belum, gue lagi kerjain bahasa daerah” jawab Rendra menulis aksara Jawa dibuku, bisa dibilang ini pelajaran kesukaannya setelah sejarah.

“Martabak telur pesanan gue mana?” ucap Ghazi memerhatikan Farrel begitu santai menyeruput es teh miliknya.

“Oh iya, bentar gue ambil di sepeda dulu” Selang beberapa detik Farrel kembali, “Elo berdua sudah lihat grup?”

“Mana sempat, kafe gue lagi ramai...”

“Malam minggu anak-anak futsal ngajak nongkrong di sini, gimana menurut elo?” Jelas Farrel membuka bungkus martabak telur, samar-samar kepulan asap menyuarakan aroma gurih.

“Kafe gue mesti ditutup apa enggak?”

“Enggak usah, tadi gue sepakat sama yang lain, mau bikin acara kecil-kecilan. Makan bareng ayam geprek yang dijual dekat pertigaan, kan bisa dibawa pulang. Anak-anak ada yang mau bawa gitar, piano sama drum punya elo”

“Nge band nih rencananya?” sahut Rendra masih fokus menulis.

“Iya gitulah. Kalau kalian setuju gue bakal bilang ke anak-anak”

“Gue mah setuju saja, soal tempat biar gue yang urus!” kata Ghazi beranjak sebab ada yang pesan kopi.

                               ***

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Return my time
325      275     2     
Fantasy
Riana seorang gadis SMA, di karuniai sebuah kekuatan untuk menolong takdir dari seseorang. Dengan batuan benda magis. Ia dapat menjelajah waktu sesuka hati nya.
Lantas?
69      67     0     
Romance
"Lah sejak kapan lo hilang ingatan?" "Kemarin." "Kok lo inget cara bernapas, berak, kencing, makan, minum, bicara?! Tipu kan lo?! Hayo ngaku." "Gue amnesia bukan mati, Kunyuk!" Karandoman mereka, Amanda dan Rendi berakhir seiring ingatan Rendi yang memudar tentang cewek itu dikarenakan sebuah kecelakaan. Amanda tetap bersikeras mendapatkan ingatan Rendi meski harus mengorbankan nyawan...
Ich Liebe Dich
12401      2035     4     
Romance
Kevin adalah pengembara yang tersesat di gurun. Sedangkan Sofi adalah bidadari yang menghamburkan percikan air padanya. Tak ada yang membuat Kevin merasa lebih hidup daripada pertemuannya dengan Sofi. Getaran yang dia rasakan ketika menatap iris mata Sofi berbeda dengan getaran yang dulu dia rasakan dengan cinta pertamanya. Namun, segalanya berubah dalam sekejap. Kegersangan melanda Kevin lag...
Langkah yang Tak Diizinkan
340      283     0     
Inspirational
Katanya dunia itu luas. Tapi kenapa aku tak pernah diberi izin untuk melangkah? Sena hidup di rumah yang katanya penuh cinta, tapi nyatanya dipenuhi batas. Ia perempuan, kata ibunya, itu alasan cukup untuk dilarang bermimpi terlalu tinggi. Tapi bagaimana kalau mimpinya justru satu-satunya cara agar ia bisa bernapas? Ia tak punya uang. Tak punya restu. Tapi diam-diam, ia melangkah. Dari k...
Dua Warna
750      516     0     
Romance
Dewangga dan Jingga adalah lelaki kembar identik Namun keduanya hanya dianggap satu Jingga sebagai raga sementara Dewangga hanyalah jiwa yang tersembunyi dibalik raga Apapun yang Jingga lakukan dan katakan maka Dewangga tidak bisa menolak ia bertugas mengikuti adik kembarnya Hingga saat Jingga harus bertunangan Dewanggalah yang menggantikannya Lantas bagaimana nasib sang gadis yang tid...
Like a Dandelion
3244      1182     2     
Romance
Berawal dari kotak kayu penuh kenangan. Adel yang tengah terlarut dengan kehidupannya saat ini harus kembali memutar ulang memori lamanya. Terdorong dalam imaji waktu yang berputar ke belakang. Membuatnya merasakan kembali memori indah SMA. Bertemu dengan seseorang dengan sikap yang berbanding terbalik dengannya. Dan merasakan peliknya sebuah hubungan. Tak pernah terbesit sebelumnya di piki...
Behind Friendship
4896      1459     9     
Romance
Lo harus siap kalau rasa sahabat ini bermetamorfosis jadi cinta. "Kalau gue cinta sama lo? Gue salah? Mencintai seseorang itu kan hak masing masing orang. Termasuk gue yang sekarang cinta sama lo," Tiga cowok most wanted dan dua cewek receh yang tergabung dalam sebuah squad bernama Squad Delight. Sudah menjadi hal biasa jika kakak kelas atau teman seangkatannya meminta nomor pon...
Qodrat Merancang Tuhan Karyawala
3145      1701     0     
Inspirational
"Doa kami ingin terus bahagia" *** Kasih sayang dari Ibu, Ayah, Saudara, Sahabat dan Pacar adalah sesuatu yang kita inginkan, tapi bagaimana kalau 5 orang ini tidak mendapatkan kasih sayang dari mereka berlima, ditambah hidup mereka yang harus terus berjuang mencapai mimpi. Mereka juga harus berjuang mendapatkan cinta dan kasih sayang dari orang yang mereka sayangi. Apakah Zayn akan men...
Sekotor itukah Aku
428      328     4     
Romance
Dia Zahra Affianisha, Mereka memanggil nya dengan panggilan Zahra. Tak seperti namanya yang memiliki arti yang indah dan sebuah pengharapan, Zahra justru menjadi sebaliknya. Ia adalah gadis yang cantik, dengan tubuh sempurna dan kulit tubuh yang lembut menjadi perpaduan yang selalu membuat iri orang. Bahkan dengan keadaan fisik yang sempurna dan di tambah terlahir dari keluarga yang kaya sert...
Telat Peka
1392      651     3     
Humor
"Mungkin butuh gue pergi dulu, baru lo bisa PEKA!" . . . * * * . Bukan salahnya mencintai seseorang yang terlambat menerima kode dan berakhir dengan pukulan bertubi pada tulang kering orang tersebut. . Ada cara menyayangi yang sederhana . Namun, ada juga cara menyakiti yang amat lebih sederhana . Bagi Kara, Azkar adalah Buminya. Seseorang yang ingin dia jaga dan berikan keha...